Ciloteh lapau kita memang sudah berpindah ke media sosial. Apa saja dibicarakan tanpa kecuali. Mereka yang rasional memang mampu memberi warna tetapi yang emosional sungguh kadang-kadang keterlaluan. Karenanya, media sosial menjadi tidak tergunakan secara produktif jika tidak kita sadari. Hanya jadi ajang caci maki, sekedar tempat narsis, merasa hebat sendiri. Sementara ada pihak yang mendapat keuntungan financial dari kehadiran jejaring sosial tersebut.
Literasi Media
Tentang Idealisme dalam Sebuah Amplop
Wartawan itu ditakuti dan disegani karena mata pena yang tajam. Inilah kekuasaan publik yang sulit dimiliki orang biasa. Menjadi wartawan berarti bisa memberitakan, hal itu bisa menakutkan bagi orang yang tak siap.