Penulisan dan arti Yahudi.
Kata Yahudi dalam bahasa dan tulisan Ibrani ditulis dengan Yhd, dibaca Yahuda atau Yahudi. Juga dapat ditulis Yd dibaca Yada atau Yuda. Dapat pula ditulis Yhz dibaca Yahuza atau Yahaza.
Ketiga istilah Yahudi itu memiliki arti sama, boleh dipakai salah satunya. Huruf utama dari istilah Yahudi ialah huruf YD. Sementara daerah tempat berdiam orang Yahudi disebut Yudea.
Yahudi bersumber dari nama pribadi anak keempat dari Yakub bin Ishak bin Ibrahim dengan isteri Lea. Anak Yakub dengan Lea adalah Ruben, Simeon, Levi dan Yahuda.
Dari 4 orang isterinya, Yakub memiliki 12 orang anak lelaki yaitu; 1. Ruben, 2. Simeon, 3. Levi, 4. Yahuda, 5. Dan, 6. Naftali, 7. Gad, 8. Asyer, 9. Isyakar, 10. Zebulon, 11. Yusuf, 12. Benyamin [Bbl.Kej 32/22, Bbl.Luk. 6/24-16]
Yusuf dan Benyamin, anak Yakub dari istri bernama Rahel. Yusuf seperti ibunya berwajah cantik, simpatik, cerdas. Yakub amat sayang kepadanya.
Ibrahim, kakek Yakub keturunan bangsa Tsamud yang diselamatkan dari hukuman Tuhan berbentuk petir, shaihah [Q.54/31] oleh Nabi Saleh. Mereka berkembang ke padang pasir, ke teluk Parsi. Di sana mereka mendirikan kerajaan Uhr atau Khaldean.
Dengan isteri Hajar, dari bangsa Qobtik, Ibrahim melahirkan anak yang tua, Ismail, yang ditempatkannya di Mekah. Ismail menurunkan bangsa Arab Musta’arriba atau Arab Muda.
Anak kedua Ibrahim dengan isteri Sarah (orang Hauran, bangsa Arab) melahirkan anak bernama Ishak. Ishak melahirkan anak Yakub yang bergelar Israil. Israil berkembang di Mesir.
Ibrahim dengan isteri bernama Qatharah (bangsa Kan’an) melahirkan enam anak lelaki. Anak Ibrahim dengan Qatharah ini yang menjadi bangsa Ibrani, berkembang di Hebron.
Ibrahim adalah Rasul Allah. Dia berdakwah pada umat kerajaan Uhr, yang waktu itu di bawah pimpinan Raja Namrud. Karena kegiatan dakwahnya itu Ibrahim diusir dari Uhr oleh raja. Ibrahim pindah ke Palestina bergabung di Kiryat Arba bersama bangsa Kan’an.
Yakub dengan empat isteri orang Hauran seperti ditulis di awal, melahirkan 12 anak lelaki.
Yahudi bin Yakub kawin dengan seorang perempuan Kan’an yang bernama Syua melahirkan tiga orang anak lelaki bernama Er, Onan dan Syela. Er kawin dengan perempuan Kan’an bernama Tamar. Sebelum beroleh anak, Er meninggal. Onan dikawinkan Ibrahim dengan Tamar. Onan mempunyai perangai buruk. Dia lebih senang mengeluarkan maninya dengan tangan dibanding dengan seorang perempuan. Kebiasaan seperti Onan ini disebut orang ber-Onani. Sekarang, mengeluarkan mani dengan tangan sendiri itu disebut beronani yang artinya berbuat seperti Onan. Kebiasaan Onan itu membuat dia tidak memperoleh anak. Tidak berapa tahun setelah menikah, Onan meninggal.
Syela dikawinkan Yahudi dengan Tamar. Tidak sampai memiliki anak, Syela juga meninggal. Yahudi mensetubuhi menantunya Tamar dan melahirkan anak kembar yang diberinya nama Peres dan Zerah. Riwayat ini berkembang ke seluruh keluarga Yakub.
