bakaba.co | Agam | Pasien positif Covid-19, Syafrizal Sutan Rajo Mudo meninggal di Padang. Almarhum dimakamkan di kampung asalnya: Nagari Lasi, Agam. Proses pemakaman dilakukan sesuai SOP pasien positif Covid-19, Rabu, 29 April 2020.
“Masyarakat di Nagari Lasi, juga yang di rantau, justru resah ketika ada pemberitaan yang tidak valid. Berita di sebuah media online itu membuat bingung kami, anak nagari Lasi.”
Wali Jorong Lasi Mudo, M. Syawal Rajo Bandaro menyampaikan masalah yang terjadi terkait pemberitaan sebuah media online di saat seorang warganya ditimpa kemalangan, kepada bakaba.co, Sabtu, 2 Mei 2020.
Pemberitaan yang dinilai tidak valid dan membingungkan ‘anak nagari’ Lasi itu terkait nama jorong asal almarhum Syafrizal. Di berita itu, awalnya ditulis almarhum berasal dari Jorong Lasi Tuo. Di alinea lain ditulis Syafrizal berasal dari Jorong Lasi Mudo.
“Anak nagari Lasi di rantau, di berbagai daerah di Indonesia, juga yang di negeri jiran resah, bingung membaca berita tidak valid itu. Kami di kampung jadi sibuk menjelaskan pertanyaan yang bertubi-tubi melalui WA dan Facebook,” kata Rajo Bandaro.
Nagari Lasi kata Rajo Bandaro, memiliki tiga jorong: Jorong Lasi Tuo, Lasi Mudo dan Jorong Pasanehan. “Almarhum berasal dari Jorong Lasi Mudo,” ujar Rajo Bandaro, yang kini menjabat Wali Jorong Lasi Mudo.
Berita media online itu narasumbernya tunggal; orang pertama di Agam. Kutipan pernyataan narasumber dinilai masyarakat Lasi bukannya menenangkan. Keterangan dalam berita menyebutkan Syafrizal sebagai warga Agam yang beralamat di Sawahan, Padang Timur, Kota Padang. Faktanya Syafrizal sudah ber-KTP Padang, bukan ber-KTP Lasi. “Almarhum sudah cukup lama merantau ke Padang,” ujar Rajo Bandaro.
Ketika di berita hanya ditulis nama kecil tanpa gelar, lalu nama jorong asalnya ditulis dua jorong pula, itu yang membuat buncah. “Coba jika ditulis secara pasti Jorong Lasi Mudo, tentu anak nagari di rantau dari Jorong Lasi Tuo tidak resah pula mencari kepastian. Baru saya merasakan berita masalah Corona ini sangat sensitif, apalagi jika beritanya tidak valid begini,” tutur Rajo Bandaro.
Wali Jorong Lasi Tuo, A. Rajo Nan Sati menyesalkan berita yang tidak valid, yang beredar luas. Banyak perantau asal Jorong Lasi Tuo menghubunginya untuk meminta kejelasan.
“Mendiang Syafrizal Sutan Rajo Mudo berasal dari Jorong Lasi Mudo, Nagari Lasi, bukan dari Jorong Lasi Tuo,” Rajo nan Sati memastikan kepada bakaba.co
Berita media online itu menyebut “sasabak, sasadiah”, pemakaman tanpa kendala, tidak ada penolakan, bahkan dibantu masyarakat setempat, tidak seperti di daerah lain yang menolak jenazah pasien positif Covid-19.
“Nada pemberitaan semacam itu bukannya membuat kami bangga, dapat pujian, justru sangat melukai hati kami masyarakat Nagari Lasi,” ujar Rajo nan Sati.
Di Nagari Lasi kata Wali Jorong Lasi Tuo, setiap kaum memiliki ‘pandam pakuburan’. Setiap yang meninggal, jenazahnya akan dimakamkan di “Pandam Pakuburan” masing-masing. Tidak akan ada pihak yang dapat atau berhak menghalangi proses pemakaman, karena jenazah dimakamkan di tanah kaum sendiri..
“Membandingkan kami dengan peristiwa penolakan jenazah Covid-19 di daerah lain, dirasakan sebagian masyarakat kami seolah sebagai sebuah pelecehan akan adat dan budaya nagari kami,” kata Rajo nan Sati.
Wali Jorong Lasi Tuo juga mengatakan, dalam soal kematian dan penyelenggaraan jenazah, tidak ada istilah ‘masyarakat ikut membantu’.
“Proses penguburan jenazah di Nagari Lasi dimafhumi masyarakat Lasi sebagai sebuah kewajiban. Bukan cuma ikut membantu. Kewajiban itu telah berlangsung semenjak zaman nenek moyang urang Lasi,” kata Rajo nan Sati.
Apa yang terjadi di Lasi terkait anak nagari meninggal, terpapar Covid-19, bukan suatu aib. Kematian warga dihadapi masyarakat Lasi dengan wajar, adat kebiasaan dan agama mengajarkan demikian.
