Kampung Baru, Sijunjung, dahulunya bagian dari Nagari Padang Sibusuk. Sejak diberlakukannya UU 5 Tahun 1979 tentang Desa, Kampung Baru menjadi sebuah desa, sampai saat ini.
Di Sumatera Barat pemerintahan terendah adalah Nagari. Antara Desa Kampung Baru dan Nagari Padang Sibusuk memiliki persamaan dalam adat istiadat.
Dalam melawan Covid-19 dan mengoptimalkan penghentian penyebaran virus Corona yang tengah menjadi masalah di wilayah Sumatera Barat tepatnya di Desa Kampung Baru, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, ketua kelompok tani beserta anggotanya, bersama lapisan masyarakat Desa Kampung Baru melakukan kegiatan “Tulak Bala” di area persawahan masyarakat.
Acara Tulak Bala sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung. Acara ini bermaksud untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal serta untuk kerukunan masyarakat setempat dan melawan wabah Covid-19, tanpa lupa melakukan social distancing.
Sudah menjadi tradisi acara Tulak Bala dilaksanakan secara bergantian di area persawahan. Masyarakat berkumpul di suatu pondok sawah. Kegiatan ini dilakukan sekali seminggu setiap hari Jum’at sekitar pukul 15.30 WIB sampai pukul 16.30 WIB sampai datang musim panen.
Hari Jum’at dipilih karena menurut keyakinan masyarakat hari Jum’at adalah hari yang baik. Pada hari tersebut masyarakat punya waktu luang, umumnya masyarakat bekerja rutinitas di sawah atau di kebun hanya sampai waktu shalat Jum’at, kemudian mereka tidak lagi melanjutkan pekerjaannya. Masyarakat sudah meluangkan waktu untuk kegiatan ini.
Dalam acara tersebut biasanya dihadiri ketua kelompok tani beserta anggotanya, niniak mamak dan alim ulama, penyuluh pertanian lapangan juga segenap lapisan masyarakat Kampung Baru.
Tulak Bala ini dilaksanakan untuk mengingatkan nilai-nilai budaya dan tradisi bagi generasi muda yang sudah turun temurun dilaksanakan leluhur masyarakat Kampung Baru.
Dalam acara Tulak Bala doa dipanjat pada Allah SWT agar wabah yang melanda cepat berlalu dan masyarakat dapat melaksanakan kembali aktifitas masing-masing.
Acara Tulak Bala diawali dengan membaca surat Al Fatiha, surat Al Ikhlas, surat Al Falaq, surat An- Nas, Al Baqoroh ayat 255, 284, 285 dan 286 . Setelah selesai membaca surat-surat tersebut dilanjutkan membaca tahilan paling sedikit 100 kali dan membaca bacaan shalawat nabi yang dipimpin alim ulama setempat dan dilanjutkan dengan do’a bersama.
Setelah selesai berdo’a dilanjutkan diskusi tentang menanggulangi hama yang menyerang tanaman padi atau cara meningkatkan hasil produksi pertanian yang dipandu penyuluh pertanian lapangan sambil menikmati paminum aie anggek (snack ringan/juadah ) yang telah di persiapkan oleh kaum perempuan.
Masyarakat Kampung Baru berharap dengan momen Tulak Bala dilestarikan budaya lokal yang sudah ada sejak turun temurun. Masyarakat berharap wabah yang melanda akan hilang.
Kegiatan Tulak Bala juga membuat seluruh lapisan desa kompak dalam bekerja guna mewujudkan visi dan misi desa, rukun serta tumbuh kegotongroyongan di samping mempertahankan kearifan lokal.
~ Hamdani, mahasiswa Program Pasca UMSB.