Konsep ABS-SBK sebagai filosofi adat dan budaya Minangkabau yang disesuaikan dengan aturan ‘adat salingka nagari’ yang berlaku, sebagaimana ditekskan oleh UU tentang Provinsi Sumatera Barat terlihat ada pemahaman yang kabur dan tumpang tindih.
Baca selengkapnyaTag: adat minang
Adat dan Syara’ Pakaian Segala Alam
HAMKA justru benci kepada orang yang mengaku beradat apalagi pemangku adat, tetapi perangainya tak beradat (tak memakai adat dan syara’).
Baca selengkapnyaDilema Pewarisan ABS-SBK di Tengah Marginalisasi Penghulu
Orang Minangkabau yang mengkhianati orang kampungnya sendiri tidak terhitung jumlahnya. Mereka adalah orang yang ingin agar budaya Minangkabau dihilangkan dan diganti dengan budaya lain, tanpa menimbang sisi negatif dan bahaya dari sikap dan keinginannya itu.
Baca selengkapnyaMinangkabau dalam Kontestasi Budaya
Keengganan menggunakan bahasa ibunya sudah hadir pula di kalangan anak-anak dan remaja Minangkabau. Banyak yang tidak merasa bangga lagi menggunakan bahasa Minang dan menggantinya dengan bahasa Indonesia berdialek agak aneh.
Baca selengkapnyaPenghulu Kuat, Peran Limbago Adat juga akan Kuat
“Ajaran Sumbang Duo Baleh merupakan pedoman bagi bundo kanduang sebagai bentuk pendidikan kepribadian untuk menjadi modal dalam membina rumah tangga dan keluarganya,
Baca selengkapnya[2] Ironi Nasib Laki-laki Minangkabau Sekarang
Ketika kemenakan menjadi beban kultural seorang panghulu tidak harus menafkahi kemenakan dengan harta pribadi yang sesungguhnya jatah anak-anaknya, tetapi dengan harta kolektif yang dikuasai paruik atau kaum.
Baca selengkapnya