Sewaktu Yusuf masih kecil, atas inisiatif Yahudi, Yusuf dibuang saudaranya ke dalam sebuah sumur. Nyawa Yusuf selamat ketika dia diambil kafilah dagang yang lewat dan dijual di Mesir. Setelah dewasa, karena kepintarannya Yusuf diangkat menjadi menteri perekonomian Kerajaan Mesir dan menjadi kepercayaan Raja Fir’aun, waktu itu.
Suatu waktu Negeri Yakub, Hebron didera kemiskinan. Yahudi bersama saudaranya pergi membeli bahan makanan jenis gandum ke Mesir. Mereka bertemu dengan Yusuf. Yusuf mengenalnya tetapi Yahudi dan saudaranya tidak mengenal Yusuf. Akhirnya Yusuf membawa seluruh keluarga Yakub ke Mesir. Yakub, Rahel, sebelas anak lelaki, para cucu serta para pembantu berangkat ke Mesir. Mereka hidup di Mesir sebagai kaum Yusuf yang terkenal sebagai orang yang berjasa dan terhormat di daerah Ghosan yang subur.
Berkembang di Mesir
Di Mesir, Yahudi bersama keluarga Yakub berkembang menjadi bani Israil dengan 12 suku. Di antara 12 suku itu adalah suku Yusuf dan suku Yahudi. Anak-anak Yahudi yakni Peres dan Zerah serta menantunya Tamar dibawa Yahudi ke Mesir.
Keturunan Zerah dan Peres-lah yang disebut suku Yahudi. Dan menjadikan Yahudi sebagai sebuah suku dari bangsa (bani) Israil. Mereka hidup di Mesir lebih kurang 500 tahun.
Selama 250 tahun bani Israil sebagai bangsa terhormat hidup makmur. Tahun 1544 SM suku Hiksos yang berasal dari bani Amalakah turun dari kekuasaannya. Suku Yahudi merasa keturunan yang cacad, untuk kompensasi hidupnya mereka bersikap tidak simpatik, sombong, merasa diri lebih dari orang lain, terutama dari bangsa Qobtik.
Untuk meninggikan kedudukannya, suku Yahudi banyak mempelajari ilmu sihir dari bangsa Mesir seperti ajaran Kabala. Akibatnya, mereka ditindas dan dijadikan pekerja paksa. Mereka disiksa selama 250 tahun. Ajaran setan Kabala, di antaranya ajaran tentang Kambing Mendez dan ajaran mata Piramida. Kedua macam ajaran itu secara matang mereka kuasai.
Ajaran kambing Mendez adalah ajaran memuliakan keperkasaan bersetubuh, baik lelaki atau perempuan. Dalam kepercayaan mereka, orang yang perkasa bersetubuh, baik lelaki atau perempuan akan menjadi cerdas, ulet dan akan berhasil dalam segala usahanya. Jalan atau cara untuk mencapai itu mereka menyembah dan memuliakan berhala kambing Mendez serta menghafal bacaan-bacaan tertentu sebagai syarat pemujaan.
Kambing Mendez, secara fisik digambarkan berbadan bagian bawah seorang lelaki berphalus besar, tegak, kokoh, dijaga seekor ular. Bagian atas berbadan manusia perempuan dengan dada terbuka dengan buah dada yang montok, berkepala kambing jantan.
Keperkasaan itu dapat juga disempurnakan dengan memakan sarang walet. Burung walet dikenal dapat terbang dari fajar pagi sampai terbenam matahari tanpa henti dan istirahat. Memakan sarang walet dengan ibadat kambing Mendez akan dapat terbang mencapai 12 jam lebih di atas kayangan kesenangan bersetubuh. Lalu, halnya dengan ajaran mata piramida dipercaya semua keadaan di muka bumi dapat dipantau. Mata piramida ialah mata yang ada di puncak piramida. Barang siapa yang memujanya akan dapat menerima laporan dari hasil pantauan yang dilihat mata piramida itu. [*]
Penulis:
~ Asbir Dt. Rajo Mangkuto
~ Gambar Ilustrasi oleh Tom Gordon dari Pixabay