Ilustrasi Jalan Tol Fungsional - SImpang Susun Tol - Gambar oleh Steven Liao dari Pixabay
bakaba.co, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membuka ruas jalan tol fungsional sepanjang 120,4 kilometer (km) untuk mendukung kelancaran arus liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rapat kabinet, Selasa (2/12/2024).
Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan bahwa Presiden Prabowo meminta agar persiapan menghadapi Nataru dilakukan secara maksimal melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga.
“Kami pastikan masyarakat dapat menikmati liburan akhir tahun dengan aman, tertib, dan lancar. Momentum ini juga mendukung peningkatan perekonomian,” ujar Dody.
Sejumlah ruas tol yang akan dibuka untuk jalan tol fungsional sementara mencakup 90,42 km di Pulau Sumatera dan 29,98 km di Pulau Jawa. Berikut daftar ruas tol tersebut:
Kementerian PUPR menghentikan sementara pekerjaan preservasi jalan tol dan jalan nasional sejak H-10 Nataru, yakni 15 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. Semua ruas jalan tol akan dipastikan dalam kondisi baik dan bebas lubang.
Sebanyak 124 rest area (TIP) di seluruh ruas jalan tol juga disiapkan untuk mendukung kenyamanan pengguna jalan.
Tanggapan Darurat dan Pencegahan Bencana
Mengantisipasi potensi bencana selama liburan, Kementerian PUPR telah mengidentifikasi 550 titik rawan longsor dan 298 titik rawan banjir. Selain itu, 393 posko tanggap darurat, 440 unit alat berat, serta 137 titik material disiagakan.
“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Korlantas, BMKG, BNPB, BUJT, dan lembaga terkait lainnya,” jelas Dody.
rst | bkb
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…