Bima Arya Sugiarto, cek kesiapan lokasi retret Kepala Daerah 2025 di kompleks Akmil Magelang.
Jakarta, bakaba.co – Para kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024 akan mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, yang dijadwalkan pada 21-28 Februari 2025. Agenda ini digelar pasca-pelantikan resmi di Jakarta pada 20 Februari 2025, sebagai bentuk pembekalan menyeluruh bagi 514 kepala daerah, termasuk 33 gubernur dan 481 bupati/wali kota.
Hal ini menjadi agenda utama pemerintah pasca pelantikan kepala daerah definitif untuk memastikan kesiapan pemimpin daerah dalam menjalankan visi-misi nasional agar searah dengan kebijakan pemerintah pusat dan program-program Presiden Prabowo Subianto
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, menegaskan kesiapan lokasi retret di kompleks Akmil Magelang. Sebagai sarana pendukung pelaksanaan retret kepala daerah tahun 2025, sebanyak 189 tenda telah dipasang untuk mengakomodasi seluruh peserta, dengan fasilitas listrik, air bersih, dan kamar mandi yang memadai.
Baca juga: Biaya Retret Kepala Daerah Tidak Pakai Kocek Pribadi Prabowo
“Satu tenda diisi 2-4 orang. Kedisiplinan menjadi prioritas, seperti saat retret Kabinet Merah Putih sebelumnya,” ujar Bima Arya saat meninjau lokasi, Minggu (9/2/2024). Peserta akan menjalani protokol ketat, termasuk prosesi penyambutan oleh taruna Akmil.
Materi yang akan disampaikan nantinya ketika agenda retret mencakup tiga pilar utama:
Presiden Prabowo Subianto direncanakan hadir, namun waktu kedatangannya masih menyesuaikan agenda. Bima Arya berharap retret selesai sebelum Ramadan 2025. “Jika proses penetapan KPU molor, mungkin mundur,” tambahnya dalam di Gedung Krida Bakti, Jakarta (31/1/2025).
rst | bkb
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…