Sandal Kayu Khas Sumatera Barat, Tangkelek, Jadi Inspirasi Nama Toko di Bukittinggi
bakaba.co, Bukittinggi – Kampung Parik Putuih, yang terletak di Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat, tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga menjadi sumber inspirasi sebuah toko ternama di Bukittinggi. Nama “Tangkelek“, yang kini dikenal luas sebagai nama toko pakaian, berasal dari sebuah jenis sandal kayu khas daerah tersebut yang memiliki ketahanan luar biasa.
Lagu ‘Kasiah Tak Sudah’ Sebutkan Parik Putuih sebagai Kampung Penghasil Sandal Kayu
Nama Parik Putuih dikenal luas melalui lirik lagu Minang berjudul ‘Kasiah Tak Sudah’ ciptaan Anas Yusuf. Liriknya menyebutkan, “rang Parik Putuih ka lapau randah, mambaok balam dalam sarangnyo, kasiah putuih sayang tak sudah, lauik nan dalam nan dihadangnyo,” yang mengisahkan tentang kehidupan dan budaya masyarakat Parik Putuih. Salah satu aspek budaya yang terkenal adalah produksi sandal kayu yang disebut “Tangkelek.”
Tangkelek, Sandal Kayu yang Ikonik dari Parik Putuih
Di masa lalu, masyarakat Parik Putuih terkenal dengan keterampilan mereka dalam membuat sandal kayu ini. Sandal ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu berkualitas tinggi yang memberikan ketahanan dan kenyamanan. Alas kaki tidak hanya menjadi barang fungsional, tetapi juga mencerminkan keahlian lokal yang diwariskan turun-temurun di kawasan tersebut.
Nama Tangkelek diangkat untuk Toko Pakaian di Bukittinggi
Sekarang, nama Tangkelek tidak hanya identik dengan sandal kayu tradisional. Di Bukittinggi, nama ini diangkat sebagai merek sebuah toko pakaian yang menawarkan berbagai produk fashion berkualitas. Bambang Idaman, Manager Toko Tangkelek, menjelaskan bahwa nama ini dipilih karena simbol ketahanan dan kualitas tinggi yang dimiliki oleh sandal kayu khas Sumatera Barat tersebut. Hal ini memberikan kesan bahwa toko ini juga menjunjung tinggi kualitas dalam setiap produknya.
Perpaduan Budaya dan Bisnis: Toko Tangkelek sebagai Cerminan Warisan Lokal
Dengan mengusung nama Tangkelek, toko ini tidak hanya menjual pakaian, tetapi juga mengangkat nilai-nilai budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat Sumatera Barat. Nama tersebut kini melambangkan perpaduan antara warisan budaya dan inovasi bisnis yang terus berkembang. Ini menjadi contoh bagaimana budaya lokal bisa tetap hidup dan relevan dalam dunia modern.
kfi | bkb