bakaba.co | Pertunjukan teater yang langka, tidak lumrah: mentas di alam terbuka, dengan luas pentas luar biasa. Dan hujan mengguyur. Penonton bertahan, berdiri memakai mantel hujan yang dibagi gratis alias percuma.
“Penampilan teater yang spektakuler. Main teater di alam bebas, itu jarang dilakukan teaterawan di dunia. Belum lagi ukuran pentas, yang luasnya tiga puluh meter. Pemainnya saja enam puluh orang.”

Kesan itu disampaikan seorang penonton dari Indonesia Dr. Hermawan, M.Hum., yang menyaksikan dua malam berturut-turut, 25 dan 26 Oktober 2019, pertunjukan Teater Muzik ‘Uda & Dara’ karya sutradara Dinsman (Shamsudin Osman) di Padang Merbok, Kuala Lumpur.
Pagelaran teater karya Dinsman dilaksanakan Sempena Hari Peladang, Peternak dan Nelayan Kebangsaan 2019, Seniman Paksi Rakyat, bekerja sama KL International Art Festival 2019. Dinsman mengemas Teater di Sawah Padi Muzika ‘Uda & Dara’ berdasarkan naskah karya Usman Awang, seorang Sastrawan Negara Malaysia.
Menteri Pertanian dan Industri Azas Tani Malaysia, Dato Salahuddin Ayub, dalam sambutan sebelum pementasan mengatakan, bahwa roh tulisan keramat para sastrawan sangat menyokong kehidupan para petani. ‘Untuk itu Kementerian pertanian perlu membantu penampilan teater Uda & Dara yang juga mengisahkan tentang kehidupan petani,” ujar Dato Salahuddin Ayub.
Romantisme
Cerita yang dikemas dalam pertunjukan Teater Musika ‘Uda & Dara’ mengetengahkan romantisme sepasang remaja desa: Uda & Dara. Juga pertembungan atau pertentangan kaum kelas atas (diwakili tokoh Alang Bakhil) dan kaum petani miskin yang direpresentasikan ‘Uda’. Ada juga tokoh yang alim; Utih, dan Malin, yang berani melawan kezaliman orang-kaya kampung.

Bermula dari tanah petani yakni keluarga Uda dan Dara yang tergadai kepada Alang Bakhil. Kemiskinan petani oleh sang Bakhil dijadikan lahan untuk memamerkan kezaliman perangainya. Kemiskinan juga yang membuat tali cinta Uda & Dara begitu rapuh. Dan semakin rumit ketika cinta Uda kepada Dara terbentur sikap keluarga Dara yang memandang sebelah mata kondisi Uda yang miskin.
Baca juga: Kaba Festival 6 Nan Jombang: “Jangan Ajari Kami Berdusta!”
Uda memutuskan pergi. Dia merantau ke kota. Uda ingin mengubah nasib dan hidupnya. Dia memburu kekayaan. Setelah kaya, Uda kembali pulang kampung. Uda memenuhi janjinya meminang Dara dan menebus harta yang tergadai. Naas, Uda dibunuh centeng Alang Bakhil. Malim, pemuda kampung pemberani tampil melawan kesewenangan Alang Bakhil dan kelompoknya. Orang kampung menyokong Malim. Perlawanan atas kezaliman elit kaya kampung ditunaikan. Semua demi tegaknya keadilan dan menjulangnya kebenaran.
Dinsman yang beda
Seniman Dinsman, dia dikenal seorang pembaharu. Dia cenderung tampil spektakuler, dan kolosal di antara para teaterawan Malaysia. Sebelum menggarap ‘Uda & Dara’ Dinsman pernah mementaskan teater di atas tunggul dan akan berencana membuat pentas teater di atas sungai. Dalam garapan ‘Uda & Dara’, 60 pemain ditampilkan Dinsman dengan kru 90 orang. Untuk properti saja, Dinsman butuh jerami padi 8 ton, yang diangkut dengan 11 truk. Dua orang pemain ‘Uda & Dara’ berasal dari Pekanbaru Indonesia yaitu Qory Islami dan Syafitra yang melantunkan suara merdu dan semangat.

Dinsman dalam karya teater ‘Uda & Dara’ disokong Penasihat Produksi Yassin Salleh, seorang Sutradara Film Terbaik Malaysia.
Penampilan teater muzika ‘Uda & Dara’ dua malam itu disaksikan penonton dari luar negara (Padang, Pekanbaru, Yogyakarta, dan Rokanhulu Riau dari Indonesia) dan beberapa negara lainnya. Hadir juga Menteri Wilayah Persekutuan dan Kesejahteraan Bandar Malaysia, Khalid Samad, dua sastrawan Negara Malaysia; A. Samad Said dan Siti Zainon serta Tan Sri Nordin Kardi, Canselor University Sultan Azlan Sah Perak.
#afs