bakaba.co | Agam | Sebuah video kegiatan TK, Taman Kanak-kanak, beredar di media sosial dengan durasi 2 menit 40 detik. Dalam video terlihat 7 orang anak TK sedang mementaskan tari kreasi mengenakan pakaian khas tradisi Minangkabau. Terdengar musik pengiring tari berupa house music “Ampun Bang Jago”.
Di latar pentas teridentifikasi bahwa pementasan tari kreasi itu diadakan oleh TK Sa’adiah. TK tersebut berada di Batu Palano, Kecamatan Sungaipua, Kabupaten Agam. TK Sa’adiah mengadakan acara perpisahan, Rabu, 16 Juni 2021 di sekolah.
“Jika anak mengenakan pakaian khas tradisi Minangkabau, lalu tampil membawakan tari kreasi dengan iringan house music, itu sangat tidak cocok,” kata Sry Eka Handayani, seorang guru yang diminta pendapatnya kepada bakaba.co.
Sry Eka Handayani menyatakan, guru harusnya tahu bagaimana menempatkan seni. Tugas guru adalah menanamkan pendidikan karakter. Anak-anak sebaiknya diajarkan lagu daerah atau lagu wajib nasional.
“Kepala sekolah, guru dan semua pihak terkait, mari belajar seni dan budaya khususnya seni dan budaya Minangkabau,” ujar Sry Eka Handayani, perempuan inspiratif Kabupaten Agam dan penerima Anugerah Literasi kategori Pegiat Literasi Provinsi Sumatera Barat tahun 2019.
Tak pada Tempatnya
Pemerhati sosial dan budaya Agam Zulhendra, SHI., Khatib Bandaro setelah melihat video itu menyatakan, dia sangat menyayangkan kegiatan seperti ini.
“Iko namonyo indak malatak’an sesuatu pado tampeknyo. Pakaian nan dipakai oleh anak-anak kito, gerakan tarinyo sarato musik pengiringnyo ndak sasuai. Manarian tari kreasi, pakailah pakaian nan sesuai, juo sesuaikan pulo musik pengiring tu jo umua anak serta tampek acara,” ujar Zulhendra.
Zulhendra mengatakan, penting sekali mengajarkan dasar-dasar kepribadian Minangkabau kepada anak-anak semenjak dini. Anak TK yang masih kecil belum bisa diajarkan hal-hal yang berat dan besar.
Baca juga: Majelis Alam Minangkabau Hadir untuk Hadapi Perusak Adat
“Langkah yang bisa dilakukan, mulailah mengenalkan kepribadian dan karakter Minangkabau secara ringan dengan berbagai cara, salah satunya melalui seni dan budaya,” kata Zulhendra.
Lebih jauh Zulhendra mengatakan, mencampuradukkan budaya tradisi Minangkabau dengan budaya luar sangat tidak pantas, tidak bijak.
“Amat fatal jika sekolah mengadakan pementasan seperti Taman Kanak-kanak Sa’adiah tersebut. Hal itu akan membuat anak menjadi bingung, si anak rentan tercerabut dari akar budaya ibunya,” ujar Zulhendra.
Mau Dicek dulu
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Jumat, 18 juni 2021, Drs. Isra, M.Pd, yang dihubungi bakaba.co mengatakan pihaknya akan menelusuri dulu informasi tersebut.
“Maaf, ambo cek dulu. Kebetulan ambo baru masuk kantor hari ko. Sebab sudah tiga hari tugas ke luar daerah,” kata Isra menjawab bakaba.co.
Bupati Agam Dr. Andri Warman diberitahu bakaba.co terkait anak TK di Agam berpakaian tradisi Minang menari dengan diiringi house music. Setelah membaca WA yang dikirim bakaba.co, Andri Warman membalas: “Mohon maaf, untuk saat kini ambo no comment.”
Sampai berita ini diturunkan, Kepala TK Sa’adiah Leni Febriani, S.Pd., belum memberikan jawaban konfirmasi bakaba.co terkait acara perpisahan yang diselenggarakan di sekolah yang dipimpinnya itu.
| Tedjakusuma