Tanah Gerak Ilustrasi oleh Yogesh Pansare dari Pixabay
bakaba.co, Jawa Timur, – Berita Terkini datang dari Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, di mana 43 kepala keluarga (KK) yang menghuni 38 rumah terpaksa mengungsi akibat tanah gerak dan longsor. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 18 Desember 2024, di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, yang luasan area terdampak bencana semakin meluas hingga mencapai sekitar 10 hektare. Tanah yang sebelumnya retak, kini amblas dengan kedalaman yang bervariasi, mengancam keselamatan warga setempat.
Menurut Kepala Desa Ngrandu, Suparni, sebanyak 43 kepala keluarga yang terdiri dari 119 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman setelah tanah di RT 18 Dusun Depok semakin retak dan amblas. “Karena semakin luas, disarankan agar seluruh warga mengosongkan rumah dan mengungsi,” jelas Suparni. Warga mulai mengemas barang-barang mereka seperti pakaian, perabotan rumah tangga, serta hewan ternak menuju pos pengungsian yang telah disediakan.
Pada hari yang sama, barang-barang yang telah dikumpulkan di posko awal diangkut ke lokasi yang lebih aman dengan menggunakan mobil bak terbuka. Warga mengungsi ke rumah saudaranya, sementara pemerintah setempat menyiapkan tiga titik pengungsian untuk menampung korban bencana.
Bencana tanah gerak dan longsor di Desa Ngrandu dimulai setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Minggu, 15 Desember 2024, hingga malam hari. Pada Senin dinihari, tanah mulai retak dari sisi atas dan menyebabkan belasan keluarga mengungsi. “Awalnya itu retak di sisi atas, dan masih sedikit yang mengungsi,” kata Sarkun, seorang tokoh warga. Namun, situasi semakin memburuk pada malam hari, dengan tanah retak yang semakin meluas dan amblas di banyak titik.
Baca juga: Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Karo, 10 Orang Dilaporkan Hilang
Sarkun menjelaskan bahwa seluruh rumah di RT 18 kini tidak dapat ditempati karena jalan desa dan permukiman sudah mengalami retakan dan amblas. “Satu rumah di atas sekarang kondisinya sudah miring,” ujarnya.
Menanggapi situasi darurat ini, pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek segera mendirikan posko terpadu di lapangan Desa Ngrandu. Di lokasi pengungsian, tenda besar didirikan untuk menampung warga yang terdampak bencana, dilengkapi dengan fasilitas seperti lampu penerang, jaringan internet, layanan medis, serta dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.
“Kami imbau kepada masyarakat agar tetap waspada, karena cuaca masih sering hujan dan kondisi tanah di titik lokasi masih labil,” kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono. Masyarakat diminta untuk terus memperhatikan tanda-tanda gejala tanah gerak agar dapat menghindari bahaya yang lebih besar.
jfo | bkb
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…