Habib Efendi Faris orang Mesir berteman dengan seorang Yahudi Damaskus yang bernama Hendry Abdunnur. Habib Efendi tidak mengetahui bahwa Abdunnur adalah seorang Hakhom, kepala Imam.
Suatu kali, Efendi berkunjung ke rumah Abdunnur. Dia mendapati sebuah buku catatan. Ternyata buku itu sebuah catatan penting dan rahasia organisasi Yahudi. Buku itu berisi catatan berbagai tindakan yang pernah dilakukan organisasi Yahudi. Jumlah buku tidak banyak, sekitar seratus buah.
Habib Efendi mengambil satu buku dan memasukkan ke dalam saku jubahnya dan dibawa pulang.
Tahun 1891 M Habib Efendi mencetak lagi buku catatan organisasi Yahudi tersebut dengan judul ‘Su rakhul Barii’ (Jeritan yang tak Berdosa). Di antara isi buku itu menceritakan seorang rahib Kristen Damaskus bernama Thomas Capucini. Thomas seorang warga Perancis, hidup bersama bujangnya bernama Ibrahim Kamara yang menganut Islam.
Pada suatu kali Thomas Capucini dimintai pertolongan oleh seseorang untuk mengobati anaknya yang menderita sakit cacar. Dalam perjalanan menuju rumah si sakit Capucini melalui rumah pemuka Yahudi yang bernama David Hurvey. David terkenal sebagai orang yang baik dan pemurah. Dia sahabat baik Thomas.
Baca juga: [17] Yahudi: Pemberontakan di Inggris
Thomas diajak David untuk singgah ke rumahnya. Thomas dibawa ke ruangan bagian belakang. Di ruangan itu Thomas disergap beberapa orang. Dia ditusuk, beberapa bagian badannya mengeluarkan darah yang banyak. Darahnya diambil, Thomas Capucini meninggal pelan-pelan akibat kehabisan darah.
Ibrahim, pembantu Thomas Capucini menunggu majikan yang kunjung pulang. Tidak sabar menunggu, Ibrahim mulai mencari Capucini. Akhirnya Ibrahim sampai di rumah David. Ibrahim mengalami nasib yang sama seperti Thomas.
Pemerintah Perancis dan Turkey tak bersenang hati. Mereka mengusut sampai tuntas. Ternyata David teman akrab Thomas yang telah menghabisinya. Dari hasil interogasi ternyata darah Thomas diambil dan dijadikan tepung, dagingnya disayat sayat dan juga dijadikan tepung. Darah dan daging itu dijadikan roti paskah, untuk kekuatan dan obat bagi yang memakannya. Pakaiannya dibakar, tulang-tulangnya dicincang halus dan dibuang ke sungai.
Kejadian lain yang dicatat dalam buku itu terjadi di Port Said, tahun 1881. Isinya: Seorang laki-laki dewasa membawa anak perempuan kecil ke sebuah kedai minuman milik seorang Italia. Perempuan kecil itu dibawanya dengan memapah. Laki-laki itu membeli minuman keras. Setelah dia minum seteguk, perempan kecil itu dia paksa ikut minum minuman keras.
Esoknya datang sepasang suami isteri bertanya ke kedai minuman itu mencari seorang anak gadis kecil. Setelah diceritakan pemilik kedai, suami isteri itu pergi melapor kepada yang berwajib, tentang anaknya. Pihak berwajib akhirnya menggrebek sebuah rumah yang dicurigai. Di dalam satu ruangan didapati sebuah tempayan bekas penampung darah dan sebuah tikar yang berdarah. Dalam tikar yang bergulung itu berisi bangkai yang telah terpotong-potong.
Pihak berwajib mengintai, mengikuti jejak penghuni dan akhirnya tertangkap. Laki-laki itu ternyata seorang Yahudi, hakhom bukan penduduk Port Said. Dia datang ke Port Said khusus mencari seorang Kristen untuk dikorbankan atas perintah seorang Imamnya. Tidak ditemukan seorang Kristen seorang Islam pun tidak masalah. Masyarakat muslim menjadi marah dan perkampungan Yahudi terpaksa dijaga oleh yang berwajib.
Penulis ~ Asbir Dt. Rajo Mangkutokah
Gambar oleh cocoparisienne dari Pixabay