bakaba.co | Padang | Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang bekerja sama dengan PK-Gebrak-UNP mengadakan Seminar Virtual (Webinar), 12 Desember 2020. Webinar memperingati Hari Anti-korupsi Sedunia (Anti-corruption Day) yang jatuh setiap 9 Desember dibuka Ketua Jurusan Sosiologi UNP, Dr. Eka Vidya Putra, M.Si, dan dihadiri Pembina HIMA Sosiologi, AB Sarca Putera, S.Sos, M.A.
Webinar memilih tema “Membangun Kesadaran Seluruh Elemen Bangsa dalam Budaya Anti-Korupsi”. Ada dua narasumber tampil; Nanang Farid Syam dan Mohammad Isa Gautama, S.Pd., M.Si. Nanang Farid merupakan staf ahli senior dan spesialis kerjasama di Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerjasama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberatasan Korupsi (PJ-KAKI-KPK). Sementara Mohammad Isa Gautama merupakan Ketua Pusat Kajian Gerakan Bersama Antikorupsi UNP (PK-Gebrak-UNP) sekaligus dosen pengampu Sosiologi Korupsi di jurusan Sosiologi FIS UNP.
Dalam sambutannya Eka Vidya mengatakan pentingnya membangun kesadaran antikorupsi di kalangan mahasiswa. Sebab, mahasiswa merupakan agen perubahan dan calon pemimpin masa depan akan terlibat langsung dalam tata kelola pemerintahan dan minimal dalam pengabdian sesuai kapasitas dan otoritas yang diamanahkan ke tengah masyarakat.
Nanang Farid dalam presentasinya mengatakan, kejahatan korupsi adalah tindak kriminal luar biasa (extra ordinary crime), berpotensi dilakukan oleh siapa pun, mengakibatkan kerugian luar biasa (snow ball and domino effect) serta pasti dilakukan secara sengaja dan terorganisir
Baca juga: PK Gebrak – UNP : Awasi Penggunaan Dana Covid-19
Nanang mengajak mahasiswa berpartisipasi aktif melawan tindak korupsi. Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang cenderung masih belum terkontaminasi oleh godaan negatif duniawi.
“Tan Malaka pernah mengatakan, idealisme adalah kemewahan yang hanya dimiliki oleh pemuda. Mahasiswa harus menjadi penggerak utama dalam membangun integritas anti korupsi di negara ini,” kata Nanang.
Nanang memaparkan, data menunjukkan, koruptor justru sebanyak 86 persen dilakukan oleh alumni perguruan tinggi. “Ini ironis, mestinya para sarjana menjadi kelompok masyarakat terdepan meminimalisasi korupsi,” ujar Nanang di akhir presentasinya.
Sementara Mohammad Isa Gautama menyerukan gerakan berbasis rakyat semesta dalam menghadapi gelombang tsunami korupsi. Ia menyorot peran seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa sebagai garda terdepan gerakan anti-korupsi.
“Perang melawan korupsi tidak bisa diserahkan kepada KPK saja, karena KPK pun memiliki agenda membangun jaringan dan gerakan bersama merangkul masyarakat,” kata Isa.
Lebih jauh Isa menegaskan mahasiwa mesti selalu sadar dan bergerak melawan korupsi karena mereka adalah agen kontrol sosial. ‘Jika kita tidak menghancurkan fenomena korupsi, korupsilah yang akan lambat laun dan tanpa sadar menghancurkan kita,” kata Isa di bagian penutup makalahnya.
Dalam iven tersebut juga diumumkan pemenang lomba esai nasional bertopik antikorupsi yang dibacakan Ketua Panitia, Ghandy Putra Ananda. Terpilih Juara I, Tasya Muthiara Shanny dari Universitas Indonesia. Peringkat kedua Hree Dharma Santhi (Universitas Padjadjaran) dan Juara Ketiga Yudha Adi Putra, perwakilan Univ. Kristen Duta Wacana.
| relpkgebrak/bakaba