Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Nyatakan Darurat Militer

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, umumkan darurat militer di Korsel foto ist.

bakaba.co, Seoul – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengejutkan publik dengan mengumumkan darurat militer dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional pada Selasa (3/12/2024). Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas tuduhan aktivitas “anti-negara” yang dilakukan oleh oposisi.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Sebut Demokrasi Terancam

Dalam pidatonya yang berlangsung larut malam, Yoon menyatakan bahwa oposisi telah menyandera proses parlementer, menyebabkan negara terjerumus ke dalam krisis. Ia menegaskan langkah darurat militer diperlukan untuk melindungi kebebasan dan tatanan konstitusional Korea Selatan.

“Saya menyatakan darurat militer untuk melindungi Republik Korea yang bebas dari ancaman kekuatan komunis Korea Utara, menghapus kekuatan anti-negara yang pro-Korea Utara, dan menjaga tatanan konstitusional yang bebas,” tegas Yoon.

Oposisi Kritik Tajam Langkah Presiden

Pengumuman ini mendapat reaksi keras dari pemimpin oposisi, Lee Jae-myung. Dalam siaran langsungnya, Lee menyerukan warga untuk turun ke Gedung Majelis Nasional.

“Tank, kendaraan lapis baja, dan tentara bersenjata akan menguasai negara ini,” ujar Lee. “Ekonomi Korea Selatan akan runtuh secara tak terpulihkan. Warga, datanglah ke Majelis Nasional.”

Kritik ini mencuat setelah oposisi yang didominasi Partai Demokrat berhasil menggagalkan berbagai agenda Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Majelis Nasional. Langkah mereka mencakup upaya pemotongan anggaran sebesar lebih dari 4 triliun won dari proposal pemerintah.

Isu Politik dan Skandal Mengguncang Pemerintahan

Selain ketegangan politik, Presiden Yoon juga menghadapi berbagai skandal yang melibatkan keluarganya. Ibu negara, Kim Keon Hee, diduga terlibat dalam manipulasi harga saham dan tertangkap kamera menerima tas mewah dari seorang pendeta Korea-Amerika.

Tahun ini, Presiden Yoon juga mengalami kekalahan politik besar ketika Partai Demokrat memperluas mayoritasnya di Majelis Nasional, membuat posisinya semakin lemah. Analis politik menyebut Yoon sebagai “bebek lumpuh,” dengan pengaruh yang terus melemah bahkan di dalam partainya sendiri.

Langkah Darurat: Dampak dan Respons

Meski Yoon tidak mengungkapkan rincian langkah darurat yang akan diambil, kantor berita Yonhap melaporkan adanya pengamanan di Gedung Majelis Nasional. Reuters juga menyebut adanya laporan mengenai penghalangan pintu masuk parlemen.

Pemerintah Yoon telah berulang kali menyebut bahwa pemangkasan anggaran oleh oposisi akan mengganggu fungsi pemerintahan yang esensial. Langkah-langkah lanjutan terkait darurat militer ini diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

sgt | bkb