Artinya, ada filsafat di Minangkabau, namun karya filsafat itu tidak ditulis di atas kertas atau medium lain karena kuatnya budaya lisan.
Baca selengkapnyaTag: budaya minang
Bandul pun Terhenti
Jalan ka baso basimpang ampek
Singgah makan di sicincin
Dek bulan puaso lah samakin dakek
Mohon maaf lahie jo batin
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck: Hamka, Sastra dan Orang Minang
Buya Hamka adalah orang Minang yang juga banyak menulis novel yang memperkenalkan budaya Minang, adalah kekeliruan bila Buya Hamka digolongkan sebagai angkatan Balai Pustaka.
Baca selengkapnyaMinangkabau dalam Kontestasi Budaya
Keengganan menggunakan bahasa ibunya sudah hadir pula di kalangan anak-anak dan remaja Minangkabau. Banyak yang tidak merasa bangga lagi menggunakan bahasa Minang dan menggantinya dengan bahasa Indonesia berdialek agak aneh.
Baca selengkapnya[2] Jawi Balang Puntuang
Sirok sanjo (sesaat menjelang magrib) ini telah babak bundas pula pantat tepos gaek itu karena tahantak (jatuh dengan pantat mendarat tepat mendarat pada bagian yang keras) di tanah keras dan tajaja (posisi bagian tubuh tertentu sedang terletak di satu tempat lalu tertarik oleh sebuah kekuatan yang tidak terlawan)
Baca selengkapnya[1] Jawi Balang Puntuang
Entah telah berapa kali Nyiak Ngunguah ini menjadi korban kebinalan Kalupak Jawi Balang Puntuang, gaek (orang tua) ini tak jera juga. Sama-sama keras kepala rupanya.
Baca selengkapnya