Rizal Ramli ‘Manyilau Kampuang (1): Bangsa ini Tertinggal karena Tidak Inovatif

redaksi bakaba

“Begitulah bangsa kita ini. Dengan negara di kawasan seperti Singapura, Malaysia, Cina dan Jepang, kita tertinggal. Masalahnya, pemimpinnya tidak berani dan inovatif.”

Dr Rizal Ramli - bangsa inovatif
Dr Rizal Ramli

bakaba.co, Agam ~ Bangsa dengan pemimpin yang tidak memiliki keberanian untuk melakukan perubahan yang inovatif, tidak akan maju dan terus tertinggal. “Begitulah bangsa kita ini. Dengan negara di kawasan seperti Singapura, Malaysia, Cina dan Jepang, kita tertinggal. Masalahnya, pemimpinnya tidak berani dan inovatif.”

Doktor Rizal Ramli menyampaikan hal itu dalam dialog interaktif dengan masyarakat di Mesjid Sabar, Nagari Simarasok, Baso, Minggu, 5 November 2017. Dalam dialog juga tampil narasumber Ketua MUI Sumbar H. Gusrizal Gazahar dan Ketua Karapatan Niniak Mamak Minangkabau Mizhar Dt. Mangkuto Sapuluah. 

Suasana dialog interaktif Rizal Ramli di Simarasok Baso Agam

Kehadiran Rizal Ramli, yang pernah menjabat Menko Kemaritiman pada kabinet Presiden Jokowi, datang ke Sumbar “Manyilau Kampuang”. Selain di Simarasok, Rizal Ramli juga mengadakan diskusi di MTI Candung, dan memberikan kuliah umum di IAIN Batusangkar dan UNAND Padang

Perubahan

Menurut Rizal Ramli yang pernah jadi menteri di zaman Presiden Abdurrahman Wahid dan Joko Widodo, ketika memakai pendekatan historis melihat bangsa ini, tentu ada kemajuan. Bahkan dapat dikatakan sudah maju dibanding puluhan tahun lalu. Tetapi begitu dilihat dari sisi antarnegara, perbandingan/komparatif dengan negara di kawasan Asia saja, kita pasti kaget. Ambil rentang waktu empatpuluh tahun terakhir, negara di kawasan Asia dulu sama miskinnya dengan negara kita. 

“Sekarang mereka sudah demikian maju. Lihat Cina, Korsel, Malaysia, Singapura, Jepang demikian maju, masyarakatnya makmur secara ekonomi. Kita masih miskin,” ujar Rizal Ramli, yang dikenal sebagai konsultan ekonomi dan pembangunan di bawah bendera Econid.

Baca juga: Rizal Ramli ‘Manyilau Kampuang (2): Jadi Petani, Jalan Menuju Kemiskinan

Salah satu indikator majunya negara-negara di kawasan Asia dapat dilihat dari pendapatan per kapita. Korea Selatan sudah mencapai 35 US Dollar, Indonesia hanya separuhnya. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia hanya kisaran 6 persen, sementara Cina menembus 12 persen. Begitu juga Jepang, ekonominya tumbuh dua digit.

Menurut Rizal Ramli, selagi Indonesia memakai model pembangunan versi Bank Dunia, tidak akan bisa maju. “Pertumbuhan ekonomi kita karena mengikuti model dan arahan Bank Dunia, tidak akan bisa tumbuh dua digit. Paling tinggi hanya enam persen,” kata Rizal Ramli, yang lahir di Padang, 62 tahun lalu.

Cina, Jepang, Korea tidak memakai model Bank Dunia. Mereka berani berinovasi dalam mengurus bangsanya. “Indonesia ini, bangsa kita ini punya power, kekuatan, tetapi pemimpinnya tidak berani ambil resiko, dan tidak inovatif. Negara yang berani mengambil resiko, inovatif akan lebih cepat maju,” kata Rizal Ramli.

Reformasi politik

Selain berbicara soal pentingnya keberanian dan inovasi kepemimpinan suatu bangsa, Rizal Ramli juga mengkritisi demokrasi Indonesia. Sekarang betapa mahalnya ongkos ketika seseorang maju dalam kontestasi jadi pemimpin. 

“Anda mau maju jadi walikota, bupati, gubernur sampai jadi presiden, biayanya sungguh besar. Lalu, apa yang banyak terjadi sekarang? Setelah mengeluarkan biaya sangat besar, lalu jadi pejabat, terpilih jadi kepala daerah dan masuk penjara. Beda dengan zaman pergerakan, masuk penjara dulu, baru jadi pemimpin,” kata Rizal Ramli yang membuat pendengar dialog tertawa.

Rizal Ramli dikenal aktif dalam berbagai gerakan menuntut perubahan negeri ini. Dia pernah dipenjara waktu rezim orba berkuasa. Kata Rizal, sistem demokrasi Indonesia sekarang jadi penyebab besarnya biaya politik. Hal itu juga menyebabkan maraknya korupsi.

“Selain mengubah model pembangunan dengan inovasi yang baru, juga harus dilakukan reformasi partai politik,” kata Rizal Ramli.

Satu lagi pemikiran Rizal Ramli untuk Indonesia ke depan, generasi muda harus dilatih. Pemerintah harus memberi perhatian dan menanggung biaya melatih orang muda untuk lebih berani dan kreatif. 

Apakah semua itu bisa diwujudkan untuk memajukan negeri ini? “Mestinya bisa. Jika yang lain tidak berani, putra Minang pasti bisa melakukannya,” kata Rizal Ramli.

» Asraferi Sabri & M.Khairul Huda

Advertisement
Next Post

Rizal Ramli 'Manyilau Kampuang (2): Jadi Petani, Jalan Menuju Kemiskinan

Begitu petani panen dan membawa hasil ladangnya ke pasar, harga jatuh, murah. Petani tidak bisa berbuat apa-apa."
Dr Rizal Ramli - bangsa inovatif