Penutupan Pabrik PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta: Akibat Penurunan Permintaan dan Dampak Pandemi

redaksi bakaba

Tutuko menambahkan bahwa penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan dapat disebabkan oleh tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 terhadap daya beli masyarakat.

Sepatu Sport Ilustrasi Gambar oleh PIRO dari Pixabay
Sepatu Sport Ilustrasi Gambar oleh PIRO dari Pixabay

bakaba.co | Jakarta | PT Sepatu Bata Tbk mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat, pada 30 April 2024. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap penurunan permintaan yang signifikan dari pelanggan, yang telah menyebabkan perusahaan mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir.

Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, menjelaskan bahwa perusahaan telah berusaha keras untuk mengatasi tantangan industri, termasuk dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
Upaya tersebut ternyata tidak cukup untuk mempertahankan operasi pabrik di Purwakarta, karena permintaan terus menurun.

Menurut Tutuko, analisis terhadap Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan 2023 menunjukkan adanya penurunan produksi perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, PT Sepatu Bata Tbk memproduksi sebanyak 1.578.000 pasang sepatu/sandal, sementara pada tahun 2023 jumlah produksi menurun menjadi 1.153.000 pasang.

Baca juga:Resmi Beroperasi, Hotel Santika Bukittinggi

Penurunan ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi perusahaan dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen dan kondisi pasar yang tidak pasti.

Sepatu Bata, sebagai merek alas kaki yang telah ada sejak zaman Hindia Belanda, sebelumnya telah mencatat pertumbuhan bisnis yang pesat di Indonesia. Namun, pandemi Covid-19 secara signifikan mengganggu bisnis sepatu asal Cekoslowakia tersebut.

Penurunan kinerja penjualan sebesar 49% dari Rp931,27 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada tahun 2020 menunjukkan dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kerugian pun melonjak dari Rp23,44 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp177,76 miliar pada tahun 2020.

Tutuko menambahkan bahwa penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan dapat disebabkan oleh tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 terhadap daya beli masyarakat. Hal ini terbukti dari perlambatan pertumbuhan belanja konsumen dari 5,01% menjadi 2,84% pada kuartal I tahun 2020.

Sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja perusahaan, PT Sepatu Bata Tbk telah menutup sejumlah gerai yang kurang menguntungkan pada tahun 2021. Meskipun demikian, penurunan permintaan yang signifikan telah mengakibatkan perusahaan terpaksa menutup operasi pabriknya di Purwakarta.

chd|bkb
Gambar oleh PIRO dari Pixabay

Next Post

"Proses Politik Pilkada Partai Golkar: Dr. H Andri Warman, MM sebagai Kandidat Kuat Pilkada Kabupaten Agam 2024"

Khusus untuk Kabupaten Agam, DPP Golkar dengan tegas hanya mengusung satu nama sebagai bakal calon bupati, yaitu Dr. H Andri Warman.
Khairunnas Ketua DPD Golkar Sumbar dan Andri Warman Bupati Agam, foto ist

bakaba terkait