bakaba.co | Limapuluh Kota | Pandemi virus Corona: Covid-19 bisa menyebar ke negara dan negeri mana pun, tanpa kecuali. Mengantisipasi, menghambat dan memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19, setiap negara dan negeri punya cara berbeda. “Kami menerapkan kearifan lokal dalam mengantisipasi, mencegah masuk dan penyebaran Covid-19. Cara ini sangat efektif,” kata Wali Nagari Situjuah Batua DV. Dt.Tan Marajo pada bakaba.co, Senin, 18 Mei 2020.
Nagari Situjuah Batua, salah satu nagari di Kecamatan Situjuah Limo Nagari. Nagari berpenduduk 5.120 jiwa (2018) itu terletak di kaki Gunung Sago, 22 km dari Sarilamak, ibu Kabupaten Limapuluh kota, Sumatera Barat.
Sejak virus Corona: Covid-19 mulai jadi buah-bibir, awal Maret 2020, Nagari Situjuah Batua tidak mau lengah. Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota secara struktur birokrasi menyampaikan informasi masalah Covid-19 ke nagari-nagari sebagai lembaga pemerintahan terbawah.
Menghadapi Covid-19, pemerintahan nagari kata DV. Dt.Tan Marajo berkoordinasi dengan Limbago Adat. Langkah dimulai bersama Limbago Adat, lembaga niniak-mamak Nagari Situjuah Batua sebagai pranata adat utama nagari.
Dari rapat, diskusi, berunding yang melibatkan semua unsur, elemen sosial, masyarakat nagari, terumuskan program berbasiskan kearifan lokal, local wisdom.
Kearifan lokal sebagai kekuatan masyarakat nagari, dalam praktiknya semua program dilakukan bersama-sama, bergotong-royong. Semua lembaga, unsur dan elemen masyarakat di nagari serta anak nagari di rantau turut berpartisipasi.
Baca juga: Penghulu Kuat, Peran Limbago Adat juga akan Kuat
“Anggaran kegiatan menghadapi Covid-19 tidak diambil dari dana pemerintahan nagari. Tetapi dari masyarakat. Murni swadaya masyarakat,” ujar Dt.Tan Marajo.
Protokol Covid-19
Kearifan lokal sebagai bentuk praksis turunan sistem nilai adat dan budaya Minangkabau di nagari, dikelola Nagari Situjuah Batua saat menghadapi wabah Covid-19.
Nagari juga membentuk Gugus Tugas Covid-19. Membuka Posko. Membuat program, mencoba menjalankan protokol kesehatan Covid-19. Program mulai dari sosialisasi bahaya virus Covid-19, penyemprotan disinfektan, pengadaan tempat cuci tangan di kantor-kantor dan ruang publik, pemakaian masker untuk warga, penerapan jaga jarak (physical distancing), pembatasan kegiatan (social distancing), memeriksa suhu badan warga dengan thermo scanner. Juga menyiapkan dan mengurus tempat isolasi mandiri bagi perantau yang pulang kampung.
Perantau Nagari Situjuah Batua yang pulang kampung tempat isolasi dengan fasilitas lengkap. Nagari menyiapkan konsumsi, tenaga medis untuk mengontrol kesehatan secara berkala.
“Ada lima orang perantau sempat diisolasi. Tempat yang disiapkan bisa menampung duapuluh orang. Semua kebutuhan selama isolasi ditanggung nagari,” kata DV. Dt.Tan Marajo.
Pembiayaan yang dibutuhkan untuk kegiatan antisipasi Covid-19 murni dari swadaya masyarakat. Dana yang dikelola Limbago Adat seperti uang ‘lompek paga’ dan penggelolaan ‘beo pasa’ juga dicairkan atas sepakat niniak-mamak.
Program Nagari Situjuah Batua dalam mengantisipasi Covid-19 berlandaskan semangat dan nilai kearifan lokal itu membuat situasi nagari tidak panik. Masyarakat beraktivitas tanpa dilanda perasaan cemas berlebihan.
“Bahkan kami, warga di sini bisa tetap melakukan ibadah di mesjid dan mushala secara berjamaah dengan penerapan social distancing,” cerita Wali Nagari Situjuah Batua.
Penguatan Nagari
Nagari Situjuah Batua sebelumnya juga melakukan berbagai inovasi dalam upaya penguatan pemerintahan nagari. Salah satu di antaranya, kata Dt.Tan Marajo membuat Peraturan Nagari sesuai kebutuhan. Untuk merealisasikan regulasi di tingkat nagari itu, pemerintah Nagari Situjuah Batua didampingi oleh akademisi Dr. Wendra Yunaldi, SH. MH.
Dalam wawancara dengan bakaba.co, Wendra Yunaldi yang tahu banyak kiprah Walinagari Situjuah Batua mengapreasi penerapan kearifan lokal di nagari tersebut.
“Kekuatan masyarakat nagari dengan kearifan lokalnya sangat membantu dalam upaya mencegah, dan penyebaran Covid-19. Partisipasi serta kesadaran masyarakat dapat memutus mata rantai penyebaran pandemi ini,” ujar Wendra Yunaldi.
Baca juga: Kearifan Lokal Minangkabau dalam Perspektif Kemodernan
Wendra mengingat pengalamannya mendampingi masyarakat Nagari Situjuah Batua saat merumuskan Peraturan Nagari, terlihat ada sinergi antara pemerintahan nagari dengan Limbago Adat. Kondisi tersebut membuat kearifan lokal muncul, bangkit di nagari. Itu tercermin dengan kuatnya kerjasama, gotong-royong, saling tenggang masyarakat dalam menghadapi Covid-19.
“Apa yang dilakukan nagari ini bagus dan patut dicontoh masyarakat di nagari lain. Saya sangat mengapresiasi ini,” ujar Wendra Yunaldi pada bakaba.co
Bupati Limapuluh Kota H. Irfendi Arbi dalam rilis yang disampaikan humas juga merespon positif dan mengapresiasi langkah Pemerintah Nagari dan Limbago Adat dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan melakukan penerapan kearifan lokal tersebut.
“Kami bangga dengan Nagari Situjuah Batua. Pemerintah nagari dan warga membuat program yang tepat sasaran dan bekerjasama dengan Limbago Adat dan perantau. Program isolasi mandiri membuat anak nagari nyaman, warga kompak menghadapi bencana Covid 19,” ujar Irfendi Arbi
Situjuah Batua sebagai nagari basis perjuangan selalu selangkah di depan dalam memberikan pelayan prima untuk anak nagarinya dengan swadaya mandiri.
~ Fadhly Reza