bakaba.co | Mataram | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi bahwa gempa bumi yang terjadi di wilayah Selatan Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah jenis gempa menengah, dengan kekuatan magnitudo 5.2. Dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu, Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, menjelaskan bahwa jenis gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena merupakan hasil dari aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng (intra-slab).
Episenter gempa bumi ini terletak di laut, sekitar 108 kilometer arah Barat Daya Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, pada kedalaman 82 kilometer. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Baca juga: Gempa 7,3 SR Guncang Kepulauan Mentawai, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami
Gempa bumi tersebut memiliki dampak yang dirasakan di beberapa daerah, termasuk Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Kota Mataram, Lombok Utara, dan Sumbawa Barat. Skala intensitas getaran berkisar antara III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, seperti getaran akibat truk berlalu) hingga II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang) di daerah Karangasem.
Meskipun demikian, hingga pukul 06.30 WITA, BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa bumi susulan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, disarankan untuk menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memastikan kestabilan bangunan tempat tinggal sebelum kembali ke dalam rumah.
Penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari BMKG serta otoritas terkait dalam menghadapi situasi gempa bumi. Langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko dampak negatif akibat gempa bumi.
kra|bkb
Gambar oleh Brett Hondow dari Pixabay