Tahun 2019 akan berakhir menuju tahun 2020. Banyak pihak, mulai dari pemerintah dan masyarakat memiliki harapan besar atas perubahan tahun ini sebagai momentum menuju masa depan yang lebih baik.
bakaba.co sebagai media online, dengan langgam opini yang dikedepankan, ratusan ragam dihadapkan kepada pembaca, mulai dari masalah budaya, hukum, lingkungan, politik, pembangunan, pendidikan, langgam Minangkabau, dan analisis terhadap situasi politik serta kebijakan pemerintahan kekinian.
Sebagai media yang fokus kepada pembangunan budaya, ide-ide kreatif dan informasi, dengan penulis yang mumpuni di bidangnya, masuk ke dalam ruang-ruang kesadaran intelektual publik yang mulai diabaikan. Kekisruhan politik mewarnai hampir seluruh media cetak, elektronik maupun online. Pembaca dihadapkan dengan berkecamuknya informasi sehingga seringkali sulit untuk membedakan mana yang berita, hoax, dan informasi latah yang ditulis secara berulang-ulang, tanpa mempertimbangkan kebosanan pembaca.
bakaba.co keluar dari kurenah mainstream berita monoton, mencoba menghadirkan sebuah news hybrid (berita, opini, dan gagasan) dalam merespon berbagai persoalan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Kritikan terhadap pers yang disampaikan oleh Dr. Abdullah Khusairi, M.A., persoalan hukum oleh Dr. Wendra Yunaldi, S.H.,M.H., kebudayaan dan kemanusiaan oleh Dr. Emeraldy Chatra, Islam dan masalah peradaban oleh Irwan, S.H.I., M.H., langgam minang oleh Muhammad Nasir, S.Ag, M.A., pendidikan oleh kandidat doktor Moh. Natsir, M.Pd, kurenah Alam Minangkabau oleh Juaro Gunuang Marapi dan Asraferi Sabri, politik dan sastra oleh kandidat Doktor Nofel Nofiandri dan Delianur, hukum lingkungan oleh Dr. Wahyu Nugroho, S.H, M.H., hak agraria ulayat oleh Nurul Firmansyah, serta Efri Yoni Baikoeni, Virtuous Setyaka, Helmi Chandra SY, yang menghadirkan tulisan merespon persoalan sosial dan isu yang terjadi.
Opini Wendra Yunaldi terkait dengan KPK, Demokrasi, Nilai Otentik dan Pancasila merupakan upaya membangun kesadaran memperkokoh pondasi bernegara agar nation state Indonesia memiliki pijakan kuat menuju masa depannya.
Sementara Abdullah Khusairi yang dengan tajam mengkritisi pers dalam rubrik Literasi Media tidak lain untuk menghentikan ruh jurnalistik agar tidak bergentayangan tanpa arah, agar literasi media tidak semata-mata untuk dirinya ‘an sich’ tetapi juga untuk orang lain. Sehingga kemudian pers tidak ‘Terperangkap dalam Lukah Kepentingan’.
Penulis dan akademisi senior Emeraldy Chatra dalam tulisan bahasa balai dan komunikasi mencoba menghadirkan gagasan metode analisis MATA (metode analisis tapisan) yang menempatkan manusia sebagai resources pengalaman berkomunikasi. Sebagaimana juga Muhammad Nasir dalam ‘Ihwal Tubo Manubo’, ‘Ilmu Basi’, ‘Babulu Baji’ dan “Manusia Tahan Kieh, Binatang Tahan Palu”, dimana menerangkan manusia merupakan episentrum komunikasi yang dipenuhi dengan perilaku, serta ragam budaya dan kesadaran human being.
Kurenah, kakobeh yang ditulis Juaro Gunuang Marapi, mulai dari ‘Jawi Balang Puntuang’, ‘Sanduak Pambao Kuah’, ‘Jangek Like Kapalang Kampuah’, ‘Geleng Garejoh’ sampai ‘Kuciang Biak’, menggunakan kalimat majazi (metaforis) dengan narasi Minangkabau asli, mengingatkan masyarakat tentang perilaku sosial asli Minangkabau yang tidak lagi banyak dikenal generasi sekarang, menggugah kearifan pembaca, apakah masyarakat di lingkungannya ada seperti perilaku-perilaku dalam artikel yang digambarkan dalam rubrik Kakobeh
Tulisan Irwan Rajo Basa terkait dengan Khilafah, Hukum Islam, Perkawinan Serumpun Genealogis, serta beberapa opini bersifat respon atas isu-isu politik pemerintahan Jokowi dan sertifikasi ulama hadir untuk menggugat kesadaran politik masyarakat.
Tulisan Delianur tentang Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck; Hamka, Sastra dan Orang Minang serta Perempuan dalam cengkraman Militer
Berita terpopuler di bawah judul Rumah Dinas Walikota Bukittinggi Disegel Kaum Guci, Harimau Nan Salapan dari Agam Tuo Kian Dikaburkan, Sertifikat Tanah Pasa Atas Dipersoalkan Niniak Mamak, Musik Pop Indonesia 60-70 an Dari Orkes ke Group Band, dan Kaum Suku Guci Somasi Pemko Bukittinggi, menunjukkan animo besar masyarakat terhadap pemberitaan bakaba.co.
Dari catatan-catatan tahun 2019 tersebut, bakaba.co ingin hadir sebagai media online yang oleh Dr. Emeraldi Chatra sebut sebagai kemajuan teknologi, namun kebanyakan dari kemajuan itu ternyata membawa dampak bencana sosial bagi masyarakat. Manusia kehilangan arah dalam hidupnya, tulis Emeraldi Chatra.
Untuk tidak menjadi bagian dari ‘bencana’ sebagaimana diungkap Emeraldi Chatra, bakaba.co akan selalu berpegang pada prinsip-prinsip pers dan jurnalisme yang independen, sebagaimana fungsi pers umumnya, bakaba.co akan menjalankan fungsi sosial kontrol, pendidikan dan hiburan, semangat independensi jurnalisme bakaba.co memegang prinsip: ‘pers bebas’, yakni pers yang ‘bebas dari’ segala intervensi dan ‘bebas untuk’ menyampaikan setiap informasi, berita kepada publik.
Disrupsi, menggunakan istilah Emeraldi Chatra tidak saja impact dari kapitalisasi, melainkan terjadi karena manusia telah kehilangan arah dalam hidupnya. Hampir seluruh tulisan opini yang dibuat membangun kesadaran terhadap persoalan kehilangan identitas manusia Indonesia. Wendra Yunaldi menjawabnya dengan mengajukan gagasan Tafsir Otentik Pancasila. Pancasila sebagai welstanchaung bangsa harus diperkuat menjadi world view bangsa Indonesia menghadapi tahun 2020 sehingga keutuhan NKRI semakin kokoh.
Memasuki The New Year 2020 bakaba.co, tampil dengan desain baru yang lebih cepat dan responsive dengan tetap mengutamakan kenyamanan pembaca serta tetap akan mempertahankan jurnalisme bertutur, bercerita yang didukung fakta dan data serta referensi sebagai pengayaan yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca. Tentu, dengan kepentingan membangun berita yang berkualitas dan berkeadaban.
Selamat Tahun Baru 2020 Masehi, Salam bakaba. [*]
*Redaksi bakaba.co