bakaba.co | Minang Geopark Run kembali digelar. Kali ini, Minang Geopark Run 2019, bakal menyuguhkan tantangan baru bagi pelari: Attack Geopark & Explore Geopark.
“Dua tantangan itu merupakan inovasi baru. Pelari bakal merasakan sensasi tanjakan, tingkat kesulitan, pemandangan hingga jarak tempuh,” kata Yv Tri Saputra, Ketua Panitia Minang Geopark Run 2019 pada bakaba.co.
Minang Geopark Run tahun ini digelar 30 November – 1 Desember 2019. Penyelenggara menargetkan 1.500 pelari akan ikut andil dalam event yang telah masuk dalam agenda Nasional itu. Berkaca pada tahun 2018, Minang Geopark Run diikuti 1.000 peserta, yang berasal dari 5 negara.
Dua Tantangan
Event berlari di alam termasuk jarang digelar di Sumbar. Perhelatan ini diadakan panitia penyelengara se-abad ITB dan Pendidikan Teknik di Indonesia serta bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota/Kabupaten se-Sumatera Barat dan didukung Kementerian Pariwisata.
Tantangan baru Minang Geopark Run 2019 berupa Attack Geopark & Explore Geopark, kata Tri Saputra, berada di dua lokasi berbeda. Attack Geopark dilaksanakan 30 November 2019, dimulai dari Lubuk Basung hingga finish di Ngarai Sianok, Agam.
Attack Geopark juga dibagi dalam dua kategori: Ultra dan Ultra Relay 10. Untuk Ultra (perorangan) melalui rute: star di Lubuk Basung dan finish di Ngarai Sianok. Ultra Relay 10 merupakan pelari berkelompok. Setiap pelari melalui rute yang berbeda dari pelari perseorangan (Ultra Relay 10).
Kategori Explore Geopark diadakan 1 Desember 2019 di Kota Bukittinggi. Ada tiga pilihan jarak tempuh yang bisa dipilih pelari. Pembagian jarak tempuh: 5 K, 10 K, dan 21 K. Rute yang dilalui dari Ngarai Sianok hingga Jenjang Seribu.
Ikon Sport Tourism
Event Minang Geopark Run 2019 kata Tri Saputra, merupakan ikon sport tourism. Tujuan utama untuk mempromosikan potensi wisata serta keindahan alam dan mengukuhkan Sumatera Barat sebagai lokasi Geopark berkelas dunia.
Dalam rancangan, Geopark Run tahun 2020 akan diperluas ke beberapa wilayah Indonesia, seperti: Geopark Belitung, Belur, Krakatau, Minang, dan Geopark Ciletuh.
“Harapan kita, event yang berkelanjutan ini bisa berdampak pada nilai ekonomi serta budaya,” ujar Tri Saputra.
~Fadhly Reza