Pertunjukan Teater Sayap-sayap Proklamasi foto courtesy Padang TV
bakaba.co, Padang Panjang – Pertunjukan teater Sayap-sayap Proklamasi dipentaskan di Desa Wisata Kubu Gadang, Padang Panjang, Kamis (12/12/2024). Teater ini bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan Indonesia, khususnya Bung Hatta. Dengan tema yang mengangkat perjuangan kemerdekaan, pertunjukan ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga edukasi bagi generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan Indonesia.
Teater Sayap-sayap Proklamasi disiarkan live di YouTube PadangTV channel, memberikan kesempatan bagi pemirsa di seluruh dunia untuk menyaksikan langsung pementasan ini. Pertunjukan ini adalah produksi ke-55 yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Kuflet, komunitas yang telah berusia 28 tahun di Kota Padang Panjang. Melalui karya ini, mereka ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya semangat perjuangan Bung Hatta.
“Pertunjukan teater bertajuk Sayap-sayap Proklamasi, yang ditulis oleh Soleha Hasanah Nasution, menciptakan konsep teater yang tidak hanya sebagai hiburan atau perayaan semata. Teater ini hidup dan berkembang di tengah masyarakat sebagai proses penyadaran bagi penguasa dan masyarakat, serta sebagai ruang ekspresi sosial,” ujar Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, selaku sutradara.
Pertunjukan ini diawali dengan kisah tentang Muhammad Athar, seorang anak yang tumbuh besar di Bukittinggi, anak dari almarhum Haji Muhammad Jamil. Kehidupan Atta bersama ibunya yang penuh perjuangan menggambarkan semangat kemerdekaan yang menyelimuti bangsa Indonesia.
Namun, pada masa itu, Indonesia masih terjajah. Meskipun masa depan tampak kabur, satu hal yang pasti: semangat kemerdekaan harus tetap hidup. Jepang yang kuat pada waktu itu mungkin tak akan bertahan selamanya. Semua ini adalah gambaran dari tekad dan semangat juang yang tumbuh dalam diri para pahlawan Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Baca juga: Diskusi Teater GKB: Cara Baru Membaca Naskah Wisran
Seiring berjalannya waktu, Sukarno bersama dengan tokoh-tokoh nasionalis lainnya dibebaskan dari pengasingannya di Danau Toba. Mereka mulai mendekati tokoh-tokoh nasionalis terkemuka seperti Soekarno untuk mendapatkan dukungan dan menarik simpati rakyat Indonesia. Pada saat yang sama, dunia tengah menghadapi perubahan besar: bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, dan pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang tanpa syarat kepada Sekutu, menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Bung Hatta, dengan kecerdasan dan keteladanan dalam perjuangan kemerdekaan, menjadi sosok sentral dalam cerita ini. Melalui Sayap-sayap Proklamasi, teater ini berusaha menampilkan semangat perjuangan dan ideologi Bung Hatta yang mendalam, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.
Dalam sambutan pembukanya, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, sutradara dan Ketua Komunitas Seni Kuflet, menjelaskan bahwa pertunjukan ini bukan hanya sekedar perayaan, melainkan sebuah bentuk edukasi dan penyadaran bagi masyarakat, khususnya generasi muda. “Teater ini hidup dan berkembang di tengah masyarakat sebagai ruang ekspresi sosial, di mana kita bisa mengingatkan pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan integritas dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Menurutnya, teater ini mengembalikan fungsi seni sebagai media untuk menyadarkan masyarakat, terutama dalam konteks perjuangan Bung Hatta yang masih relevan hingga kini. Nilai-nilai tersebut dapat diteruskan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter bangsa.
“Melalui konsep post festival ini, kami ingin mengembalikan fungsi teater yang selama ini terpinggirkan oleh berbagai rekayasa sosial,” jelas Juned. Teater Sayap-sayap Proklamasi juga mengajak masyarakat untuk merenung tentang bagaimana perjuangan bangsa ini dimulai, dan mengingatkan akan pentingnya mengenal sejarah.
Rita Matu Mona, aktris sekaligus dikenal sebagai seorang penulis dan deklamator ini, juga hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya ruang berkesenian dalam sebuah kota. “Sebuah kota mati, jika ruang-ruang berkesenian tidak ada di dalam kota itu, Ruang-ruang kesenian mati jika tidak ada karya-karya seni di dalamnya, karya-karya seni mati jika tidak ada dukungan dari pemegang kebijakan” katanya. Beliau mewakili tim kurator kebudayaan yang juga turut mendampingi tim verifikator dari Kementerian Kebudayaan.
Komunitas Seni Kuflet, yang telah menerima dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan, berhasil membawa teater ini ke panggung publik. Rita Matu Mona juga mengungkapkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk memperkuat identitas bangsa dan menggugah kesadaran generasi muda tentang sejarah para pahlawan Indonesia.
“Dengan menggunakan media seni, teater Sayap-sayap Proklamasi diharapkan dapat memperkuat karakter generasi muda dan menanamkan semangat patriotisme kepada mereka,” ujar Rita Charloeta Parinduri, yang dikenal dengan nama panggung Rita Matu Mona.
Pementasan teater Sayap-sayap Proklamasi di Padang Panjang menjadi momentum penting bagi penguatan semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air. Melalui seni, teater ini mengajak penonton untuk lebih mengenal sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan memahami nilai-nilai yang diwariskan oleh para pahlawan, terutama Bung Hatta.
Dengan mengedepankan pesan moral dan edukasi tentang cinta tanah air, pertunjukan ini diharapkan dapat menyentuh hati banyak orang, termasuk generasi muda, yang diharapkan akan terus menjaga dan merawat semangat kemerdekaan yang telah diraih.
afl | bkb
Foto fitur courtesy Padang TV YouTube channel
Tonton pertunjukan Teater ini di Youtube channel Padang TV
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…