bakaba.co, Bukittinggi ~ Taman Panorama Bukittinggi, sepanjang siang Kamis kemarin (14/12), agak berbeda dari hari biasa. Dari pentas yang ada dalam taman, para pemusik jalanan beraksi. Bergantian para ‘pengamen’ menunjukkan kebolehan menyanyi secara tunggal sambil memetik gitar.
“Rata-rata para penyanyi jalanan memiliki kemampuan menyanyi dan memainkan gitar yang baik,” komentar Eril Anwar, salah seorang dari tiga juri Festival Pemusik Jalanan yang digelar Dinas Pariwisata dan Olahraga Bukittinggi di Taman Panorama.
Kegiatan yang diberi tajuk Festival Penyanyi Jalanan dalam rangkaian HUT Kota Bukittinggi ke-233, itu diikuti 37 orang. Pesertanya hanya selingkup kota Bukittinggi. “Tahun mendatang kita akan perluas pesertanya. Bisa Sumbar dan Riau,” kata Suzi Yanti, Kabid. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispora Bukittinggi.
Gaya khas
Menyaksikan peserta Festival Penyanyi Jalanan, terlihat khas dari sisi penampilan. Tidak ada di antara peserta yang ‘nekad’ tampil dengan kostum khusus penyanyi panggung maupun memoles diri dengan jasa ahli salon. Setiap penampil hadir dengan pakaian santai, asesoris seadanya. Bahkan ada yang tampil dengan rambut acak-acakan, dan dengan topi pet yang sudah memudar warnanya.
Panitia, diakui Suzi Yanti, memberi kebebasan pada peserta sesuai karakter penyanyi jalanan alias pengamen. Bahkan jenis lagu yang dinyanyikan juga tidak ditetapkan. “Kegiatan pertama ini bebas saja. Nanti, kita agendakan dengan cakupan lebih luas. Tidak hanya untuk pengamen kota ini. Ya, nanti perlu kita buat ketentuan dan syarat agar lebih baik lagi,” ujar Suzi Yanti kepada bakaba.co.
Tidak ditetapkannya jenis lagu bagi peserta festival, ada yang peserta yang membawakan lagu barat, Indonesia dan Minang. Ted Ramnes yang juga juri mengatakan, tidak masalah. “Tidak akan menyulitkan tim juri. Nyatanya, peserta lebih banyak membawakan lagu Minang. Lagu barat hanya satu-dua,” kata Ted sambil tertawa.
Peluang tampil
Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga kota Bukittinggi Erwin Umar, dalam sambutan penutup berjanji memberi ruang dan peluang lebih luas bagi pemusik jalanan ini.
“Kawan-kawan pengamen bisa tampil menyanyi di depan tamu-tamu hotel. Saya akan bicarakan dengan manajemen hotel yang ada di kota ini. Tapi penampilannya lebih rapi dan gaya ya,” kata Erwin Umar yang disambut tawa para pengamen.
Akhir dari Festival Pemusik Jalanan, tim juri mengumumkan para pemenang. Penampil terbaik jatuh pada Aulia, Afriandi di terbaik dua, Jaya di nomor tiga. Penyanyi Dani dan Amby di posisi empat dan lima. “Hadiah akan kita serahkan pada acara puncak ulang tahun kota, dua-dua desember nanti,” kata Erwin Umar.
»afs/bakaba