bakaba.co | Medan | Media di Kota Medan berkembang pesat. Saat ini ada 200 media di kota yang memiliki populasi penduduk sangat padat tersebut.
“Diskominfo Medan aktif memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan wartawan, media untuk mendukung kinerja dan peningkatan kapasitas jurnalisme para wartawan yang ada di Kota Medan seperti kegiatan UKW dan seminar,” kata Rahman Pane dalam acara penyambutan Wartawan Bukittinggi yang melakukan Study Best Practice di Aula Diskominfo Kota Medan, Kamis, 1 Desember 2022.
Rombongan Study Best Practice Group yang terdiri dari Diskominfo dan Wartawan se-Kota Bukittinggi, hari kedua memenuhi agenda kegiatan menyambangi Kantor Diskominfo Kota Medan.
Salah satu agenda studi ke Kominfo Medan mempelajari bentuk dan sistem kerjasama Pemko (Diskominfo) dengan Media yang ada di Kota Medan. Juga berbagi informasi dan pengalaman terkait indikator peningkatan kapasitas jurnalis Kota Bukittinggi.
Dalam pertemuan yang sama, Ferianda Sinik, Ketua PWI Sumut mengatakan, tahun 2022 PWI sudah mengadakan kegiatan Forwanas, Kunkernas. Juga ada kegiatan lain seperti UKW dan kegiatan terkait jurnalisme dalam lingkup Pemko Medan.
“Berbagai kegiatan tersebut didukung dan bekerjasama dengan Diskominfo Kota Medan. Ragam kegiatan ini juga sukses membawa PWI mengantongi peringkat dua nasional,” kata Ferianda Sinik.
Tahun 2023 mendatang Sumut tambah Ferianda yang didampingi Sekretaris PWI dan Wakil Ketua Bidang OKK PWI Sumut, juga dipercaya menjadi tuan rumah HPN, yang akan diselenggarakan 6-9 Februari di Medan.
Kadis Kominfo Kota Bukittinggi, Erwin Umar ketika menyampaikan sambutan menyampaikan, kedatangan Study Best Practice Group Kota Bukittinggi ke Diskominfo Kota Medan berorientasi pada sharing, pembelajaran dan ilmu, terkait sistem dan mekanisme kerjasama Pemerintah (Diskominfo) dengan media. Alasan memilih Sumut karena diketahui Medan ini memiliki intensitas pemberitaaan media yang cukup tinggi, namun tetap bisa saling berkontribusi dengan pemerintah terhadap pembangunan daerah.
“Di sisi lain, kami juga perlu meratifikasi beberapa hal yang dirasa perlu dan memiliki aspek praktis dan strategis dalam membangun kerjasama Pemko, Diskominfo dan media supaya ilmu dan pengalaman yang sesuai, bisa kita terapkan nantinya di Bukittinggi,” papar Erwin Umar.
Di bagian lain, Ketua PWI Kota Bukittinggi, H. Anasrul bercerita, kerjasama dengan Pemko Bukittinggi selama ini sudah berjalan cukup baik. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang perlu juga dipelajari dari Diskominfo dan PWI Medan .
“Tentu ada hal-hal yang dapat diadopsi dan diterapkan di Bukittinggi, apalagi tahun depan kami juga akan melaksanakan penyegaran dan transisi kepengurusan PWI Kota Bukittinggi,” ujar Anasrul.
Putra Minang di PWI Sumut
Dari perkenalan dengan pengurus PWI Sumut, ternyata ada dua orang Minang yang menduduki jabatan pimpinan di PWI Sumut. Kedua figur itu adalah Ferianda Sinik, Ketua PWI Sumut dan Rifky Warisan, Wakil Ketua. Bidang Keorganisasian PWI Sumut. Kedua sosok yang menyetir PWI Sumut ini merupakan putra-putra yang berasal dari Padang Pariaman, Sumbar.
“Selain menjabat sebagai Ketua PWI Sumut, saya juga dipercaya perantau Pariaman untuk menakhodai organisasi Perantau Pariaman, PKDP yang ada di Kota Medan,” kata Ferianda ke bakaba.co.
Selain Ferianda, ada Rifky Warisan, yang menduduki jabatan Wakil Ketua Bidang Keorganisasian di PWI Sumut. Keduanya aktif menggerakkan berbagai kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan kinerja dan kapasitas jurnalis di Sumut.
“Saya jarang pulang kampung, tapi jika ke Bukittinggi selalu mengingatkan saya dengan kuliner nasi kapau dan ikon Jam Gadangnya,” kata Ferianda.
Tidak jauh berbeda dengan penyampain Ketua PWI Sumut, Rifky Wawasan yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Keorganisasian PWI Sumut bernostalgia.
“Saya berasal dari Pariaman, sama dengan Bung Ferianda Sinik. Jika pulang kampung saya pasti mampir ke Kota Bukittinggi. Setiap saya singgahi sudah mulai mengalami kemacetan dan susah menemukan parkiran,” kata Rifky yang berperawakan plontos sambil ketawa.
Rifky juga bercerita, kontribusi perantau Minang di Kota Medan ini boleh dikata cukup significant. “Kita mampu berasimilasi dengan kearifan budaya masyarakat yang saat ini sudah semakin pesat, yang dihuni dari berbagai kalangan multi etnis,” kata Rifky.
| ken | bakaba