Sosok Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat (UAH) Ulama muda kelahiran Pandeglang, Banten, 11 September 1984 ini dikenal dengan gaya ceramah yang detail, mendalam, namun tetap humoris sehingga menarik bagi berbagai kalangan umat Islam.
Profil Singkat Ustaz Adi Hidayat
Lahir dalam keluarga sederhana namun religius, UAH tumbuh menjadi sosok yang berprestasi baik dalam pendidikan formal maupun agama. Pendidikan dasarnya ditempuh di TK Pertiwi dan SDN Karaton Pandeglang, dilanjutkan di Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah untuk mendalami ilmu agama.
Pendidikan tingkat menengah ia habiskan di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, di bawah bimbingan KH. Miskun As-Syatibi. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kuliyya Dakwah Islamiyah Libya, memperdalam ilmu Al-Qur’an, hadits, fiqh, serta bahasa Arab.
Gaya Dakwah yang Menginspirasi
Ustaz Adi Hidayat dikenal dengan pendekatan dakwah yang unik. Penjelasan lugas, referensi mendalam dari kitab klasik, dan gaya penyampaian yang humoris membuat ceramahnya mudah dipahami. Melalui media sosial seperti YouTube dan televisi, pesan dakwahnya menjangkau jutaan umat di seluruh Indonesia.
Baca juga: Haji Abdul Latif Syakur: Ulama Inovatif dan Penulis
Dalam ceramahnya, UAH sering menekankan pentingnya berdoa, bersyukur, dan hidup sesuai syariat Islam. Pesan-pesannya sering disertai kisah inspiratif, menjadikannya tokoh panutan bagi berbagai lapisan masyarakat.
Kiprah di Dunia Pendidikan dan Penulisan
Selain berdakwah, UAH berkontribusi besar di dunia pendidikan. Ia mendirikan Quantum Akhyar Institute di Bekasi, yang fokus pada pengembangan dakwah Islam. Ia juga mendirikan Akhyar TV sebagai sarana dakwah digital.
UAH telah menulis lebih dari 12 buku, di antaranya Quantum Arabic Metode Akhyar, Manusia Paripurna, dan Hafal Al-Qur’an Dalam 30 Hari. Buku-bukunya menjadi referensi penting dalam kajian Islam kontemporer.
Peran dalam Kehidupan Beragama dan Keluarga
UAH juga dikenal karena kontribusinya dalam mempererat hubungan antarumat beragama. Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua I Dewan Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022–2027, ia berperan aktif memajukan pendidikan Islam berbasis nilai-nilai keagamaan.
Dalam kehidupan pribadi, UAH menikah dengan perempuan asal Lasem, Rembang, yang berasal dari keluarga kiai pesantren. Pasangan ini dikaruniai lima anak dan menjalani kehidupan sederhana namun penuh dedikasi terhadap agama.
Prestasi dan Penghargaan
Kiprah UAH diakui di tingkat nasional dan internasional. Ia dianugerahi gelar doktor honoris causa dari International Astrolabe University pada 2019 atas kontribusinya dalam dakwah Islam. Pada 2023, Universitas Muhammadiyah Jakarta juga memberinya gelar kehormatan dalam manajemen pendidikan Islam.
Metode Dakwah dan Pesan Inspiratif
UAH memadukan kemampuan menghafal Al-Qur’an secara spesifik dengan gaya ceramah yang terstruktur. Dalam setiap ceramah, ia memberikan solusi atas berbagai permasalahan umat, menjadikannya tokoh yang relevan di era modern.
Melalui karya tulis, ceramah, dan pendidikan, UAH tidak hanya menyebarkan dakwah tetapi juga memberikan teladan bagaimana Islam dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari secara relevan dan aplikatif.
rst | bkb