Perang dagang AS, Trump tunda terapkan ke Kanada dan Meksiko, dok Wall Streeu Journal front page

Perang Dagang AS – China Memanas: Tarif Baru dan Investigasi Google

Jakarta, bakaba.co, – Amerika Serikat resmi menerapkan tarif 10% terhadap barang impor asal China, memperburuk ketegangan dalam perang dagang kedua negara. Kebijakan ini diambil setelah AS menarik tarif terhadap Kanada dan Meksiko, menandakan dinamika baru dan perlakuan berbeda dengan Kanada dan Meksiko dalam negosiasi perdagangan global.

AS Terapkan Tarif Baru, China Merespons dengan Pajak Balasan

Sebagai respons cepat, China memberlakukan pajak 15% pada sejumlah produk asal AS, termasuk batu bara dan minyak mentah, serta menginvestigasi Google atas dugaan pelanggaran anti-monopoli.

China Targetkan Sektor Energi dan Kendaraan AS

China tidak tinggal diam dalam menghadapi kebijakan tarif baru AS. Pemerintah Beijing menerapkan pajak tambahan 15% pada batu bara dan 10% pada minyak mentah dari Amerika, serta tarif tinggi pada kendaraan besar seperti truk pickup. Selain itu, penyelidikan terhadap Google menunjukkan strategi China dalam menghadapi dominasi perusahaan teknologi AS. Langkah ini mengindikasikan eskalasi konflik dagang yang dapat berdampak besar pada perekonomian global.

Tarif 10% AS Lebih Rendah dari Ancaman Awal 60%

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif hingga 60% jika negosiasi dengan China gagal. Namun, penerapan tarif 10% saat ini memberikan ruang untuk kemungkinan perundingan lebih lanjut. Meski demikian, ketidakpastian tetap tinggi, dengan ancaman tarif tambahan yang bisa diterapkan kapan saja jika kesepakatan tidak tercapai.

Negosiasi Trump-Xi Jinping Jadi Kunci Masa Depan Perdagangan

Presiden Trump menyatakan kesiapannya untuk menerapkan tarif lebih besar jika China tidak mencapai kesepakatan dagang. Dalam beberapa waktu mendatang, pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping akan menjadi titik krusial dalam menentukan arah perang dagang ini. Sementara itu, tekanan politik dalam negeri AS juga meningkat, dengan sejumlah anggota parlemen menyoroti dampak tarif terhadap sektor bisnis dan konsumen Amerika.

China Strategis dalam Menahan Serangan Dagang

China tampaknya menerapkan strategi bertahan dengan tidak langsung menargetkan produk pertanian utama seperti kedelai. Langkah ini menunjukkan bahwa Beijing masih menyimpan opsi untuk balasan yang lebih besar di masa depan. Industri peternakan babi China sangat bergantung pada kedelai impor dari AS, sehingga keputusan ini bisa menjadi alat tawar-menawar dalam negosiasi dagang berikutnya.

Baca juga: Trudeau Jawab Tarif AS dengan Pajak Balasan Senilai $155 Miliar

Ekonomi China Tidak Bergantung pada Energi AS

Ketergantungan China pada energi dari AS lebih rendah dibandingkan sumber lain, sehingga dampak dari tarif AS terhadap sektor energi China relatif kecil. Sebagai gantinya, China menekan perusahaan AS dengan memasukkan sejumlah perusahaan ke dalam daftar “entitas tidak dapat diandalkan.” Salah satu perusahaan yang terkena dampak adalah PVH, induk dari merek ternama Calvin Klein dan Tommy Hilfiger. Kebijakan ini dapat menghambat investasi dan perdagangan lintas negara dalam jangka panjang.

Komunikasi Kedua Negara Jadi Penentu Arah Perang Dagang

Komunikasi lanjutan antara AS dan China menjadi sangat krusial dalam menentukan arah hubungan dagang. Beijing disebut menginginkan “awal yang baru,” namun belum jelas apakah AS bersedia memberikan konsesi seperti yang sebelumnya diberikan kepada Kanada dan Meksiko. Keputusan ini dapat menentukan apakah ketegangan meningkat atau justru menurun.

Pasar Saham Bergejolak, Investor Waspada

Pasar saham merespons negatif dengan penurunan indeks berjangka setelah pengumuman tarif balasan dari China. Investor khawatir bahwa perang dagang yang berkepanjangan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, sektor batu bara dan gas alam AS menjadi target utama tarif China, dengan pajak 15% yang mulai berlaku pada 10 Februari mendatang.

China Siapkan Pembatasan Ekspor dan Sanksi Baru

Selain tarif baru, China juga merancang pembatasan ekspor logam ke AS dan menambahkan beberapa perusahaan teknologi AS ke dalam daftar sanksi. Investigasi anti-monopoli terhadap Google juga menjadi senjata tambahan dalam perang dagang ini. Langkah-langkah ini dapat memicu respons lebih agresif dari Washington.

Dampak Tarif terhadap Konsumen AS

Ekonom memperingatkan bahwa tarif baru akan berdampak signifikan pada keluarga berpenghasilan rendah di AS. Menurut laporan Peterson Institute, rata-rata rumah tangga bisa mengalami kenaikan biaya hingga $1.200 per tahun akibat tarif ini. Beban ekonomi terbesar diperkirakan akan dirasakan oleh kelompok pendapatan rendah, yang harus mengalokasikan sekitar 3% dari gaji mereka untuk menutupi kenaikan harga barang.

rst | bkb