“Sangat janggal dan berlebihan jika ada pihak yang terharu dengan apa yang berlangsung di nagari kami. Kecuali pihak yang kagum dan terharu itu benar-benar tidak memahami adat dan budaya kami di Nagari Lasi,” ujar Rajo nan Sati.
Rajo nan Sati mengatakan, akan bijak jika pada saat ditimpa musibah, tidak perlu ada pernyataan yang rancu dan berpotensi menyinggung.
“Kami sangat berharap, apabila ada pihak yang akan memberitakan segala sesuatu terkait nagari kami, agar lebih berhati-hati. Mintalah informasi kepada sumber yang lebih memahami dinamika masyarakat nagari kami,” kata Rajo nan Sati.
Riwayat Pasien
Almarhum Syafrizal Sutan Rajo Mudo, 20 April 2020 didera batuk dan sesak nafas. Dibawa ke Puskesmas. Pada 22 April 2020, Puskesmas merujuk ke RS Semen Padang
Baca juga : Ledakan Covid-19 di Kab. Solok dan Agam
Berdasarkan hasil swab pertama dinyatakan positif Covid-19 pada 24 April 2020. Dan dirawat di RSUP M Djamil Padang. Sempat membaik. Tetapi akhirnya meninggal, Rabu, 29 April 2020, sekitar pukul 02.00 WIB dinihari. Hasil swab lanjutan belum keluar.
Sutan Rajo Mudo anak Nagari Lasi, tepatnya di Jambak Darek, Dusun Ponggongan Bawah, Jorong Lasi Mudo, Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Agam.
Setelah meninggal, kesepakatan pihak keluarga mendiang, jenazah dibawa ke kampung halamannya. Dan dimakamkan di pandam pekubuaran milik kaum dari istri mendiang, Rabu, 29 April 2020 di Dusun Ponggongan Bawah, Jorong Lasi Mudo, Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam,
Prosedur Covid-19
Camat Canduang, Fauzi S., SSTP., mengikuti pemberitaan sebuah media online tentang almarhum Syafrizal Sutan Rajo Mudo yang meninggal positif Covid-19 dan dikuburkan di Nagari Lasi. Dia juga mendengar warga Lasi aktif mencari tahu informasi tentang Syafrizal yang diberitakan sebuah media online tidak jelas asal kampung almarhum.
“Perlu sekali masalah ini diinformasikan dengan jelas dan lugas. Semua kesimpangsiuran yang telah terlanjur berkembang di masyarakat dapat dijernihkan,” kata Fauzi ketika dihubungi bakaba.co.
Penyelenggaraan penguburan Syafrizal Sutan Rajo Mudo berjalan lancar tanpa kendala berarti. Anak Nagari Lasi, Ilman Syahmi, S.Pd.I mengatakan pada bakaba.co, seluruh petugas yang terlibat langsung dalam proses pemakaman jenazah Syafrizal menggunakan APD lengkap, sesuai dengan protokol Covid-19.
Ilman Syahmi, relawan dari Satgas Penanggulangan Covid-19 Nagari Lasi dan dua relawan lokal lain, ikut bersama petugas resmi saat proses penguburan. “Semua petugas yang melakukan pemakaman memakai Alat Pelindung Diri lengkap,” kata Ilman yang dikenal sebagai Konsultan Destana BNPB dan instruktur mitigasi bencana.
Dengan terang Ilman memaparkan jumlah petugas yang melakukan proses penguburan Syafrizal Sutan Rajo Mudo: dari RSUP M Djamil 2 orang yaitu 1 petugas medis dan driver memakai APD berwarna biru pekat. Dari Dinkes Agam 4 orang petugas memakai APD berwarna putih. Petugas dari Puskesmas Lasi 6 orang, relawan lokal 3 orang dengan memakai APD berwarna biru yang diperoleh dari Puskemas Lasi. “Relawan lokal dua orang dari pihak keluarga almarhum, dan saya,” kata Ilman.
Menurut paparan Ilman, dr. M. Ghazali yang bertugas di Puskesmas Lasi bertindak selaku koordinator pelaksanaan pemakaman. Seluruh teknis penyelenggaraan pemakaman dijelaskan detail sesuai SOP.
Waktu pemakaman di sekitar lokasi dalam jarak yang dibolehkan, hadir aparatur kecamatan; Camat Canduang, Kapolsek Ampek Angkek, Kanit Intel, 3 orang Sabhara dan Kepala Puskesmas Lasi.
Pasca Pemakaman
Pemakaman almarhum Sutan Rajo Mudo sudah dilakukan sesuai SOP pasien positif Covid-19. Tetapi, Wali Jorong Lasi Mudo masih ditanya terkait informasi simpang-siur yang dipicu berita tidak valid. Bahkan masyarakat meminta perlu dilakukan rapid test terhadap keluarga mendiang, sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di Nagari Lasi.
“Saya kira baik dilakukan rapid test agar semua pihak dapat terlepas dari berbagai kekuatiran penyebaran Covid-19 di Lasi. Dan jangan ada lagi pihak tertentu mengambil keuntungan pencitraan diri di atas musibah seperti ini,” ujar Rajo Bandaro.
~ Tedjakusuma/aFS