Insiden tabrakan pesawat di Bandara Nasional Reagan
bakaba.co, Washington DC – Sebuah insiden tabrakan mematikan antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter militer Black Hawk terjadi di Bandara Nasional Reagan, Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (29/1/2025) malam waktu setempat. Insiden ini menewaskan seluruh 67 orang di dalam kedua kendaraan udara tersebut, termasuk 64 penumpang dan awak pesawat serta tiga personel militer AS di helikopter.
Menurut laporan keselamatan awal Otoritas Penerbangan Federal (FAA), kekurangan staf pada menara pengawas lalu lintas udara (ATC) di Bandara Nasional Reagan diduga menjadi faktor penyebab insiden tabrakan pesawat ini. Laporan tersebut, seperti dikutip dari New York Times dan dilansir AFP, menyebutkan bahwa penetapan staf pada menara ATC “tidak normal untuk waktu dan volume lalu lintas udara” saat insiden terjadi.
“Operator pengendali lalu lintas udara yang menangani helikopter di sekitar bandara pada malam itu juga menginstruksikan pesawat yang melakukan pendaratan dan lepas landas. Pekerjaan ini biasanya ditugaskan kepada dua operator, bukan satu,” jelas laporan FAA.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Muan, 177 Tewas, 2 Orang Masih Hilang
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) belum menentukan penyebab pasti insiden ini. Todd Inman, salah satu anggota NTSB, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berspekulasi hingga penyelidikan selesai dilakukan.
Insiden terjadi ketika pesawat penumpang jenis Bombardier CRJ700, yang dioperasikan oleh PSA Airlines (anak perusahaan American Airlines Group), hendak mendarat di Bandara Nasional Reagan usai terbang dari Wichita, Kansas. Pesawat tersebut bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS di udara.
Bandara Nasional Reagan terletak dekat pusat kota Washington DC, tidak jauh dari Gedung Putih dan Pentagon. Wilayah udara di ibu kota AS ini dikenal sangat sibuk, dengan lalu lintas pesawat sipil dan militer yang padat.
Hassan Shahidi, kepala eksekutif Flight Safety Foundation, menyatakan bahwa masih banyak spekulasi terkait insiden ini. “Penyelidikan belum benar-benar dimulai. Ada shift yang berbeda, dan staf yang tepat diperlukan untuk mengatur lalu lintas udara,” ujarnya.
Mantan penyelidik NTSB, Greg Feith, mengungkapkan bahwa helikopter Black Hawk yang terlibat insiden melampaui batas ketinggian aman. “Batas atas di rute tersebut adalah 200 kaki, tetapi helikopter berada hampir 200 kaki di atasnya,” jelas Feith.
Data radar menunjukkan helikopter tersebut berada pada ketinggian sekitar 300 kaki, melebihi batas yang ditetapkan. “Mengapa mereka melenceng dari batas ketinggian, padahal mereka sangat disiplin? Ini akan menjadi fokus penyelidikan,” tambah Feith.
FAA telah menutup sementara landasan pacu 33 di Bandara Nasional Reagan hingga Sabtu (1/2/2025) pukul 18.00 waktu setempat. Landasan pacu ini merupakan landasan sekunder yang sering digunakan untuk menjaga laju kedatangan dan keberangkatan pesawat.
Insiden ini menjadi peringatan serius bagi industri penerbangan AS, terutama terkait manajemen lalu lintas udara dan keamanan operasional di bandara-bandara sibuk seperti Bandara Nasional Reagan.
hgr | bkb
KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…
“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…
“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…
Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”
"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.
"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…