Pria dan tembakau linting sendiri, Ilustrasi oleh Jose Castaneda-Romero dari Pixabay

Rokok Naik Harga Lagi! Solusi Murah, Beralih ke Tembakau Linting Sendiri?

bakaba.co, Jakarta – Rokok tembakau linting sendiri jadi solusi bagi perokok karena Harga Jual eceran (HJE) rokok akan naik per 1 Januari 2025, meskipun tarif cukai hasil tembakau (CHT) tetap tidak berubah. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97 Tahun 2024, yang mengatur tarif cukai dan harga jual hasil tembakau seperti sigaret, cerutu, rokok daun, klobot, hingga tembakau iris.

Langkah ini disebut sebagai upaya pemerintah untuk mengendalikan konsumsi tembakau, melindungi industri padat karya, serta mengoptimalkan penerimaan negara. Namun, kenaikan harga rokok di pasaran menimbulkan reaksi beragam, terutama dari kalangan perokok aktif.

Baca juga: Nasib Tembakau Linting di Zaman Praktis

Daftar Harga Rokok 2025

Berikut daftar HJE baru rokok yang berlaku mulai 2025:

  1. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
    • Golongan I: Rp 2.375/batang (naik 5,08%)
    • Golongan II: Rp 1.485/batang (naik 7,6%)
  2. Sigaret Putih Mesin (SPM)
    • Golongan I: Rp 2.495/batang (naik 4,8%)
    • Golongan II: Rp 1.565/batang (naik 6,8%)
  3. Sigaret Kretek Tangan (SKT)
    • Golongan I: Rp 1.555–2.170/batang
    • Golongan II: Rp 995/batang (naik 15%)
    • Golongan III: Rp 860/batang (naik 18,6%)
  4. Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF)
    • Rp 2.375/batang (naik 5%)
  5. Sigaret Kelembak Kemenyan (KLM)
    • Golongan I: Rp 950/batang (tidak berubah)
    • Golongan II: Rp 200/batang (tidak berubah)
  6. Jenis Rokok Elektrik
    • Cair sistem terbuka: Rp 1.368/gram (naik 22,03%)
    • Cair sistem tertutup: Rp 41.983/gram (naik 22,03%)
  7. Tembakau Iris (TIS) dan Rokok Daun (KLB)
    • Tetap pada Rp 55–180 dan Rp 290 per batang.

Linting Sendiri, Solusi Hemat di Tengah Kenaikan Harga?

Agus, seorang pengemudi ojek online yang biasa mangkal di depan kantor redaksi bakaba.co di Ulujami, Jakarta Selatan, menceritakan pengalaman beralih ke tembakau linting. “Penghasilan dari ngojek makin turun, tapi harga rokok nggak pernah berhenti naik. Saya sudah dua tahun ini pakai tembakau linting sendiri. Lebih murah, lebih asli, dan ngga kena cukai,” katanya kepada jurnalis bakaba.co.

Baca juga: Pisok Timbakau, Linting Sendiri Hemat Isi Dompet

Agus menjelaskan bahwa tembakau murni dari petani tradisional masih banyak dijual di pasar tradisional, seperti Pasar Kebayoran Lama. “Kalau beli tembakau tingwe, sehari cuma keluar 15 ribu. Bandingkan sama rokok bungkusan, udah 35 ribu sebungkus, saya bisa habis dua bungkus sehari. Gila aja kalau maksain beli,” ujarnya sambil tertawa.

Menurut Agus, meski lebih ekonomis, rokok lintingan tetap memberikan rasa yang tidak kalah dibandingkan dengan rokok pabrikan. “Ini asli dari petani, nggak pake bahan tambahan macam-macam,” tambahnya.

Respons Pemerintah dan Peluang untuk Petani Tembakau

Kenaikan harga rokok diperkirakan akan membuat semakin banyak konsumen beralih ke tembakau linting sendiri. Hal ini bisa menjadi peluang bagi petani tembakau lokal untuk memasarkan produknya langsung ke konsumen tanpa melalui industri besar. Namun, pemerintah diharapkan tetap memperhatikan keseimbangan antara pengendalian konsumsi rokok dengan keberlangsungan hidup petani kecil.

Baca juga: Santo Jalua yang Membawa ‘Terbang’

Rokok Elektrik Juga Tak Lepas dari Kenaikan

Selain rokok konvensional, rokok elektrik juga mengalami penyesuaian harga. Misalnya, harga minimum rokok elektrik cair sistem tertutup naik 22,03% menjadi Rp 41.983/gram. Kenaikan ini diperkirakan akan memengaruhi pola konsumsi para pengguna rokok elektrik, yang sebelumnya dianggap lebih terjangkau.

rst | bkb
Foto oleh Jose Castaneda-Romero dari Pixabay