Kaba Festival 6 Nan Jombang: “Jangan Ajari Kami Berdusta!”

bakaba.co | Padang | Terus bergerak dengan rentak bunyi dalam tubuh. Sebab seni tari adalah permainan anak nagari. “Tradisi yang harus terus dipelihara, tumbuh dan berkembang. Tak peduli ada perhatian dari pemangku kebijakan atau tidak.”

Hal di atas diungkapkan Pimpinan Ladang Tari Nan Jombang, Ery Mefri ketika memberi sambutan pembukaan Kaba Festival 6 Nan Jombang, Jumat (1/10).

Ladang Tari Nan Jombang, Ery Mefri
Foto penampilan grup tari di Ladang Tari Nan Jombang

“Tanggung jawab uang adalah karya. Bukan tanda tangan. Jangan ajari kita berdusta. Bagaimanapun kita akan tetap berkarya dan mencinta seni budaya,” tegas Ery Mefri di hadapan penonton yang memadati Ruang Produksi Manti Menuik Ladang Tari Nan Jombang, Belakang Kompleks Polda Balaibaru, Padang.

Berkat Kepercayaan

Ery Mefri curhat, bagaimana perjalanan kekaryaannya dalam seni tari hingga ke benua Eropa. Juga kerja sama yang tidak mengikat dengan berbagai pihak berkat kepercayaan terhadap karya, bukan tanda tangan di laporan pertanggung jawaban keuangan.

“Kondisi negara sedang susah paska Pilpres, hingga akan memasuki Pilkada, begitu banyak uang habis untuk demokrasi. Sedangkan seni, terus terpinggirkan. Ketika bekerja sama juga kita susah, terlalu banyak tanda tangan,” kritik Ery yang disambut tepuk tangan.

Hadir dalam acara pembukaan, para akademisi, seniman, sastrawan, budayawan, wartawan serta undangan dari berbagai kota dan negara. Tampak hadir Dr. Shofwan Karim, MA, Dr. Yulizal Yunus, M.Si, Khairul Jasmi, Hasril Chaniago, Kepala UPTD Taman Budaya Sumatera Barat Drs. H. Muasri, para seniman sastrawan yang bersetia selalu hadir berbagai iven Nan Jombang; Syafruddin Arifin, Dr. Hermawan, Dr. Endut Ahadiat, Dr. Abdullah Khusairi, MA, Dr. Wendra Yunaldi, SH, MH, Rhian De Kincai, Irwan,SH.,MH, dll.

Baca juga: Pengelolaan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan di Sumatera Barat

Pembukaan Kaba Festival 6 ditandai dengan pemukulan gendang oleh Direktur Festival Angga Djamar dan Lita Legowo. Seterusnya pada hari pertama, tampil Tari Tradisi Srimpi Gondokusumo karya Griya Tari Widyarini (Jakarta), Tari Piring Tradisi karya Sasaran Lapau Manggih (Padang), Himbauan Suara Subuh karya Nan Jombang Dance Company (Padang).

Dimulai dengan tari Srimpi Gondokusumo yang memerlihatkan estetika gemulai seperti umumnya tarian Jawa, dengan kekuatan bunyi gending, lalu diteruskan dengan hentakan silek Lapau Manggih, diakhiri hentak dan gerak kontemporer. Penonton bertahan dalam sesak penuh di Produksi Manti Menuik.

Aksi penari - Ladang Tari Nan Jombang
Aksi penari – di Ladang Tari Nan Jombang

Pada Himbauan Suara Subuh karya Nan Jombang, kritik sosial dan kritik terhadap kekuasaan juga terdengar di sela-sela gerak tari. Inilah pesan yang dibawa dalam tema Kaba Festival 6; Rentak Bunyi dalam Tubuh. “Teriakan sakit kita, tak mungkin disuarakan orang lain.”

Acara yang digelar hingga Minggu, 3 November ini, akan diisi Sanggar Minang Duo (Pariaman), Suhaimin Magi, Suhairin Kadir, Fahezul Azri dan Fahezul Azri (Malaysia), Ayu Permata Dance Company (Yogyakarta), Marya Dance Setampang Baniah (Padang), Tankcer Dance Studio (Tanjungpinang), Komunitas Tari Galang (Padang), Alfiyanto Wajiwa (Bandung), Impressa Dance Company (Padang).

Acara tahunan Nan Jombang ini masih bekerja sama dengan Djarum Foundation, kali ini juga disupport oleh indonesiakaya.com, dan secara personal dibantu Ita Djamar, Lita Legowo dan Khairul Jasmi.

~ak