Renungan islami , Bahagia Dunia dan Akhirat, Gambar Ilustrasi oleh zibik dari Pixabay

Panduan Bahagia Dunia dan Akhirat Berdasarkan Ajaran Imam Syafi’i

BAKABA.CO – Bahagia dunia dan akhirat adalah impian setiap muslim. Dalam Islam, kebahagiaan sejati dicapai melalui ketaatan kepada Allah SWT dan memiliki hati yang suci serta bersih. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Qashash ayat 77:

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْـَٔاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا
تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ ٧٧

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia, Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Imam Syafi’i, salah satu ulama besar Islam, memberikan lima kunci penting untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Memiliki Kekayaan Jiwa

Kekayaan jiwa merujuk pada rasa tenang, lapang, dan syukur terhadap nikmat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

“Kekayaan itu bukan soal keberlimpahan harta benda dunia, melainkan kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Saatnya Menata Jiwa

Seorang muslim yang kaya jiwa tidak akan tamak, iri, atau sombong. Ia bersyukur atas apa yang dimiliki tanpa merasa gelisah akan kehilangan duniawi.

2. Menahan Diri dari Menyakiti Orang Lain

Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama. Menyakiti orang lain dapat menghilangkan ketenangan hidup. Sebaliknya, menahan diri dari menyakiti orang lain membawa kedamaian dan menghindarkan dari permusuhan.

3. Mengusahakan Hal yang Halal

Mengusahakan harta yang halal menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 172 disebutkan:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”

Harta yang halal membawa berkah, bahagia dunia dan akhirat sedangkan harta yang haram hanya akan membawa kehancuran baik di dunia maupun di akhirat.

4. Mengenakan Pakaian Takwa

Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 26 dijelaskan:

يَا بَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْءٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ ۝٢٦

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.”

Pakaian takwa mencerminkan keimanan seorang muslim, baik secara fisik maupun ruhani.

5. Yakin kepada Allah dalam Segala Kondisi

Keyakinan kepada Allah SWT memberikan kekuatan dalam menghadapi ujian hidup. Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ath-Thalaq ayat 3:

وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”

Keyakinan yang kuat menjauhkan seseorang dari godaan setan dan kesesatan duniawi. Seorang muslim yang yakin kepada Allah akan merasa lapang dan tenang dalam menjalani hidup.

rst | bkb