Rohana Kudus, Akhirnya Ditahbiskan sebagai Pahlawan

redaksi bakaba

Rohana Kudus mengendalikan surat kabar Soenting Melayoe sebagai pemimpin redaksi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rohana_Kudus.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rohana_Kudus.jpg

bakaba.co | Kesabaran yang panjang, akhirnya usulan masyarakat Sumatera Barat berujung pada: Rohana Kudus, Wartawati Pertama Indonesia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Kabar gembira itu merebak luas di Sumbar dan di rantau, Kamis ini, 7 November 2019. Kepastian Rohana Kudus ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional dengan beredarnya informasi: penyerahan SK Presiden besok, Jumat, 8 November 2019 di Istana Negara.

Kepala Biro Humas Setda Propinsi Sumbar, Jasman Rizal juga telah mengkonfirmasi dan memastikan informasi tersebut ke media di Sumbar.

Menurut informasi yang dihimpun bakaba.co, undangan telah disampaikan Menteri Sosial ke berbagai pihak terkait. Para pihak yang diundang hadir ke Istana Negara, Jumat, 8 November 2019 adalah keluarga, ahli waris Rohana Kudus, serta Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Proses Panjang

Proses yang dijalani untuk sampai Rohana Kudus ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, cukup panjang dan lama. Sudah dua kali Rohana Kudus diusulkan. Pada usulan ketiga kali, berbagai persyaratan dukungan disusun, baik persyaratan khusus, umum dan administrasi.

Secara formal, usulan diajukan agar Rohana Kudus dijadikan Pahlawan dilakukan Maret 2018. Usulan disampaikan secara bersama oleh Organisasi Rohana Kudus, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Agam.

Setelah semua persyaratan terpenuhi dan dikaji, Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, 6 November 2919. Pada pertemuan itu, presiden menetapkan Rohana Kudus sebagai Pahlawan Nasional.

Rohana, Wartawati Pertama

Rohana Kudus atau Ruhana Kuddus dengan nama kecil Siti Roehana lahir di Koto Gadang, Ampek Koto,  Kabupaten Agam, 20 Desember 1884. Rohana meninggal di Jakarta, 17 Agustus 1972, waktu itu umurnya 87 tahun.

Pada awal abad 21, tepatnya tahun 1911, Rohana yang masih berusia 27 tahun, mendirikan sekolah kerajinan di Koto  Gadang, yang diberi nama: Amai Setia. Sekolah Kerajinan Amai Setia.

Dari kampungnya yang terletak Luhak Agam, di kaki dua gunung: Merapi dan Singgalang, di pedalaman Minangkabau, Rohana aktif menulis di surat kabar perempuan: Poetri Hindia.

Pemerintah Belanda membredel surat kabar Poetri Hindia, dan Ia tidak berhenti menulis. Dia menerbitkan sendiri surat kabar yang diberi nama: Soenting Melayoe.

Soenting Melayoe tercatat sebagai surat kabar perempuan pertama di Hindia Belanda, terbit pertama kali tanggal 10 Juli 1912.

Rohana Kudus mengendalikan surat kabar Soenting Melayoe sebagai pemimpin redaksi. Rohana perempuan Indonesia pertama memimpin surat kabar dan terlibat secara langsung pada setiap penerbitan.

Rohana secara sadar memerankan dirinya sebagai seorang jurnalis. Meski jabatannya pemimpin redaksi, Rohana selalu siap turun ke lapangan, meliput berita dan menulis untuk dimuat di surat kabar.

Keluarga Terpelajar

Rohana memiliki kemauan kuat pada pendidikan, terutama untuk kaum perempuan. Rohana menilai, diskriminasi pada perempuan sebagai tindakan yang harus dilawan. Minimnya kesempatan pendidikan terhadap perempuan tidak bisa dibiarkan. Rohana tampil dan hadir melawan ketidakadilan terhadap kaumnya dan siap berkorban untuk perubahan nasib kaum perempuan.

Secara formal, Rohana tidak mendapat pendidikan yang cukup. Tetapi ia rajin belajar dengan ayahnya, yang pegawai pemerintah Belanda. Ayahnya selalu membawakan Rohana bahan bacaan dari kantor.

Tingginya semangat belajar yang dimiliki Rohana, dia cepat menguasai apa yang diajarkan ayahnya. Pada usia sangat muda Rohana bisa menulis dan membaca. Bahasa Belanda juga dia fasih. Rohana juga belajar abjad Arab, Latin, dan Arab-Melayu.

Dalam banyak catatan, Rohana Kudus adalah putri pasangan Mohamad Rasjad Maharajo Sutan dan Kiam. Dalam silsilah keluarga dan famili, Rohana Kudus adalah kakak tiri Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Dan bibi penyair terkenal Chairil Anwar. Hubungan dengan H. Agus Salim sebagai sepupu.

Pergerakan

Di zaman Belanda, ketika kolonial terus menambah cengkeramannya terhadap pribumi, Rohana Kudus memanfaatkan media untuk menggelorakan semangat juang pemuda melalui tulisan-tulisannya.

Bahkan Rohana berinisiatif membuat dapur umum dan badan sosial untuk membantu perjuangan para gerilyawan.  Ia juga punya ide dalam penyelundupan senjata. Caranya, menyembunyikan senjata dalam keranjang sayuran dan buahan dan dibawa ke daerah perlawanan yang butuh senjata. Salah satu jalur pasokan senjata dari Koto Gadang, dibawa ke Bukittinggi melalui Ngarai Sianok, kemudian terus dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api.

  • asraferi sabri
  • dan berbagai sumber

*Foto courtesy of wikipedia

Next Post

Ketika 'Kafir' Menjadi Istilah SARA

Ibnu Sina ( 980-1037) salah seorang filosof Islam, pernah dituduh kafir oleh lawan-lawan
Gambar oleh Mücahit Yıldız dari Pixabay

bakaba terkait