bakaba.co | Bukittinggi | Kondisi mutakhir masalah virus Corona: Covid-19 di Bukittinggi, sudah dua orang warga yang positif Covid-19. Sementara yang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) di RSAM ada 8 orang. Warga ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang butuh segera dirawat, ada 9 orang.
Menyikapi kondisi yang semakin menguatirkan, Walikota Bukittinggi disarankan oleh Fraksi Karya Pembangunan (Partai Golkar – PPP) DPRD Bukittinggi, untuk menerapkan local lockdown. Penerapan local lockdown adalah karantina wilayah kota sebagai cara memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 di wilayah Bukittinggi.
“Kami menyarankan Walikota mengambil langkah local lockdown agar tidak mewabahnya virus mematikan ini di Kota Bukittinggi,” demikian salah satu butir saran Fraksi Karya Pembangunan DPRD Bukittinggi dalam suratnya ke Walikota Bukittinggi, bertanggal hari ini, Jumat, 27 Maret 2020.
Surat yang ditandatangani Jon Edwar Ketua Fraksi Karya Pembangunan DPRD Bukittinggi diketahui 4 anggota fraksi yakni Dedi Fatria, Syafril, Edison dan Irman. Selain menyarankan local lockdown, ada 8 poin saran lain yang saling berkaitan dalam upaya menghentikan penyebaran virus Covid-19 sekaligus tidak membuat warga kota sengsara.
Poin dua disarankan: Walikota melakukan percepatan pencairan dana yang sudah dianggarkan pada APBD 2020 untuk kepentingan kesehatan masyarakat dalam rangka tanggap Covid-19, baik kepada Dinas Kesehatan Kota maupun kepada Pusat Pelayanan Masyarakat maupun organisasi kemanusiaan.
Walikota Bukittinggi juga diminta untuk segera melakukan percepatan pencairan dana untuk masyarakat miskin yang sudah terdata. Pada poin empat disarankan Walikota memberikan bantuan bahan pokok kepada masyarakat yang tidak dapat bekerja disebabkan virus Covid-19 dengan memanfaatkan dana tidak terduga yang telah dianggarkan pada APBD Bukittinggi 2020.
Saran Fraksi Karya Pembangunan DPRD Bukittinggi bernilai strategis lainnya kepada Walikota, agar Walikota Bukittinggi tidak memungut apapun kepada masyarakat yang mengakibatkan masyarakat terbebani secara ekonomi.
Langkah lain yang disarankan kepada Walikota agar walikota melakukan koordinasi dengan seluruh pihak bank dan lembaga pembiayaan agar memberikan toleransi dalam angsuran kredit bank dan cicilan kendaraan. Juga diminta Walikota agar melakukan koordinasi dengan PLN agar tidak ada pemutusan aliran listrik bagi masyarakat yang tidak sanggup membayar tagihan listrik.
Menurut Jon Edwar, saran agar Walikota Bukittinggi menetapkan local lockdown setelah fraksi yang dipimpinnya mendengar dan menghimpun banyak aspirasi masyarakat Bukittinggi. “Apalagi setelah adanya korban yang positif mengidap virus Covid-19 di Kota Bukittinggi,” begitu prolog surat saran yang disampaikan ke Walikota Bukittinggi.
Suara Warga
Langkah pemberlakukan karantina wilayah (local lockdown) kota Bukittinggi menanggapi semakin menyebarnya virus Covid-19, dengan dua warga positif diserang Covid-19, juga didiskusikan warga kota di medsos: Forum Warga Kota Bukittinggi. Admin akun Yovandri Riki mengawali dengan mengemukakan pertanyaan ‘Siapkah jika Lockdown?’, ditanggapi beragam. Salah satu yang banyak muncul dalam pikiran warga, Pemko Bukittinggi harus siap menyediakan logistik bahan kebutuhan pokok warga kota. Selain ketersediaan logistik, kemampuan aparatur dan petugas melayani warga kota selama local lockdown juga diungkapkan netizen.
Salah seorang netizen F. Reza menyatakan: “Langkah lockdown bisa saja ditempuh. Pemerintah harus fokus untuk memberikan bantuan logistik bagi warga kota yang membutuhkan. Warga Kota yang memiliki kemampuan lebih secara logistik atau keuangan, harus ikut terlibat dan membantu warga kota yang lainnya. Mari kita bersama-sama melawan covid-19,” tulis F. Reza.
Terkait kesiapan pendanaan, netizen Asril menyatakan, anggaran tidak ada masalah. “Justru yang jadi tanda tanya ketersediaan logistik. Juga rekom dari pemerintah pusat,” tulis Asril.
Netizen Elvis Dt. Kampuang Dalam menyampaikan pendapat yang tidak terlalu optimis terkait langkah local lockdown Bukittinggi. “Wacana lockdown gampang diucapkan, tapi sangat sulit diterapkan di kota Bukittinggi,” tulis Dt. Kampuang Dalam.
Tidak optimisnya Dt. Kampuang Dalam dengan alasan, pemerintah kota harus memikirkan kesiapan pangan yang paling utama. “Bukittinggi ini hidup dari daerah penyangga. Jika lockdown, apakah Bukittinggi bisa dalam waktu singkat menimbun bahan pangan? Jika tidak, pemerintah harus siap menghadapi masyarakat yang kena virus lapar,” tulis Elvis.
~ asraferi sabri
~Gambar oleh Alexey Hulsov dari Pixabay