Lindungi Laut, Luhut bagi Program Tri Hita Karana di WEF 2019

redaksi bakaba

bakaba.co, Davos, (24/1/2019) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengangkat berbagai isu di sektor lautan dalam rangkaian acara Annual Meeting WEF 2019 di Davos, Swiss.

Hal ini disampaikan Menteri Luhut saat mengisi sesinya di acara Workshop on Initiating a Global Insititute and Tri Hita Karana Roadmap for Blended Finance di Indonesia Pavilion Promenade, Kamis (24/1).

“Saya sangat menunggu kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut tentang apa yang bisa kita lakukan, guna melindungi sumber daya alam khususnya di sektor kelautan,” tegasnya.

Ditambahkan Menteri Luhut, sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17,000 pulau, laut merupakan salah satu pusat perekonomian bagi Indonesia. Sehingga isu tentang kelautan adalah isu yang menarik dan penting.

“Sebagai negara kedua terbesar penghasil produk laut di dunia, tidak heran jika sektor industri laut memegang peranan yang signifikan terhadap angka Produk Domestik Bruto Nasional,” jelas Menteri Luhut.

Sektor laut menyerap lebih dari 4 persen jumlah total tenaga kerja di Indonesia. Laut juga merupakan kunci utama akses pemenuhan kebutuhan protein bagi jutaan orang, sektor wisata yang kuat, sumber utama industri budi daya air, dan juga menjadi rumah untuk jutaan orang.

Seperti negara-negara lainnya, Indonesia melihat berbagai tantangan terhadap laut, salah satunya adalah isu plastik di lautan.

Belum lagi bencana alam yang belakangan kerap terjadi juga memberikan efek terhadap komunitas lautan di Indonesia, salah satunya adalah bencana tsunami yang belum lama terjadi di Selat Sunda, Indonesia.

“Saat ini Indonesia melakukan banyak hal untuk melindungi laut dari sampah plastik, salah satunya dengan gerakan Tri Hita Karana for Clean Bali, dimana penggunaan plastik sekali pakai dilarang sejak bulan Juni,” lanjut Luhut.

Upaya ini dilakukan untuk keberlanjutan dari sumber laut. Sudah lama plastik menjadi ancaman bagi lingkungan dan juga kehidupan manusia. Sehingga dampak buruknya untuk generasi Indonesia selanjutnya harus ditangani dengan baik.

“Kami tidak mau melihat generasi Indonesia yang stunting di masa depan,” terang Menko Luhut.

Komitmen Indonesia untuk melindungi laut juga ditunjukkan dengan keaktifan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) sebagai anggota dari High Level Panel dalam Sustainable Ocean Economy.

Indonesia juga telah memperkenalkan sistem perekonomian untuk kelautan guna mendukung nelayan lokal dan menjadi solusi untuk melindungi keanekaragaman hayati laut Indonesia.

Demikian rilis disampaikan oleh bakaba.co yang diperoleh dari Biro Informasi dan Hukum Kemenko Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, via aplikasi Whatsapp

Next Post

Akuntabilitas ASN

Suatu hari, saya diminta Pak Chaca, Staf Khusus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Prof Dr Yuddy Chrisnandi, datang ke kantor Gubernur DKI Jakarta. Chaca sudah disana. Saat itu, ramai berita tentang jumlah take home payment yang dibawa pulang oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta. Jumlahnya bisa […]
Indra J Piliang

bakaba terkait