Pasar Aua Bukittinggi Terbakar, Pedagang Rugi Puluhan Miliar

redaksi bakaba

Kebakaran diketahui sekitar pukul 04.30 WIB. Sampai menjelang waktu Jumat masuk, api baru bisa dipadamkan. Tujuh puluh persen dari bangunan Tahap II, lantai 2 yang berisi 1.350 unit kios berupa lapak pedagang ukuran 0,8 x 1,5 m, habis terbakar.

Pasar Aua Kuning terbakar
Kebakaran Pasar Aur Kuning

bakaba.co, Bukittinggi ~ Berselang dua pekan setelah pusat pertokoan Pasar Atas terbakar, Bukittinggi kembali  ‘membara’. Pasar konveksi Aua kuniang, pagi subuh, Jumat, 17 November 2017, terbakar.

Kebakaran diketahui sekitar pukul 04.30 WIB. Sampai menjelang waktu Jumat masuk, api baru bisa dipadamkan. Tujuh puluh persen dari bangunan Tahap II, lantai 2 yang berisi 1.350 unit kios berupa lapak pedagang ukuran 0,8 x 1,5 m, habis terbakar.

Saksi mata yang bertugas ronda malam, Inyiak Angguik, 60 tahun, kepada pihak kepolisian menginformasikan, dia melihat kobaran api di lantai satu bangunan Tahap II. Ada tiga titik api yang cepat membesar dan menjalar ke lantai dua.

Menyaksikan api yang terus berkobar, Inyiak Angguik melaporkan kepada Satpam Pemda, Afrineldi, yang sedang tugas sampai subuh itu. Berdua mereka berusaha memadamkan api dengan racun api. Tetapi api dengan cepat terus membesar. Akhirnya mereka menghubungi pemadam kebakaran kota Bukittinggi.

Usaha Pedagang

Suasana pagi masih terang tanah, kawasan Aua kuniang telah ramai didatangi masyakakat. Para pedagang terlihat berusaha memasuki lantai dasar bangunan pasar ketika api sedang berkobar di lantai dua. Para pedagang yang berhasil mengeluarkan barang miliknya dari toko, menyelamatkan barang ke arena aman, di bawah flyover, sebelum dibawa pulang.

Setelah setengah jam api membesar di lantai dua bangunan tahap II –pedagang mengenalnya Gudang– mobil pemadam kebakaran (damkar) Bukittinggi sampai di lokasi. Tetapi jalan yang sempit jadi kendala. Petugas damkar tidak bisa memasukkan mobil ke bagian dalam, mendekati titik utama api. Waktu terus berjalan, api terus membakar isi lantai dua yang begitu banyak karung berisi barang dagangan milik pedagang.

Baca juga: Hak Pedagang Dilanggar, Komnas HAM minta Presiden Bertindak

Secara berturut-turut bantuan damkar pemkab dan kota berdatangan. Ada mobil damkar dari Agam, Payakumbuh, Padang Panjang, Pasaman, Tanahdatar, bahkan Padang. Belasan mobil damkar bersama petugas masing-masing bahu-membahu berupaya memadamkan api.

Wakil Walikota Bukittinggi Irwandi, terlihat turun ke lokasi kebakaran. Sekitar pukul 9 Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit juga terlihat datang. Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias yang sehari sebelumnya berada di Jakarta, dengan pesawat pertama segera terbang ke Padang. Baru tiba di Bukittinggi menjelang waktu Jumat. Setelah jumat, hujan turun meski tidak terlalu lebat. Air hujan cukup membantu sehingga api tidak terus bergelora.

Gudang Barang

Pasar Simpang Aua kuniang, sentra bisnis kota Bukittinggi memiliki beberapa unit bangunan pertokoan. Selain toko-toko, di sini juga merupakan kompleks Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi

Salah satu unit besar bangunan di Aua Kuniang dikenal sebagai Bangunan Tahap II. Bangunan ini terletak di bagian dalam di sebelah selatan area terminal. Bangunan berlantai tiga di mana pada lantai satu terdapat 117 petak toko, lantai dua hanya ada dua toko/kios dan 1.350 unit lapak pedagang terbuat dari meja-batu, yang sehari-hari hanya aktif/dipakai pedagang separuhnya. Kemudian lantai tiga terdapat 17 petak toko dan 1.155 lapak meja-batu. Di lantai tiga ini kosong, tidak aktif kegiatan perdagangan.

Pada lantai dua tersebut menurut informasi yang diperoleh bakaba.co, dijadikan tempat menyimpan sementara barang-barang dagangan ribuan pedagang lapak meja-batu maupun pedagang Kaki-Lima. Para pedagang mengenal lokasi penitipan barang itu sebagai Gudang, yang posisinya di Blok J.

Para pedagang kecil, yang berdagang memakai lapak meja-batu dan pedagang K5, jumlahnya ribuan. Para pedagang ada yang berdagang setiap hari, ada yang berdagang hanya setiap Rabu dan Sabtu. Mereka menitipkan barang dagangan yang belum terjual untuk disimpan di lantai Gudang. Kedua kelompok pedagang berurusan dengan tukang angkat barang, yang mengambil barang setiap sore milik pedagang yang sudah dimasukkan ke dalam karung.

Para tukang angkat meletakkan barang yang jumlahnya ribuan koli di Gudang. Jasa penitipan yang diberikan pedagang ke tukang angkat dibayar bulanan Rp 10 ribu. Sementara setiap kali barang dagangan pedagang diantar pagi hari ke lapak dan diambil sore hari untuk dibawa ke Gudang, pedagang membayar tunai.

Kerugian puluhan miliar

Peristiwa kebakaran Pasar Aua, khususnya Bangunan Tahap II, Jumat subuh tersebut, ditaksir menimbulkan kerugian sekitar Rp 85 miliar. Taksiran tersebut, selain bangunan, yang paling besar berupa kerugian yang ditanggung para pedagang yang barang-barangnya tidak terselamatkan.

»asra f. sabri

Advertisement
Next Post

Tour de Singkarak, Bukittinggi "Memacu Waktu"

Tour de Singkarak, event pacu bersepeda antar negara kembali digelar di Sumbar