Polisi Tangkap Preman dok. Polres Tangsel
bakaba.co, Tangerang Selatan – Dua pria yang diduga preman di tangkap polisi setelah viral menodongkan pisau di depan anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) di kawasan Setu, Tangerang Selatan. Salah satu pelaku ditangkap di rumah orang tuanya.
“Iya, satu kami amankan di rumah orang tuanya,” ujar Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025).
Sementara itu, pelaku lainnya ditangkap di sebuah warung yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.
“Satu lainnya di warung, jarak dari TKP sekitar 300 meter,” tambah Dhady.
Polisi tangkap dua orang preman pelaku berinisial S (24) dan N (58) beserta sejumlah barang bukti, termasuk senjata tajam yang digunakan untuk menodong korban.
“Barang bukti yang kita amankan berupa pakaian, jaket, topi, baju, celana yang dikenakan oleh kedua pelaku saat kejadian, serta senjata tajam jenis sangkur dan alat musik drum yang dirusak oleh mereka,” jelas Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang kepada media.
Baca juga: Kasus Pemerasan Polisi di Semarang: 2 Anggota Ditahan, Warga Sipil Diamankan
Victor menjelaskan bahwa kedua pelaku datang ke lokasi untuk melakukan pemalakan. Namun, setelah permintaan mereka tidak dipenuhi, mereka menjadi agresif.
“Mereka datang ke lokasi dengan maksud memalak seorang guru yang sedang melatih drum band di sana,” ungkapnya.
Mendapat laporan insiden tersebut, Kapolres Tangsel langsung memerintahkan jajarannya untuk segera menangkap pelaku dan memastikan keamanan masyarakat sekitar.
“Setelah mendapat informasi kejadian, saya segera mengarahkan Polsek Cisauk dan Satreskrim Polres Tangerang Selatan untuk mengungkap kasus ini dan menjaga keamanan masyarakat,” ujar Victor.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, kedua pelaku berhasil ditangkap oleh tim gabungan dari Satreskrim Polres Tangsel dan Polsek Cisauk. Saat ini, mereka masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan ruang bagi aksi premanisme dan kejahatan serupa.
“Kami tidak menoleransi aksi premanisme. Tidak ada ruang bagi pelaku premanisme dan tindak kejahatan lainnya di wilayah hukum Tangsel. Kami akan tindak tegas,” kata Victor.
Nisa (26), salah satu guru TK di lokasi kejadian, mengungkapkan bahwa beberapa anak mengalami trauma setelah menyaksikan peristiwa penodongan tersebut.
“Dapat laporan dari orang tua murid bahwa anak mereka mengalami trauma. Anak-anak melihat langsung kejadian tersebut dan beberapa di antaranya sangat ketakutan,” kata Nisa.
Saat insiden terjadi, anak-anak TK berteriak ketakutan. Beberapa anak yang pendiam pun tampak mengalami syok.
“Anak-anak teriak ketakutan. Bahkan ada yang langsung syok di tempat,” ujarnya.
Pihak sekolah telah meminta Polsek Cisauk dan Polres Tangsel untuk melakukan program trauma healing bagi anak-anak agar mereka dapat mengatasi rasa takut dan mendapatkan pemahaman mengenai cara menghadapi situasi berbahaya.
“Kami meminta bantuan dari kepolisian untuk datang ke sekolah guna memberikan trauma healing agar anak-anak dapat memahami bagaimana cara menghadapi ancaman atau kekerasan di luar lingkungan sekolah,” jelas Nisa.
mti | bkb
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…