Keajaiban Negeri Kita

redaksi bakaba

Jebolan dalam atau luar negeri tidak masalah. Karir bisa diciptakan seperti Moto Pegadaian: Memecahkan Masalah Tanpa Masalah.

wakatobi-Monica-Volpin-Pixabay
wakatobi-Monica-Volpin-Pixabay
Syaifoel Hardy
Syaifoel Hardy

Keajaiban Negeri – Ada yang menarik dari Kabinet Jokowi Jilid ke-2 ini. Dari 36 orang Menteri yang ditunjuk, 15 orang (41.6%) di antaranya jebolan luar negeri. Dari 15 orang tersebut, lulusan USA sangat mendominasi (73.3%). Yang lain, 4 orang, lulusan Swiss, Jerman, Tunisia dan New Zealand, masing-masing hanya satu orang (6.6%).

Ini sebagai bukti kuat dan harus kita akui, bahwa kuliah dan lulus dari kampus luar negeri sangat menjanjikan. Orang kita masih ‘gila’ dengan gelar luar negeri. Dengan kata lain, kita tidak bisa menolak, kenyataan, bahwa peran Bahasa Inggris sangat besar dan digandrungi oleh mayoritas masyarakat kita khususnya kalangan elit.

Oleh karenanya, tidak berlebihan, kalau mau berkarir, mengincar jabatan di elit politik, belajarlah ke luar negeri. Di negeri ini, orang masih masih ‘demen’ dengan gelar panjang. Orang kita mendewakan gelar ketimbang kerja nyata.

Namun jangan kuatir, meskipun di satu sisi kita ‘edan-edanan’ dengan rentetan gelar berbahasa asing, di sisi lain kita punya sejumlah keajaiban. Meskipun lulus SMU, ternyata boleh jadi presiden. Meski PNS dibatasi hanya umur 35 maksimal, usia di atas 70 tahun, kita masih berpeluang jadi wakil presiden.

Lulusan SMA pun diizinkan jadi menteri. Punya kasus di Ikatan Dokter Indonesia, bisa duduki jabatan Menteri Kesehatan. Dipecat dari TNI, eh, malah diangkat jadi Menhan. Jenderal Bintang Satu, koq bisa loncat jadi Bintang Empat?

Meski pernah dijerat pidana dan pernah masuk penjara, bisa ikutan Caleg boleh tuh! Jadi Menteri Agama, tidak harus berpredikat Ulama. Menteri Pendidikan sekarang, ternyata bos nya GoJek, Go Pay, Go Food. Walaupun banyak utang, tetap bertahan jadi Menteri Keuangan. Bahkan di negeri +62 ini, dokumen bisa ditanda-tangani tanpa dibaca terlebih dahulu, tidak masalah! Luar biasa!

Intinya, pintu karir terbuka lebar, dari yang hanya sekolah SMU, hingga jebolan S3. Punya kasus pidana atau tidak, pernah dipenjara atau belum, semua boleh berkarir. Jebolan dalam atau luar negeri tidak masalah. Karir bisa diciptakan seperti Moto Pegadaian: Memecahkan Masalah Tanpa Masalah.

Negeri kita ini memang luar biasa. Banyu (air) saja, bisa wangi (Banyuwangi). Boyo (Buaya) lupa (Boyolali). Pulau, Lombok. Batu, Palu, Pare segede kota. Bakso Setan. Kancil Nyolong Timun, Joko Kendil, Mangku Bumi, Segoro (Laut) Anakan. Bumi Ayu, Bondo Nekad, Janji Gombal, Kopi Kapal Api, Singo Edan, Mental Tempe, Buaya Darat, Panji Tengkorak. Jangan lupa, ada Gajah Duduk, Rai Gedeg (Wajah dari Bambu), hingga Rayuan Pulau Kelapa.

Jangan stress. Bersyukurlah.(*)

Malang, 25 Oktober 2019
*)Penulis – Syaifoel Hardy, Dosen tidak tetap, Trainer, Pengasuh Indonesian Nursing Trainers di Malang
**)Gambar oleh Monica Volpin dari Pixabay

Advertisement
Next Post

MerawaHijau: Korban 'Generation Gap'?

Saya juga akan memberitahu mereka bahwa dunia sekarang penuh tipu daya. Dunia digital, komunikasi berbasis internet pada suatu saat akan melahirkan bencana komunikasi yang membuat mereka tak lagi berarti sebagai manusia.
MerawaHijau - Jebakan Hutang Kapitalis Gambar oleh Rilsonav dari Pixabay