Opini

Renaissance Kedua Sudah Bergulir

Renaissance adalah sebuah pemberontakan peradaban. Gerakan yang berkobar di abad ke-15 dan 16 itu mengakhiri dominasi gereja Katolik atas ilmu pengetahuan.

Galileo yang lahir 1564 dan mengakhiri hidupnya dalam sebuah inkuisisi tahun 1642 menjadi tonggak sejarah Renaissance di bidang sains yang sangat penting. Sebelumnya Leonardo Da Vinci (1452-1519) telah membidani Renaissance di bidang seni, khususnya lukisan.

Galileo diberitakan diinkuisisi karena menentang gereja Katolik dengan teori heliosentrisnya. Teori itu melawan teori geosentris atau teori ‘bumi sebagai pusat semesta’. Artinya, dalam pandangan Galileo mataharilah yang menjadi pusat, dan bumi mengelilingi matahari.

Dalam teori heliosentris itu terdapat sub-teori yang terkenal dengan sebutan stellar parallax. Lebih kurang teori stellar parallax itu mengatakan: “Bumi bergerak berarti bahwa bumi akan berada di sisi berlawanan dari matahari selama enam bulan.

Jika bumi itu di sisi berlawanan dari matahari selama enam bulan maka harus ada beberapa perubahan yang terlihat dalam posisi relatif dari bintang sepanjang tahun. Bintang terdekat harus tampak bergerak relatif terhadap bintang yang lebih jauh. Posisi relatif bintang terdekat dan bintang terjauh tampak tetap sama”.

Kardinal Robert Bellarmin menantang Galileo membuktikan teori stellar parallax-nya. Sial, Galileo gagal dan dicemooh.

Karena sakit hati Galileo kemudian menulis risalah berjudul Dialogue Concerning the Two Word System yang tidak beredar ke tengah masyarakat karena dilarang gereja. Isinya, konon bukan tentang stellar parallax, tapi berupa hujatan terhadap Paus Urbanus VIII.
Karena menghujat itu ia diinkuisisi, bukan karena teorinya.

Pembangkangan terhadap gereja Katolik yang menganut paham geosentris sudah dimulai oleh Copernicus di abad ke-15. Geraja Katolik terpaksa diam karena Copernicus seorang penganut Protestan. Tapi beratus tahun lamanya dunia “tahu” bahwa Galileo dihukum karena teorinya, bukan karena perangai buruknya terhadap Paus.

Mengapa dusta ini bisa berkembang?

Pemicu pertama

Tahun 1468 Johan Gutenberg meninggal dunia dalam usia 70 tahun. Ia meninggalkan hasil karya yang mengubah peta ilmu pengetahuan, yaitu mesin cetak.

Dengan mesin cetak buatannya beribu-ribu buku, termasuk Quran, hadir di hadapan kaum terpelajar. Beribu buku pula masuk ke dalam daftar hitam gereja Katolik sebagai buku yang harus dimusnahkan.

Tanpa karya Gutenberg tidak akan ada Renaissance. Tidak akan ada buku yang menyeret Galileo ke tindakan inkuisisi. Tidak akan ada pula berpuluh buku yang menyebarkan kabar bias dan palsu tentang kematian Galileo sampai menjadi keyakinan umum. Pun, teori heliosentris yang kini ramai-ramai digugat, tidak akan mendominasi pikiran manusia beratus tahun.

Pemicu lanjutan

Sekarang manusia masuk ke era internet dan media sosial, produk teknologi yang membuka jalan bagi banyak orang untuk mengkritisi dominasi saintis Barat. Gugatan terhadap bentuk bumi yang dulu dikatakan bulat bergulir terus ke mana-mana.

Kini makin banyak orang tidak lagi yakin bumi itu bulat, melainkan datar. Bumi bulat dianggap teori palsu. Berpuluh video berisi wacana flat earth digelar di situs youtube.com, menyerang berbagai isu yang terkait dengan bumi datar, seperti satelit dan perjalanan ke ruang angkasa.

Menurut penganut teori bumi datar, satelit itu hoax. Perjalanan ke luar angkasa juga sebuah dusta besar.

Tidak hanya itu. Teori tentang AIDS pun dapat serangan dari kelompok yang disebut HIV Denials. Mereka menuduh teori tentang AIDS itu palsu dan sarat kepentingan bisnis farmasi di belakangnya.

Gutenberg memicu Renaissance pertama. Internet dan media sosial memicu Renaissance kedua. Kita berada di dalamnya.

Apakah kita akan menjadi pemain aktif atau sekedar jadi penonton? Terpulang kepada kita sendiri apa jawabannya.*

Penulis, Dr. Emeraldy Chatra Dosen FISIP Universitas Andalas
Gambar oleh DarkWorkX dari Pixabay

redaksi bakaba

Share
Published by
redaksi bakaba
Tags: bagaimana gereja Katolik merespon teori sains barubagaimana internet dan media sosial memicu Renaissance keduabagaimana teori sains dapat digugat di era digital melalui media sosialbukuCopernicusdampak buku yang diterbitkan melalui mesin cetak terhadap Renaissancedampak sosial media dalam menyebarkan teori konspirasi tentang satelit dan ruang angkasaflat earthGalileoGalileo dan tantangan terhadap gereja Katolikgeosentrisgereja KatolikheliosentrisHIV Denialshubungan antara teori AIDS dan klaim HIV Denialshubungan antara teori heliosentris dan inkuisisi Galileoilmu pengetahuanilmuwaninkuisisiinternetJohan GutenbergKardinal Robert Bellarminkontroversi ilmiahkontroversi stellar parallax dan kegagalan Galileo membuktikannyakritik terhadap teori ilmiah modern seperti teori bumi bulat dan perjalanan luar angkasaLeonardo Da Vincimedia sosialmesin cetakPaus Urbanus VIIIpemberontakan peradaban Renaissance pada abad ke-15 dan 16penganut teori bumi datarpengaruh Copernicus terhadap pembangkangan terhadap gereja Katolikpengaruh mesin cetak Johan Gutenberg terhadap penyebaran ilmu pengetahuanperan internet dalam mengkritisi dominasi saintis Baratperan Leonardo Da Vinci dalam perkembangan seni Renaissanceperjalanan luar angkasaProtestanRenaissanceRenaissance keduaRenaissance kedua dalam era teknologi dan informasi saat inisainssatelitsejarah sainsstellar parallaxTeknologiteori bumi datarteori bumi datar dan kontroversinya di era digitalteori geosentristeori heliosentristeori heliosentris Galileo dan dampaknya terhadap pandangan duniateori ilmiah

Recent Posts

KPK Tetapkan 5 Tersangka Korupsi LPEI Rp900 Miliar

KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…

8 bulan ago

Erick Thohir Bahas Korupsi Pertamina dengan Jaksa Agung

“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…

8 bulan ago

DKPP Pecat Empat Komisioner KPU Banjarbaru, Kalsel Ambil Alih PSU

“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…

8 bulan ago

Pertemuan Trump-Zelensky Berubah Tegang, Picu Kemarahan Trump

Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”

8 bulan ago

Deddy Sitorus Tuntut KPU Daerah Dipecat Gegara PSU

"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.

8 bulan ago

Kejati Jakarta Ungkap Penyelewengan Rp 11,5 Miliar oleh Jaksa AZ

"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…

8 bulan ago