SEJAK abad ke-16 M orang Inggris sudah banyak yang merantau. Kapal dagangnya menguasai hampir seluruh lautan di dunia. Ada pepatah di Inggris, bahwa Inggris menguasai lautan, tidak pernah matahari terbenam di daerah kekuasaan Inggris.
Negara ini mempunyai koloni di Australia, Hongkong, Malaysia, India, Amerika Utara, Kanada, dan beberapa tempat di Afrika. Tidak sedikit kekayaan yang dibawa perantau itu pulang ke negara ini dan tidak sedikit kekayaan yang disetor koloni kepada pemerintahan Inggris.
Untuk bisa ikut mengambil bagian dari kekayaan yang banyak itu, orang Yahudi beramai-ramai berdagang ke negara ini, baik secara terang terangan atau secara gelap. Banyak penyelundupan mereka lakukan, baik barang keluar ataupun barang masuk ke Inggris.
Melihat tingkah polah orang Yahudi itu, Raja Edwar I membatasi usaha Yahudi dan mengusir banyak orang Yahudi dari Inggris. Yahudi Inggris membawa masalahnya kepada Yahudi Eropa. Yahudi Eropa bersatu dengan Yahudi Inggris mempreteli negara ini.
Minesbach bin Israil, pemuka Yahudi Belanda berhasil meyakinkan panglima angkatan bersenjata Inggris Oliver Cromwel, bahwa raja Edwar dan Charles penggantinya adalah pengkhianat rakyat. Oliver Cromwel juga dapat mereka yakinkan bahwa orang Yahudi adalah bangsa yang unggul, kekasih Allah, barang siapa yang menentangnya akan dibinasakan oleh Allah.
Baca juga: [16] Yahudi: Berpura-pura Jadi ‘Domba’
Oliver Cromwel membuat gerakan bawah tanah, melakukan pemberontakan terhadap raja. Seorang Yahudi Spanyol; Fernandes Carfagal diangkat menjadi penasehat militer. Segala sesuatu yang akan dilakukan oleh militer harus mendapat persetujuan Fernandes.
Fernandes pindah ke Inggris di bawah perlindungan kedutaan Portugal. Ribuan tentara bayaran diselundupkan ke negara ini dari daratan Eropa. Mereka bergabung dengan gerakan bawah tanah di bawah perlindungan pasukan Cromwell.
Beberapa kejadian penting dicatat dalam sejarah Inggris. Pada 06.01.1649 M dibentuk mahkamah tinggi militer di bawah Cromwel. Dan Cromwel bersama Carvagal dapat meyakinkan rakyat bahwa raja Charles telah mengkhianati rakyat.
Pada 30.01.1649 M Raja Charles dihukum gantung di lapangan White Hall London. Cromwel dikucurkan dana yang dijanjikan. Tahun 1649 Irlandia diduduki Cromwel. Pemberontakan Son of Irons dibinasakan Cromwel. Tahun 1651 M Charles II, anak raja Charles I, dikalahkan Cromwel. Charles dibuang ke Perancis.
Mulai tahun 1653 M Cromwel menjadi penguasa mutlak atas Inggris. Empat tahun berkuasa, tahun 1657 M Cromwel meninggal dunia. Dia digantikan putranya Richard. Tetapi tahun 1659 M Richard mengundurkan diri sebagai penguasa. Dia bergabung dengan golongan yang memusuhi bapaknya. Alasan Richard, terlampau banyak pihak Yahudi mengelilingi kelompok bapaknya.
Pada tahun 1660 M kelompok Richard yakni Jenderal Monk menguasai London. Monk memanggil Charles II dari Perancis dan menobatkannya jadi raja Inggris.
Tahun 1661 M persekongkolan Cromwel dengan Yahudi terbuka kepada umum. Makam Cromwel dibongkar rakyat, tulang tulangnya disiksa rakyat sebagai pelampiasan kemarahannya.
Charles II meninggal dunia, 1685 M, dan digantikan oleh Duke of York dengan gelar Jame II. Duke of Mouth Moat di bawah asuhan Yahudi memberontak tapi dapat dikalahkan dan dihukum mati. Tahun 1689 M raja James II digulingkan oleh Wiliam of Oranges bersama puteri Marry yang beragama Protestan. Raja Jame II melarikan diri ke Prancis. Kemudian dia berlindung ke Irlandia yang sama beragama Katolik dengannya.
Kemudian terjadi peperangan yang berkepanjangan atas permainan di belakang layar oleh pihak Yahudi. Tahun 1700 M utang pemerintah Inggris kepada bank Yahudi London sudah berjumlah 1.250.000 poundsterling. Tahun 1800 M utang negara ini kepada bank Yahudi membengkak jadi 885 miliar poundsterling.
Penulis:
~ Asbir Dt. Rajo Mangkuto
~ Gambar oleh David Mark dari Pixabay