Pendidik Digital di Masa Pandemi

redaksi bakaba
Bagikan

Seorang pendidik bukan sekedar sumber ilmu pengetahuan, melainkan mesti menjadi contoh dan teladan yang mentransfer adab dan tata nilai.

Pendidik - Gambar oleh mmi9 dari Pixabay
Gambar oleh mmi9 dari Pixabay
Bagikan

Pendidik Digital – Merebaknya pandemi virus Corona: Covid-19 akhir-akhir ini membawa dampak pada proses pendidikan. Sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar dalam kelas dan diganti dengan pembelajaran dalam jaringan (daring).

Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan dan menimbulkan ketakutan di masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Jumlah pasien positif virus Covid-19 di Indonesia terus bertambah sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020.

Untuk menekan laju penularan Covid-19, pemerintah daerah memberlakukan aturan belajar di rumah bagi siswa siswi sekolah. Aktivitas belajar di sekolah dihentikan selama 14 hari. Kebijakan ini kebanyakan diberlakukan sejak 16 Maret 2020, ketika eskalasi kasus di sejumlah daerah mengalami lonjakan .

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberlakukan pembelajaran secara daring dari rumah bagi siswa-siswi dan mahasiswa-mahasiswi. Ketentuan itu dituangkan dalam Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Dalam edaran itu, beberapa aplikasi daring yang dapat diakses guru dan siswa-siswi untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Siswa-siswi dan guru dapat mengakses media; Rumah Belajar, Google G Suite for Education, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolah Online, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius.

Strategi Pendidik

Dalam menghadapi semua perkembangan yang ada di era digital seperti perkembangan sosial, informasi teknologi dan serta budaya yang tentunya juga mempengaruhi gaya pikir peserta didik. Untuk itu diperlukan strategi peningkatan profesionalisme guru sehingga menghasilkan guru yang betul-betul profesional seiring perkembangan teknologi informasi.

Belajar online menuntut peran pendidik mengevaluasi efektivitas dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar. Ini penting dilakukan untuk tetap memenuhi aspek pembelajaran seperti proses pengetahuan, moral, keterampilan, kecerdasan dan estetika (Dai & Lin, 2020;Zhu & Liu, 2020).

Perubahan ke pembelajaran online secara tidak langsung berpengaruh pada daya serap peserta didik (Dewi, 2020). Penting diperhatikan komunikasi orang tua dan pendidik untuk mewujudkan kemandirian belajar peserta didik selama masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Kebijakan Pendidikan Saat Pandemi

Sosok seorang pendidik yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga guru yang humanis, inovatif dan transformatif yang secara terus menerus belajar mengembangkan diri secara utuh melalui beragam pengalaman dalam teori dan praktik pembelajaran.

Sebagai seorang pendidik harus menyadari bahwa ternyata tak cukup hanya ilmu yang perlu diberikan kepada peserta didik. Ternyata semua hal mereka, anak didik bisa dapatkan dari genggaman tangannya dengan cepat. Semua informasi bisa mereka peroleh dari berselancar di mesin pencari bahkan tutorial dan penjelasan materi, informasi dan gudang ilmu sangat terbuka luas di media sosial .

Dahulu sistem pembelajaran masih terpusat pada guru. Sekarang zaman sudah berubah. Cara mendidik perlu disesuaikan dengan era dan zamannya terlebih saat ini kita berada dalam masa pandemi Covid-19.

Pemanfaatan teknologi informasi diharapkan mampu mengatasi proses belajar mengajar, bisa berjalan dengan baik meskipun tengah berada masa Covid-19. Hal itu dimungkinkan terlaksana dengan baik karena masyarakat Indonesia saat ini mayoritas sudah menggunakan Internet.

Peran Pendidik

Penelitian We Are Social, “Digital Reports 2020” dirilis akhir Januari 2020 menyatakan hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang dari total jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 272,1 juta. Dibanding tahun 2019, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta pengguna.

Tentunya kenyataan itu harus menjadi renungan seorang tenaga pendidik. Kalaulah sekedar pintar dan pandai, teknologi internet mungkin bisa jadi lebih pintar bahkan mampu menyajikan dan memberikan segala macam hal informasi yang dibutuhkan.

Lalu, apa peran pendidik yang membedakan dari gawai cerdas di genggaman mereka. Bagaimanapun ternyata peran pendidik sesungguhnya tidak bisa digantikan dengan teknologi. Seorang pendidik bukan sekedar sumber ilmu pengetahuan, melainkan mesti menjadi contoh dan teladan yang mentransfer adab dan tata nilai.

Keberadaan fisik seorang pendidik tetap dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar karena fungsinya tidak hanya menyampaikan materi dan transfer ilmu namun mendidik karakter serta mengajarkan bagaimana memaknai dan menjalani hidup dengan lebih baik.

Hal yang perlu direfleksikan, bahwa hal penting dalam hidup seperti kedisiplinan, tanggung jawab, rasa empati kepada orang lain, jujur, kerja keras, saling menghormati, mencintai sesama manusia, kesederhanaan, keikhlasan, dan lain-lain tidak bisa ditemukan bahkan dalam gawai yang smart sekalipun. Hal itu hanya didapat dari keteladanan dan pembiasaan karakter. Itulah peran sejati seorang pendidik yang ditiru yang tak mampu di gantikan oleh teknologi manapun.

Jadi era digital di tengah pandemi Covid-19 ini justru sangat membutuhkan peran seorang pendidik dalam memfilter informasi kepada para peserta didik. Oleh karena itu, ini menjadi sebuah tantangan bagi pendidik untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman terutama era digital ini membuka inovasi dalam mengajar.

Menjadi pendidik di era digital menghadapi generasi milenial di era pandemi covid-19 ini ditantang untuk membangun komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, teknologi diciptakan untuk melengkapi dan membantu manusia dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, bukan untuk menggantikan perannya secara keseluruhan apalagi pendidik generasi yang berperan dalam pengajaran dan pendidikan.`

~ Penulis, Diva Putri, S.Pd. Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Batusangkar, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Angkatan 2019. Mengajar di PP Hidayatunnas, Bidang Studi Matematika. E-mail: divaputri9631@gmail.com

Next Post

Tulak Bala, Menjinakkan Covid-19 di Kampung Baru

Tulak Bala ini dilaksanakan untuk mengingatkan nilai-nilai budaya dan tradisi bagi generasi muda yang sudah turun temurun dilaksanakan leluhur masyarakat Kampung Baru.

bakaba terkait

Exit mobile version