JORONG Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok Sumatera Barat, salah satu jorong yang masih terus mempertahankan keaslian alamnya.
Masyarakat setempat, tidak hanya sekedar menjaga kultur dan budaya. Mereka juga mampu menyulap kampung yang semula lebih dikenal kumuh dan jauh dari kata bersih menjadi asri dan indah. Semak belukar berpuluh tahun menjadi bingkai dan hiasan kampung ini.
Tekad dengan semangat kebersamaan, sekarang keadaan sudah mulai berubah. Kampung Tabek sekarang menjelma menjadi kawasan seribu bunga.
Jorong yang berada di Nagari Talang Babungo itu sekarang laksana taman bunga yang mengitari dan menghias lekuk kaki bukit di Talang Babungo. Nyaris tak sejengkal pun tanah yang kosong dari tanaman bunga, terutama di sepanjang ruas jalan kampung yang berpenduduk sekitar dua ribu jiwa itu.
Jorong Tabek memiliki luas sekitar 5000 m2, jalan kampung berkonstruksi beton dengan lebar 2,5 meter. Sebagian jalan masih beralas tanah.
Untuk mengatasi nyamuk ditanam bunga Piladang Merah. Di setiap pinggiran jalan di sisi kanan ditumbuhi tanaman tebu dan sisi kiri disesaki tanaman bunga.
Masyarakat Jorong Tabek memiliki kebersamaan yang masih terjaga, sesulit apapun ekonomi saat waktu goro tiba mereka akan datang. Bunga di sepanjang ruas jalan ditanam masyarakat secara bersama. Selain pemuda, emak-emak yang paling suka menanam bunga. Kampung ini juga dikenal penghasil gula tebu dan gula aren.
Ketua kampung Tabek membagi wilayah kerja warga penggerak dengan pola zona. Ada 11 zona yang dibentuk di Jorong Tabek. Setiap zona terdapat sekitar 40 KK. Dengan sistem zona ini, goro dilakukan serentak dan searah. Akhirnya sistem zona menjadi penandaan domisili warga. Sudah lazim disebut tinggal di zona 1, 2 atau 8.
Setiap zona di Jorong Tabek dibangun gapura sebagai penanda tiap-tiap zona atau pembatas. Juga dibangun halte yang berfungsi sebagai tempat persinggahan, tempat istirahat sejenak saat mau ke sawah. Gapura dan halte dibangun menggunakan bahan-bahan alam seperti bambu dan ijuk. Desain gapura memakai model gonjong.
Menghadapi Covid-19
Seiring dengan Covid-19 yang terus menyebar tak terkendali dan terus menjadi momok menakutkan. Masyarakat di Jorong Tabek secara khusus dan Nagari Talang Babungo secara umumnya memiliki cara tersendiri menghadapi ancaman virus.
Satuan Kerja Gugus Tugas Covid-19 di bentuk sebagai salah satu badan yang bekerja dan bertanggung jawab dalam menangani masalah Covid-19 Tiap-tiap orang yang mau masuk ke dalam nagari diawasi dengan ketat. Apabila tidak memiliki alasan yang jelas masuk ke wilayah nagari, orang tersebut akan disuruh putar balik meninggalkan nagari.
Baca juga: Kearifan Lokal Minangkabau dalam Perspektif Kemodernan
Sosialiasi tentang Covid-19 terus dilakukan, dibantu para mahasiswa yang sedang menjalankan KKN. Sosialiasi ini mampu menjangkau seluruh masyarakat. Di samping itu setiap lembaga jorong di kanagarian juga melakukan aksi bagi-bagi masker kepada masyarakat yang membutuhkan. Setiap rumah di Jorong Tabek dipastikan sudah memiliki masker. Masker yang dibagikan terbuat dari kain agar dapat dipakai berulang-ulang setelah dicuci.
Kearifan lokal berupa kebiasaan masyarakat Jorong Tabek yakni goro bersama per zona jadi andalan. Pada masa pandemi ini, sekurangnya kegiatan goro diadakan sekali dalam seminggu.
Kegiatan gotong royong bersama yang yang dibagi sistem zona kerja, kaum wanita, emak-emak dan pemuda diarahkan membersihkan lingkungan, terutama selokan dan saluran air yang biasanya menjadi sarang nyamuk dan sampah sumber penyakit. Selain itu mereka juga menjaga kebersihan lingkungan terdekat yaitu setiap rumah warga.
Menjaga Kesehatan
Masyarakat Jorong Tabek untuk menjaga kesehatan menjalankan kebiasaan minum temulawak dan minuman berbahan jahe dan kunyit. Juga melakukan kegiatan rutinitas bersepeda setiap pagi dan sore serta melakukan olahraga silat pada malam hari.
Kegiatan mengatakan kebugaran dan kesehatan itu dilakukan hampir semua umur. Kegiatan bersepeda ditunjang banyaknya rental sepeda di Jorong Tabek. Sewa sepeda per jam Rp 20 ribu.
Olahraga sekaligus beladiri silat merupakan budaya dan kearifan lokal yang dilakukan terus menerus di Tabek. Di setiap sudut jorong di Tabek memiliki perguruan silat yang ramai dikunjungi masyarakat.
Dalam dunia silat ini, perguruan silat yang terkenal di Jorong tabek adalah silek tuo. Untuk mengikuti silek tuo ini ada tradisi yang tidak boleh tinggal yaitu setiap yang akan mengikuti harus membawa sirih, gambir, rokok dan seekor ayam yang berguna untuk mendarahi tempat perguruan silat yang dinamakan sasaran.
~ Rusmaida, Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat