Berita

‘Milestone’ UMSB dan ‘Hikayat Parik Putuih’

bakaba.co | Padang | Sebuah buku diterbitkan sebagai tanda kehadiran UMSB Press. Buku terbitan perdana UMSB ‘Parik Putuih dalam Hikayat: Warih nan Bajawek. Pusako nan Batarimo’ juga akan dibedah secara virtual, 13 Mei 2020 di kampus 1 UMSB Padang.

“Kehadiran buku ini menjadi ‘milestone’ dalam perjalanan UMSB. Diharapkan ini dapat memacu lahirnya buku-buku lain yang ditulis para dosen penulis UMSB.”

Harapan itu dilontarkan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) Dr. Riki Saputra dalam rilis kegiatan yang diterima bakaba.co, Minggu, 10 Mei 2020.

Penerbit UMSB Press merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pembentukan unit penerbit ini untuk menaungi para civitas akademika, terutama dosen penulis dalam mempublikasikan tulisannya berbentuk buku dan monograf yang dapat dimanfaatkan mahasiswa dan masyarakat.

Kehadiran UPT-UMSB Press diharapkan dapat mendorong lahirnya penulis-penulis handal dari sisi akademik dan menghasilkan buku-buku ajar berkualitas termasuk monograf dan buku ilmiah populer lainnya.

Bedah Buku

Buku terbitan perdana UMSB Press yang akan diluncurkan bersamaan peresmian UPT berjudul “Parik Putuih dalam Hikayat: Warih Nan Bajawek. Pusako nan Batarimo”.

Buku tersebut ditulis Efri Yoni Baikoeni, dosen UMSB dan Fahrial Ajisman, seorang praktisi dunia pertambangan batu bara di Kalimantan.

Peluncuran Buku oleh UMSB Press

Bedah buku secara virtual dalam suasana PSBB di Sumbar menghadirkan para pakar dan narasumber : Dr. Zulqayyim, M.Hum, dosen Sejarah Universitas Andalas dan Brigjen (Purn) H. Maini Dahlan, tokoh masyarakat Parik Putuih di Jakarta.

Seminar juga menghadirkan kedua penulis diikuti 96 orang (kapasitas 100) yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UMSB, anggota jaringan Asosiasi Penerbitan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (APPTIMA), warga dan perantau Parik Putuih di seluruh Nusantara serta para peminat buku dan penggiat literasi.

Menyambut acara tersebut, Rektor UMSB menyatakan bahwa buku produk perdana UMSB Press ini sangat penting. Ada tiga alasan pentingnya kehadiran buku ini.

Pertama, untuk dapat mengisi kekosongan yang ada “narrowing gap”. Sejauh ini belum ditemukan buku yang mendiskusikan Parik Putuih secara utuh.

Parik Putuih adalah sebuah kampung dalam Nagari Ampang Gadang yang berada di lereng Gunung Marapi, Kecamatan Ampek Angkek. Sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda, Parik Putuih terkenal sebagai kampung sentral produksi bakik yaitu sandal yang terbuat dari kayu “tangkelek”.

Jumlah produksinya yang besar sempat menempatkan jorong ini sebagai produsen tangkelek tertinggi yang memasok ke seluruh Sumatera Barat, bahkan luar daerah.

Kedua, berbagi semangat kepeloporan (pioneerism) karena dalam buku ini terdapat deskripsi dari sosok, profil maupun tokoh inspiratif dan berdedikasi yang menentukan corak Parik Putuih di masa lalu dan kini.

Ketiga, sebagai legacy karena tujuan hidup orang Minangkabau adalah untuk berbuat jasa kepada kampung halaman dan masyarakat.

Salah satu benang merah dalam buku ini yang cukup menarik adalah terungkapnya hubungan historis kampung Parik Putuih dengan organisasi Muhammadiyah.

“Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa organisasi Muhammadiyah pernah eksis di Jorong Parik Putuih. Karena mandeknya kaderisasi menyebabkan keberadaannya sempat lenyap ditelan masa,” ujar Riki Saputra.

Sekarang, setelah hampir tiga dekade, ruh Muhammadiyah seolah bangkit kembali. Warga Parik Putuih yaitu Keluarga Rumah Gadang Suku Simabur mewakafkan tanah yang cukup luas (2.500 m2) kepada Pondok Pesantren Tahfidzhul Qur’an Mu’allimin Muhammadiyah Sawah Dangka. Tidak hanya itu, perantau Parik Putuih di Bandung membantu pembangunan gedung yang representatif guna memperluas aktivitas pondok pesantren tersebut.

“Muhammadiyah Sumatera Barat sangat berhutang budi kepada masyarakat Parik Putuih yang telah berkontribusi dalam menyuburkan organisasi ini sehingga dapat menjalankan misinya dengan baik,” kata Riki Saputra.

WY/rel/bakaba
Gambar oleh Pexels dari Pixabay 

redaksi bakaba

Recent Posts

KPK Tetapkan 5 Tersangka Korupsi LPEI Rp900 Miliar

KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…

1 bulan ago

Erick Thohir Bahas Korupsi Pertamina dengan Jaksa Agung

“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…

2 bulan ago

DKPP Pecat Empat Komisioner KPU Banjarbaru, Kalsel Ambil Alih PSU

“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…

2 bulan ago

Pertemuan Trump-Zelensky Berubah Tegang, Picu Kemarahan Trump

Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”

2 bulan ago

Deddy Sitorus Tuntut KPU Daerah Dipecat Gegara PSU

"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.

2 bulan ago

Kejati Jakarta Ungkap Penyelewengan Rp 11,5 Miliar oleh Jaksa AZ

"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…

2 bulan ago