bakaba.co | Payakumbuh | Semangat kebersamaan warga tumbuh menghadapi wabah Corona: Covid-19 di Nagari Koto Panjang. Secara administratif pemerintahan, kenagarian ini merupakan Kelurahan Koto Panjang Padang, Kecamatan Latina (Lamposi Tigo Nagori) Kota Payakumbuh, Sumbar.
“Pendirian Posko Pantau Mandiri Covid-19 Anak Nagari Koto Panjang itu bentuk kearifan lokal yang direalisasikan masyarakat Kenagarian Koto Panjang.”
Lurah Koto Panjang Padang, Fauzul Azmi melalui wawancara WhatsApp mengatakan hal itu pada bakaba.co, ”Ini murni swadaya masyarakat Kenagarian Koto Panjang,” tambah Fauzal.
Kenagarian Koto Panjang mengalami pemekaran, setelah Kecamatan Latina mekar. Koto Panjang menjadi dua kelurahan, yaitu Kelurahan Koto Panjang Padang, dan Kelurahan Koto Panjang Dalam.
Dalam membentuk posko pemantauan mandiri Covid-19 anak nagari Koto Panjang menyatukan masyarakat dua kelurahan. Posko dipusatkan di simpang empat, jalur utama untuk memasuki Kenagarian Koto Panjang.
Pendirian dan pengaturan petugas posko menerapkan kearifan lokal sebagai upaya antisipasi dan penanganan Covid-19. Lurah yang asli anak nagari Koto Panjang mengatakan, “Untuk piket di posko mandiri Covid-19, anak nagari dari dua kelurahan ini dibagi tiga shift, masing-masing bertugas delapan jam per shift”.
Pendanaan pendirian dan pengoperasian posko mandiri ini berasal dari donatur; dari perantau, masyarakat, maupun dermawan. Makan dan minum anggota yang bertugas di posko ini berasal dari sumbangan masyarakat Kenagarian Koto Panjang.
“Alhamdulillah tanggapan masyarakat cukup bagus, dan posko berjalan dan berfungsi sesuai yang kita harapkan”, tutur Fauzul.
Aturan Ketat
Mengantisipasi wabah Covid-19, anak nagari Koto Panjang melakukan berbagai kegiatan. Awalnya dulu dilakukan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah warga Kenagarian Koto Panjang. “Penyemprotan disinfektan langsung didampingi Pak Lurah,” kata Betha Andriani, salah seorang warga kelurahan Koto Panjang Padang.
Seorang warga Mai Yunitra mengingat, gugus tugas yang berpusat di posko simpang empat Koto Panjang itu sangat ketat dan waspada kepada setiap pengendara yang melewati jalur simpang empat.
“Masyarakat yang lewat posko simpang, kalau tidak pakai masker disuruh pulang lagi ke rumahnya, dan tidak diizinkan lewat,” tutur ibu penjual takjil waktu puasa kemarin.
~ Fitria Sartika
| Kontributor, Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat