Jika sampai sekarang masih ada juga yang mempersoalkan pola residensi matrilokal ini, ada kemungkinan ia belum pernah ke Minangkabau, belum pernah berbini alias jomblo, belum pernah jadi sumando, atau terkena ‘virus corona!’*
Baca selengkapnyaTag: laki-laki Minangkabau
[2] Ironi Nasib Laki-laki Minangkabau Sekarang
Ketika kemenakan menjadi beban kultural seorang panghulu tidak harus menafkahi kemenakan dengan harta pribadi yang sesungguhnya jatah anak-anaknya, tetapi dengan harta kolektif yang dikuasai paruik atau kaum.
Baca selengkapnya[1] Ironi Nasib Laki-laki Minangkabau Sekarang
kehilangan kebebasannya sebagai laki-laki ; terpaksa sembunyi-sembunyi kalau mau kawin lagi atau menjalin hubungan khusus dengan perempuan kedua dan ketiga.
Baca selengkapnya