Politik Tunjangan Guru Honorer

redaksi bakaba

“Itu di luar dugaan saya. Saya juga kaget adanya lagu yang dinyanyikan guru honorer itu. Makanya saya menolak ikut memberi kata sambutan dalam acara itu,” kata Melfi Abra kepada bakaba.co melalui sambungan seluler.

Guru honorer di pendopo Rumah Dinas Walikota Bukittinggi - bakaba.co
Guru honorer di pendopo Rumah Dinas Walikota Bukittinggi – bakaba.co

bakaba.co | Bukittinggi | Pemerintah Daerah memberikan tunjangan kesejahteraan bagi guru honor non-PNS, sebagai kewajiban dan dianggarkan di APBD. Di Bukittinggi ada 977 orang guru honorer non-PNS, dari APBD 2019 semester II dicairkan Rp 2,4 miliar.

Biasanya honor guru non-PNS kota Bukittinggi diberikan tanpa dikumpulkan. Berbeda dengan yang terjadi Senin, 23 Desember 2019 kemarin. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi mengumpulkan guru-guru Non PNS TK/RA, SD/MI, SMP/MTs se-Kota Bukittinggi yang berhimpun pada Ikatan Guru Honorer Indonesia (IGHI).

Para guru honorer itu dikumpulkan di Pendopo Rumah Dinas Walikota Bukittinggi yang baru. Walikota Bukittinggi M. Ramlan Nurmatias dihadirkan. Di saat Walikota memasuki ruangan pertemuan, para guru honorer non-PNS menyanyikan lagu dukungan pada Walikota Ramlan Nurmatias agar kembali menjadi Walikota.

“Wahai Bapak tetaplah jadi Walikota Bukittinggi yang disayangi oleh IGHI.” Demikian bagian bait lirik lagu yang dinyanyikan para guru honorer. Dalam video acara yang diperoleh bakaba.co, terlihat Ramlan Nurmatias yang memakai baju batik coklat bermotif campur hitam, tersenyum sambil berjalan di depan guru honorer. Setelah berdiri di depan para guru honorer, Ramlan Nurmatias didampingi Kadinas Pendidikan Melfi Abra, ikut bertepuk-tangan menyemangati guru-guru honorer yang terus menyanyi sampai liriknya habis.

Kadis Kaget?

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Melfi Abra mengatakan, para guru honorer menyanyikan lagu berisi keinginan agar Ramlan Nurmatias jadi Walikota lagi, tidak ada settingan dari Dinas Pendidikan

“Itu di luar dugaan saya. Saya juga kaget adanya lagu yang dinyanyikan guru honorer itu. Makanya saya menolak ikut memberi kata sambutan dalam acara itu,” kata Melfi Abra kepada bakaba.co melalui sambungan seluler.

Nuansa politik mengumpulkan para guru honorer kota Bukittinggi dengan nyanyian berisi kata-kata ‘Wahai Bapak tetaplah jadi Walikota’, ditanggapi Ketua IGHI Bukittinggi H. El Sofyan. “Agenda tersebut merupakan program rutin Pemko dalam memperhatikan nasib guru honorer yang ada di Kota Bukittinggi,” kata Sofyan kepada bakaba.co.

Program tunjangan pada Guru Honorer kata Sofyan, bukan sesuatu yang baru. Tetapi sudah ada sejak Kota Bukittinggi dipimpin Walikota Djufri, juga Ismet Amzis. Ramlan Nurmatias selaku Walikota sekarang, hanya melanjutkan. “Adanya lagu tersebut agar suasana acara lebih semarak saja,” kata Sofyan.

Diakui Sofyan, Walikota Ramlan berjanji akan meningkatkan nilai tunjangan guru-guru honor dari Rp 350 ribu menjadi Rp 400 ribu per bulan untuk tahun 2020. Walikota juga menjanjikan akan memberikan hadiah umroh pada guru honorer yang berprestasi.

“Kalau bicara dukungan kembali, itu dikembalikan pada pribadi masing-masing guru honor,” ujar El Sofyan pada bakaba.co.

~ Fadhly Reza

Next Post

Perkawinan Serumpun Genealogis

Sistem pelarangan perkawinan satu suku, yang oleh Amir M.S sebut dengan eksogami matrilineal meliputi ; sasuku saparuik, sasuku sapayuang, sasuku sakampuang, sasuku-sanagari, dan sasuku sajo.
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

bakaba terkait