bakaba.co | Bukittinggi | Rombongan pengendara motor gede (Moge) yang tergabung dalam Harley Owner Group (HOG) dalam roadshow Low Way Up Sumatera Island melakukan pemukulan pada anggota Unit Intel Kodim 0304/Agam, Jumat, 30 Oktober 2020.
Rombongan pengendara motor gede yang berasal dari Kota Bandung tersebut bertolak dari Kota Padang menuju Kota Bukittinggi sebagai rute pertama.
Informasi yang diperoleh bakaba.co adalah di saat Serda Mistari dan Serda Yusuf sedang melintasi di Jalan Dr. Hamka, Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguak Panjang pada pukul 16:40 WIB yang berpapasan dengan kelompok pengendara motor gede menuju Hotel Novotel.
Dari 20 orang peserta moge yang ikut dalam kegiatan low way up sumatera island tersebut ada yang tertinggal dari rombongan. Mereka menggeber gas motornya dengan kondisi jalan yang padat. Suara motor yang digeber membuat Serda Yusuf dan Serda Mistari menjadi terkejut dan hampir jatuh. Merasa hal tersebut bisa membahayakan dirinya dan pengendara lain, Serda Yusuf dan Serda Mistari mencoba menghentikan laju kendaraan moge untuk mengingatkan agar tidak arogan di jalanan.
Melihat Serda Yusuf dan Serda Mistari menghentikan laju kendaraannya, para pengendara moge ini langsung mengejar serta memukul dua orang anggota Unit Intel Kodim 0304/Agam tersebut. Mereka menyampaikan nada ancaman, akan menembak dengan senjata api.
Setelah melakukan pengeroyokan para pengendara moge ini melanjutkan perjalanan. Serda Yusuf dan Serda Mistari melaporkan kejadian yang dialami pada perwira piket Makodim.
Akibat pengeroyokan oleh pengendara moge tersebut membuat Serda Yusuf mengalami pembengkakan pada kepala karena ditendang, leher sakit, memar perut karena ditendang. Serda Mistari mengalami luka pada bibir, kepala bengkak karena dipukul.
bakaba.co juga menelusuri tempat para pengendara motor gede tersebut menginap di Hotel Novotel Bukittinggi agar bisa mengkonfirmasi terkait peristiwa pemukulan pada anggota Unit Intel Kodim 0304/Agam-Bukittinggi.
Di lobi Hotel Novotel terlihat Dandim 0304/Agam-Bukittinggi Letkol. Arh. Yosip Brotzi Dadi, SE. Kapten. Sudirman Komandan Sub-Denpom Agam-Bukittinggi, Pasi Intel Kodim 0304/Agam. Juga ada Letjen (Purn) Djamaris Chaniago yang juga ikut dalam rombongan motor gede. Terlihat sedang berlangsung pembicaraan terkait peristiwa yang terjadi sore.
Letjen (Purn) Djamaris Chaniago yang ikut dalam rombongan moge (Law Way Up Sumatera Island), saat diwawancara sejumlah wartawan mengatakan, yang terjadi hanya kesalahpahaman saja.
“Hanya kesalahapaham saja. Mungkin jatuh karena padat lalulintas,” ujar Djamaris Chaniago pada wartawan
Proses Hukum
Peristiwa pemukulan dan pengeroyokan yang dilakukan pengendara motor gede terhadap dua anggota Unit Intel Kodim 0304/Agam-Bukittinggi langsung diproses Polres Bukittinggi. Dua orang ditetapkan sebagai tersangka pelaku pemukulan yaitu MS, 49 dan B, 18.
Selain itu pengendara moge HOG yang turut diperiksa juga meminta maaf pada Anggota TNI atas pemukulan dan pengeroyokan yang dilakukan sebelumnya, 14 unit motor gede juga ikut diamankan di halaman Mapolres Bukittinggi.
AKBP Dody Prawiranegara, saat dikonfirmasi bakaba.co, Sabtu, 31 Oktober 2020 mengatakan, untuk sementara ada dua orang ditetapkan menjadi tersangka; MS, 49 dan B, 18.
MS membanting korban dan B menendang Korban. Pasal yang dikenakan pada dua tersangka adalah 170 KUHP. “Selesai pemeriksaan, tersangka langsung ditahan di rutan polres,” kata Dody Prawira
Saat media mengkonfirmasi pada rombongan Harley Owner Group (HOG) yang hadir di Mapolres Bukittinggi menolak memberikan keterangan.
Korban Lain
Sikap arogansi yang ditunjukkan pengendara motor gede HOG pada pengendara lainnya juga terjadi di Piladang, Kab. 50 Kota. Rombongan moge tersebut memukul kaca mobil dan spion hingga pecah.
Fitra Setiawan, pemilik mobil mengunjungi Mapolres Bukittinggi setelah melihat di media sosial adanya dua anggota TNI yang dipukul anggota rombongan pengendara moge.
Fitra bercerita, dia tidak bisa mengasih jalan saat rombongan moge lewat. Soalnya, banyak pengendara motor yang membawa barang di pasar Piladang itu.
“Saya pedagang di Pasar tersebut. Kalau saya memberikan jalan tentu pengendara motor di sebelah kiri akan terjatuh. Mungkin karena kesal tidak dikasih jalan para pengendara tersebut memukul kaca mobil dan spion hingga pecah,” kata Fitra pada sejumlah wartawan
Fitra Setiawan juga mengatakan bahwa kondisi jalan yang padat tidak memungkinkan untuk mengejar pelaku perusakan kendaraannya tersebut.
“Karena lokasi peristiwanya di wilayah hukum polres Payakumbuh, saya disuruh melapor ke sana. Saat kaca mobil dan spion saya dipecahkan oleh pengendara moge tersebut tidak bisa berbuat banyak. Motor harley warna hitam dan silver yang bisa saya ingat dalam rombongan tersebut,” ujar Fitra.
| Fadhly Reza