[2] Yahudi: Musa selamatkan Bani Israil

redaksi bakaba

Tahun 1250 SM (sebelum masehi) Yahudi bersama Bani Israil diselamatkan Musa ke Palestina. Awal kisahnya, sewaktu bani Israil termasuk Yahudi berangkat dari Mesir, mereka dikejar Fir’aun dan tentaranya.

Jerusalem - Gambar oleh Christine Schmidt dari Pixabay
Jerusalem – Gambar oleh Christine Schmidt dari Pixabay

Tahun 1250 SM (sebelum masehi) Yahudi bersama Bani Israil diselamatkan Musa ke Palestina. Awal kisahnya, sewaktu bani Israil termasuk Yahudi berangkat dari Mesir, mereka dikejar Fir’aun dan tentaranya. Bani Israil, suku Yahudi terjepit antara laut dan Fir’aun dengan tentaranya. Musa mengacungkan tongkatnya ke arah laut. Laut pun terbelah. Terbentanglah jalan yang cukup lebar. Setelah bani Israil, Yahudi sampai di seberang, laut kembali bertaut. Fir’aun bersama tentaranya tenggelam di dasar laut. Tuhan menjelaskan kejadian itu dalam kitabullah <Q.10/92>): Falyauma nunajjiika bibadanika litakuuna liman khalfaka aayatan. (Pada hari ini aku selamatkan badan engkau untuk menjadi ayat bagi orang yang kemudian dari engkau).

Bani Israil termasuk suku Yahudi diselamatkan Musa dengan membawa mereka ke Palestina. Di sana hidup bersama bangsa Filistine, Kan’an, Ibrani, suku Yebus bani Ismail.

Ketika berangkat dari Mesir, tahun 1250 SM, selama 40 tahun tersesat dalam perjalanan. Kejadian itu ditulis dalam <Q,5/26>; Arba’ina sanatanytii huuna fil ardhi (40 tahun tersesat di muka bumi)

Selama dalam perjalanan suku Yahudi memperlihatkan tata cara yang buruk, melawan pimpinan dan menyimpang dari aturan Allah kepada Musa.

Sampai di Palestina, tahun 1210 SM, Bani Israil menyebar di seluruh daerah Palestina. Mereka hidup berkelompok menurut sukunya masing-masing. Suku Yahudi menempati daerah di tepi barat Laut Mati. Daerah itu disebut daerah kediaman suku Yahudi (Yudea). Tuhan berfirman: janganlah kamu usir saudaramu (keturunan Ibrahim) setapak pun tanah mereka tidak akan Aku berikan kepadamu.

Tahun 1050 SM, berdiri Negara Israil di Palestina. Raja Jalut atau Goliat ingin menaklukkan seluruh Palestina. Bani Israil bersama bani Ibrani dan Yebus (bani Ismail) mempertahankan diri di bawah pimpinan Thalud dari suku Benyamin. Jalut dapat dikalahkan. Thalud, pendiri Negara yang berasal dari bani Israil bersepakat menamakan Negara itu Negara Israil di bawah pimpinan Thalud.

Baca juga: [1] Yahudi: Asal Muasal

Salah seorang pembantu Thalud bernama Samuel dari suku Yahudi. Sebelum Thalud meninggal dia menunjuk anak angkatnya Daud, suku Yahudi menggantikannya sebagai Raja Israil. Daud memindahkan Ibukota Negara dari Hebron ke Salem. Ibu Negara Yebus bernama Yebus Salem, kini dikenal dengan Yerusalem, terletak di atas dataran tinggi Zion.

Orang Yahudi mengklaim agar seluruh pembesar Negara Israil diambil dari suku Yahudi. Daud tidak menyetujuinya, sebab perbuatan itu akan dapat membuat perpecahan bani Israil. Terjadilah pemberontakan dari suku Yahudi. Pemberontak ditumpas oleh Daud. Dalam pemberontakan itu Yahudi membunuh anak-anak dan memperkosa perempuan. Al-quran <Q.5/78> menjelaskan; Daud dan Isa mengutuk Yahudi ; Lu’inalladzina kafaru min baini israiila ‘alaa lasaana Dawuuda wa ‘iisa ibnu Maryama dzaalika bima ‘ashauwwakaanuu ya’taduuna (telah dikutuki bani Israil [Yahudi], yang engkar itu dengan lisan Daud dan Isa Ibnu Maryam karena mereka durhaka dan berbuat aniaya).

Sebelum meninggal, Daud menunjuk Sulaiman menjadi Raja Israil. Sulaiman membagi jabatan dalam pemerintahan kepada suku-suku bani Israil, Ibrani dan suku lainnya secara merata. Suku Yahudi merasa merekalah yang berhak atas jabatan jabatan tinggi pada kerajaan Israil. Absalun, anak Daud yang tertua merasa mempunyai hak sebagai pengganti Daud sebagai raja, bukan Sulaiman. Suku Yahudi di bawah pimpinan Absalun melakukan pemberontakan. Pemberontakan itu ditumpas Sulaiman sampai aman. Absalun mati terbunuh dalam pemberontakan itu.

Di zaman Sulaiman, kerajaan Israil menjadi sangat besar dan makmur dari Tadmur di Utara sampai ke Yaman dan Etiopia di Selatan, teluk Parsi di timur dan sungai Nil di Barat.

Sulaiman menghidupkan perdagangan Palestina – Cina dengan jalur perdagangan Sutra (Silk-road) melalui Iran, Tajikistan, dan Nam Lu (tanah genting Selatan) serta jalur perdagangan laut (Thariqal Bahri/ Searoutes) melalui Yaman, selat Sumatra ke Cina dan Minangkabau.

Sulaiman membuat tambang emas yang besar di gunung Ophir dan memproduksi mutiara di teluk Parsi. Banyak kota kerajaan di bawah Sulaiman yang dibangun dengan indah. Palmira, ibukota Kerajaan Tadmur dibangunkan Sulaiman dengan megah. Di Yaman, Sulaiman membangun Waduk (saddu) Ma’arib yang besar, yang dapat mengairi sawah yang sangat luas sehingga Yaman menjadi daerah pertanian yang sangat subur dan makmur.

Bendung Ma’arib yang berfungsi selama 800 tahun, rubuh pada tahun 120 SM. Di Yerusalem, tidak hanya mesjid yang indah dan megah dibangun Sulaiman, tapi juga istana Sulaiman sendiri.

Sulaiman memperistri Balqis, ratu Yaman waktu itu. Sulaiman meninggal tahun 930 SM.

Penulis:
~ Asbir Dt. Rajo Mangkuto
~ Gambar oleh Christine Schmidt dari Pixabay

Next Post

IAIN Bukittinggi: Kembalinya “Permata yang Hilang”

Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi (IAIN Bukittinggi) tengah bergerak di landasan pacu menuju Universitas Islam Negeri (UIN).
IAIN Bukittinggi alih bentuk ke UIN Bukittinggi foto courtesy of IAIN

bakaba terkait