bakaba.co | Bukittinggi | Keluarga dari warga Manggih, Bukittinggi, yang meninggal dengan cara gantung diri, Senin malam lalu, memprotes Walikota. Pihak keluarga menilai informasi yang beredar bahwa penyebab warga tersebut bunuh diri karena faktor ekonomi adalah tidak benar.
“Informasi yang disampaikan Walikota tidaklah benar bahwa pelaku gantung diri karena faktor ekonomi. Kami meminta Walikota untuk meluruskan kembali. Pihak berwajib masih menyelidiki peristiwa ini,” kata Fakhri, salah seorang keluarga warga yang bunuh diri pada bakaba.co, Kamis, 22 April 2021 di Kantor Lurah Manggih Ganting.
Menurut Fakhri, anggota keluarga mereka yang gantung diri itu secara ekonomi berkecukupan. Almarhum memiliki aset tujuh rumah kontrakan. Informasi yang beredar di media sosial dan komentar netizen seakan almarhum sebelum melakukan aksi bunuh diri, hidup terlantar dan tidak ada perhatian dari pihak keluarga.
“Kami sangat menyayangkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab telah salah memberikan informasi pada Walikota Erman Safar,” kata Fakhri yang didampingi RT dan Ketua Pemuda pada bakaba.co
Fakhri juga menyampaikan, pihak keluarganya akan membuat surat pernyataan pada Walikota dan meminta untuk mengklarifikasi informasi yang telah beredar.
Baca juga: Saatnya Menata Jiwa
Info di WAgroup
Masalah yang dipersoalkan Fakhri berawal dari tanggapan Walikota Bukittinggi Erman Safar di group Whatsapp yang dikutip media terkait adanya seorang warga bunuh diri di Kelurahan Manggih Ganting, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi. Warga yang melakukan aksi bunuh diri, Senin malam, 19 April 2021 itu ditulis media karena faktor ekonomi.

Percakapan di Whatsapp
Walikota Erman Safar itu meneruskan pesan dari seseorang yang menyampaikan bahwa pelaku bunuh diri karena faktor ekonomi.

Walikota Erman Safar menanggapi dengan berkomentar: “Pelajaran untuk kita semua, jika benar karena miskin dia bunuh diri maka kita harus siap-siap untuk pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT. Besok Lurah, Camat telusuri pemukiman miskin. Pakai motor, tanya keadaan mereka,” kata Erman Safar di Group Whatsapp.
Kemudian Erman Safar melanjutkan dengan menulis: “Kalau ada warga yang tidak makan, saya beri sanksi pak Lurahnya. Ada Baznas, ada Dinsos, ada dana CSR, ada saya dan pak Wawa. Pantau warga kita. Jangan mengharapkan info dari RT dan RW saja. Keliling foto kirim ke sini,” tulis Erman Safar.
Tanggapan Lurah
Lurah Manggih Ganting M. Nur saat menerima pihak keluarga dan warga di Kantornya mengatakan, dia sangat menyayangkan informasi yang beredar telah membuat kegaduhan. “Informasi yang beredar tersebut bukanlah dari saya,” kata M. Nur.
Menurut M. Nur, adanya peristiwa warga bunuh diri dia telah melaporkan pada Camat yang langsung turun ke lapangan. Di lokasi kejadian sudah ada pihak berwajib dan masyarakat.
M. Nur mengatakan, komentar Walikota yang beredar di pesan Whatsapp dan dikutip media bahwa motif pelaku bunuh diri karena faktor ekonomi tidaklah tepat.
“Apa salahnya beliau, walikota, langsung menanyakan pada saya selaku Lurah sebelum berkomentar jauh. Kondisi ini sepertinya Lurah beserta staf tidak bekerja. Ini harga diri bakampuang, basuku, banagari, tidak ada orang Minang mati kelaparan,” kata M. Nur pada bakaba.co
M. Nur juga menjelaskan, dirinya sangat kenal dengan almarhum. “Jangan membuat kesimpulan sepihak sehingga menimbulkan situasi yang tidak baik. Orang lagi berduka. Kami warga Manggih Ganting telah biasa hidup bergotong royong,” kata M.Nur pada bakaba.co
Fadhly Reza | bakaba