Selesai perang Ahzaab (04.12.005 H/ –.05.627 M) tokoh utama perang Ahzaab pemimpin Yahudi Khaibar Sallam ibn Abu Huqayq yang dikenal juga sebagai Abu Rafi’, diperintah Rasullah untuk membunuhnya.
Sallam ibn Abu Huqayq berada dalam sebuah benteng. Rasulullah memerintahkan lima orang bani Khazraj di bawah pimpinan Abdullah bin Atik untuk membunuhnya. Kejadian ini bersamaan dengan perang bani Qurayzah.
Pasukan kecil Abdullah bin Atik sampai matahari baru tenggelam, satu pintu benteng abu huqayq mau ditutup. Abdullah bin Atik dapat masuk, menyelinap ke benteng sendirian. Pada malamnya Ibnu Atik dapat membunuh Abu Rafi’. Malam itu juga Ibnu Atik dapat meloloskan diri dari benteng dan berangkat kembali ke Madinah bersama lima orang temannya.
Setelah pasukan Ahzaab dibinasakan oleh Allah, Muhammad langsung mengepung perkampungan bani Qurayzah dengan 3000 infantri dan 360 orang kavaleri. Setelah mengepung selama 25 hari bani Qurayzah tidak mampu lagi bertahan, Bani Qurayzah menyerah dengan syarat seluruh lelaki dewasa dibunuh dan seluruh perempuan dewasa, anak anak dan tua tua diusir dari Madinah.
Ada lima orang yang selamat, tiga masuk Islam, dua orang mendapat perlindungan dari sahabat muslimnya. Akhirnya dua orang tersebut memasuki Islam. Seorang perempuan bernama Raihanah binti Amru dinikahi Muhammad, diapun menjadi Islam yang baik
Penaklukan Khaibar dan Wadil Qura (- -.03.007 H/- -.08.628 M)
Seperti telah dijelaskan, pada perang Ahzaab, Yahudi Khaibar, Taima, Fadak dan Wadil Qura menjadi inisiator perang Ahzaab. Selain menyediakan pasukan mereka membantu Quraisy dengan dana dan persenjataan. Mereka menghasut bani Qurayzah agar menyerang Madinah dari belakang. Hal ini dilakukannya dengan terang terangan.
Setelah perang Ahzaab selesai Yahudi Khaibar dan Fadak melakukan perampokan dan gangguan di sekitar Madinah. Suku-suku Arab yang berada di sekitar Madinah telah diberi pelajaran oleh kaum Muslimin, tanpa bantuan Yahudi mereka tidak akan mampu mengganggu Madinah lagi.
Bangsa Quraisy telah membuat perjanjian damai dengan Rasulullah di Hudaibiyah untuk selama 10 tahun. Dalam perjanjian ini tidak disebut sebut tentang Yahudi Khaibar, Wadil Qura dan Yahudi lainnya. Tiba saatnya Rasulullah menyelesaikan persoalannya dengan Yahudi Khaibar dan Wadil Qura ini.
Baca juga: [11] Yahudi: Perang Ahzaab dan Yahudi Khaibar
Pada bulan Rabi’ul Awal (03) 007 H Rasulullah berangkat ke Khaibar dengan 1400 orang pasukan jalan kaki dan 200 orang pasukan berkuda
Di Khaibar berada tiga kelompok perbentengan. Kelompok Nathaah terdapat tiga benteng yang kokoh yaitu benteng Na’im, benteng As Sya’ab dan benteng Al Qullah. Kelompok Al Atham berada di benteng Ubayu dan benteng Al Baryu. Kelompok As Shaqq berada di benteng al Qamus, Al Wathih dan As Sulalatin. Ada beberapa benteng kecil lainnya.
Penaklukan benteng Nu’aim sebagai benteng terdepan, penyerangan diserahkan Rasulullah kepada Abu Bakar. Setelah tiga hari pengepungan pimpinan diserahkan Rasulullah kepada Umar. Pada hari ketujuh pimpinan diserahkan kepada Ali. Ali langsung menyerang ke pintu benteng. Dari dalam benteng keluar rombongan besar dipimpin oleh Harits bin Abu Zainab. Dia minta lawan perang tanding, satu lawan satu. Ali langsung melayaninya. Perisai Ali pecah dan terpelanting kena pedangnya. Tapi pedang Ali menembus dadanya, mengenai jantung. Dia langsung tewas di saat itu juga. Rombongan besar datang menyerang Ali. Ali menyingkir ke pintu benteng, merenggut pintu benteng dan pintu itu dijadikannya perisainya. Dengan pintu itu Ali menolak musuh yang menyebabkan orang Yahudi menyingkir dari Ali.
Datang Marhab pahlawan perang tanding Kahibar. Melihat kekuatan Ali, Marhab bersama bawahannya menyingkir ke benteng al Mas’ab. Dengan terbukanya pintu dan menyingkirnya Marhab, pasukan Muslim berbondong-bondong memasuki benteng. Dengan sangat cepat takluklah benteng Nu’aim di tangan Ali.
Setelah perang selesai, untuk mengangkat pintu benteng itu ke tempatnya kembali diperlukan tenaga 70 orang. Dalam benteng itu didapati ruangan yang menyimpan banyak senjata manjanik (senjata pelontar), dababbah, ratusan baju besi, ratusan busur panah lengkap dengan ribuan anak panahnya, ratusan pedang dan ratusan tombak. Ada pula ruangan persiapan bahan makanan yang besar.
| Penulis:
~ Asbir Dt. Rajo Mangkuto