PADA abad ke-5 SM terjadi perpindahan bangsa dari Hindia Belakang (Vietnam, Laos dan Kamboja) ke daerah di luar negeri mereka. Secara bergelombang mereka juga datang ke wilayah Minangkabau. Gelombang kedatangan bangsa dari Hindia Belakang berlangsung dalam masa yang lebih pendek: lebih kurang dalam kurun 200 tahun.
Kedatangan kelompok orang ini di beberapa tempat di wilayah Minangkabau, mereka hidup bersama penduduk yang sudah ada. Di beberapa tempat lain, kedatangan mereka membuat penduduk yang sudah ada menyingkir dari mereka.
Melayu Muda
Bangsa dari Hindia Belakang disebut juga Deutro Melayu, Melayu Muda. Mereka memiliki keyakinan kebudayaan: menghormati arwah nenek moyang, gunung dan binatang.
Dari sisi instrumen kehidupan, mereka telah berbudaya perunggu dan keramik, yang mereka sebut sebagai kebudayaan Dong Son (Vietnam) atau Non Nok Tha (Thailand).
Mereka menganut sistem keturunan garis patrilineal. Dalam proses hidup bersama penduduk Minangkabau dan Keadaan alam yang dijalani mereka larut ke dalam matrilineal penduduk asli.
Bukti Budaya
Kedatangan bangsa Vietnam, Laos dan Kamboja sebagai kelompok Melayu Muda ke Minangkabau pada abad ke-5 SM, berbagai peninggalan ditemukan di sekitar Batusangkar, Danau Singkarak dan Muara Takus. Di luar Minangkabau, peninggalan sejarah bangsa Hindia Belakang didapati di pulau Nias, Sumbawa dan Flores.
Masyarakat Melayu Muda, baik di Minangkabau atau di wilayah lain, sudah pandai bercocok tanam secara sedarhana dengan ladang berpindah. Mereka berbaur dengan penduduk asli.
~Penulis: Asbir Dt. Rajo Mangkuto
~Editor: Asraferi Sabri
~Gambar oleh ThuyHaBich dari Pixabay