Presiden Indonesia Prabowo Subianto selesaikan rangkaian lawatan ke Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA). foto courtesy Setpres
bakaba.co | Jakarta – Presiden Indonesia Prabowo Subianto telah menyelesaikan rangkaian lawatannya ke Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA). Setelah bertemu dengan Presiden PEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), Prabowo langsung kembali ke tanah air pada Sabtu (23/11/2024). Pesawat yang membawa Presiden Prabowo dan rombongan lepas landas sekitar pukul 17.30 waktu setempat dari Presidential Flight, Abu Dhabi.
Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Mohamed Al Mazrouei, bersama dengan Duta Besar PEA untuk Indonesia Abdulla Salem AlDhaheri dan Duta Besar Indonesia untuk PEA Husin Bagis, hadir untuk melepas keberangkatan Presiden Prabowo. Selain itu, Atase Pertahanan Republik Indonesia Brigjen TNI Muhammad Irawadi juga turut hadir dalam acara pelepasan tersebut.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Abu Dhabi berlangsung singkat namun bermakna. Setibanya di Abu Dhabi pada hari yang sama, Prabowo langsung bertemu dengan Presiden MBZ di Istana Qasr Al Watn. Kedatangan Prabowo disambut dengan upacara kenegaraan, diikuti dengan pertemuan bilateral yang membahas berbagai topik strategis.
Dalam sambutannya, Presiden MBZ menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kunjungan Presiden Prabowo dan delegasi Indonesia. MBZ menekankan pentingnya hubungan bilateral yang telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, mencakup berbagai sektor, mulai dari perdagangan, investasi, hingga kerja sama pembangunan.
“Hubungan kita bukan baru dimulai hari ini. Kita sudah saling mengenal sekian tahun, dan saya bangga dengan hubungan ini. Insyaallah, hubungan ini semakin membaik dan berkembang bagi kedua bangsa dan negara di tahun-tahun mendatang,” ungkap MBZ.
MBZ juga menyebutkan bahwa kerja sama ekonomi antara Indonesia dan PEA telah menunjukkan hasil positif. Salah satunya adalah pertumbuhan perdagangan nonmigas yang mencapai 12 persen pada tahun lalu, dengan nilai sekitar USD 4,6 miliar. MBZ menyatakan keyakinannya bahwa target perdagangan USD 10 miliar akan tercapai melalui implementasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif dan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.
Selain perdagangan, Indonesia dan PEA juga telah menjalin kerja sama di sejumlah sektor strategis. Beberapa di antaranya meliputi energi terbarukan, aksi iklim, kecerdasan buatan, pendidikan, dan keamanan pangan. Semua bidang ini dinilai sebagai dasar yang kokoh untuk memperkuat lebih lanjut hubungan kedua negara.
“Ini semua memastikan bahwa kita hari ini berangkat dari fondasi yang kokoh. Insyaallah kita akan lebih memperkuat pondasi ini, memperluas cakupan bidang kerja sama, dan mempergunakan setiap peluang yang tersedia,” tambah MBZ.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari pemerintah dan rakyat PEA. Ia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk melanjutkan hubungan baik ini dan memperluas kerjasama dengan PEA di bawah kepemimpinannya.
“Prioritas saya dalam pemerintahan yang saya pimpin ke depan adalah pertama untuk menjamin keamanan dan ketahanan pangan, kedua ketahanan energi, dan selanjutnya untuk melaksanakan hilirisasi processing dari pada semua bahan baku kita di Indonesia supaya mendapatkan nilai tambah,” ujar Prabowo.
Prabowo juga menambahkan bahwa Indonesia ingin mengundang PEA untuk lebih aktif berpartisipasi dalam ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan. Indonesia membuka peluang kerja sama lebih lanjut dalam berbagai bidang, termasuk yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan, teknologi, dan sektor-sektor strategis lainnya.
rst | bkb
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…